TEMPO Interaktif, Jakarta: Dua jam itu begitu berarti bagi masyarakat umum di Hari Raya Idul Fitri 1424 hijriah, Selasa (25/11). Maklum, bayangan orang harus berpakaian necis, lengkap dengan sepatu mengkilap dalam tiap kunjungan ke Istana Negara, sesaat hilang. Yang ada hanyalah masyarakat dari berbagai kalangan dengan berbagai penampilan berkerumunan di Istana Negara, sekadar menemui dan bersilaturahmi dengan Presiden Megawati Soekarnoputri beserta suaminya Taufik Kiemas. Pengalaman pertama ini dirasakan Simwan yang sehari-hari bekerja mengumpulkan barang-barang bekas dari berbagai tempat untuk kemudian dikumpulkan kepada agennya. "Saya baru kali ini menginjakkan kaki di istana," kata pria 30-an tahun itu. Simwan hanya mengenakan kaos putih pudar yang dipenuhi goresan kotoran. Jemari kakinya berlomba keluar dari sepatu olahraga butut yang dikenakannya. "Saya ingin bertemu Mega," kata Simwan yang mengaku tinggal di kolong jembatan Juanda itu. "Semalam saya nonton televisi, disuruh datang, ya saya datang," katanya. Sementara, ada juga keluarga yang kerap datang ke istana di tiap Idul Fitri. Udin beserta kedua adik, ibu dan neneknya, rela berdesakan dan menunggu lama, demi keinginan bertemu presiden. Selain pribadi dan keluarga, kelompok rombongan juga ada, seperti sekolah dasar (SD) Kristen Triana Bekasi. Dipandu tiga guru, 17 anak berseragam Pramuka ikut berbaris dalam antrian. Kericuhan kecil sempat terjadi, saat massa massa yang sudah mengantri lama dan merasa panas, terdorong-dorong. Massa berteriak-teriak minta dibukakan pintu oleh petugas protokol yang berjaga. Banyak anak kecil dan ibu-ibu yang setengah menangis karena terdorong dan terjepit massa yang saling mendorong untuk mendekati bibir pagar. Untuk menyelamatkan beberapa anak, petugas harus membantu menggendongnya agar selamat dari desakan. Alhasil, sempat banyak anak kecil yang dikumpulkan di satu pojok luar istana, sementara terpisah dari orang tua mereka yang masih mengantri.Berdasarkan catatan Biro edia dan Protokol Istana, tiap menitnya 40 orang mengantri untuk dapat bersalaman dengan Presiden. Padahal, untuk bersalaman mereka harus antri begitu lama. Tidak jarang teriakan "hu" terdengar saat petugas protokol memberi peringatan untuk berbaris rapi dan masuk satu persatu. Setelah bersalaman pun mereka langsung mendapatkan makanan kecil. Anastasya - Tempo News Room
Berita terkait
Budi Arie Jawab Kekhawatiran Soal Keamanan Data Starlink
14 menit lalu
Budi Arie Jawab Kekhawatiran Soal Keamanan Data Starlink
Starlink sudah resmi dipakai di Indonesia, tapi keamanan data pribadi pengguna diduga belum terjamin.