TEMPO Interaktif, Jakarta - Terdakwa kasus terorisme, Abu Bakar Ba'asyir mengaku bingung dengan dakwaan yang disampaikan jaksa penuntut umum terhadap dirinya. "Ustad bingung dia ini didakwa apa," ujar pengacara Ba'asyir, M Assegaf, usai sidang perdana Ba'asyir di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (14/2).
Dalam sidang, jaksa menuntut Ba'asyir dengan tujuh pasal berlapis. Pimpinan Jamaah Anshorut Tauhid ini dituding merencanakan, membantu, mendanai dan melakukan provokasi atas sejumlah aksi terorisme. Jaksa juga menuding Ba'asyir berperan besar dalam aksi pelatihan militer di Pegunungan Jalin Jantho, Aceh Besar, Nangroe Aceh Darusalam, Februari 2010 lalu. Ba'asyir juga diduga melakukan indoktrinasi yang membenarkan penjarahan harta kekayaan orang lain untuk pembiayaan jihad.
Asegaf mengatakan, kepada tim pengacara, Ba'asyir mengatakan tak tahu perbuatan apa yang dimaksud dalam dakwaan jaksa kepada dirinya karena cerita yang dirangkai tumpang tindih. "Ada perbuatan di Aceh, di Medan, dirangkai sedemikian rupa sehingga ustad bingung," ujar Assegaf. Kebingungan Ba'asyir ini disampaikan kepada pengacaranya, usai sidang.
Berdasarkan pantauan Tempo, Ba'asyir memang sempat terlihat berdiskusi dengan tim pengacaranya usai pembacaan dakwaan. Ba'asyir, lanjut Assegaf, berencana menyiapkan nota keberatan terhadap dakwaan ini. "Tapi kami tadi mengingatkan ustad untuk memahami perbedaan nota keberatan dan nota pembelaan. Jangan sampai belum apa-apa ustad sudah melakukan pembelaan," ujarnya.
Febriyan
