Pengadilan Soeharto Tergantung Rekomendasi Tim Dokter

Reporter

Editor

Kamis, 20 November 2003 13:26 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Proses pengadilan terhadap mantan Presiden Soeharto tergantung pada rekomendasi tim dokter yang merawat Soeharto. Ini dikatakan Jaksa Penuntut Umum Kejaksaan Agung untuk kasus dugaan korupsi yang dilakukan oleh Soeharto, Muchtar Arifin, kepada pers di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta, Jum’at (15/6).

Muchtar berada di RSPP untuk melihat perkembangan kesehatan Soeharto yang Jumat ini sudah diperbolehkan pulang, setelah menjalani operasi pemasangan alat pacu jantung permanen.

Menurut Muchtar, beberapa waktu yang lalu Mahkamah Agung telah memerintahkan kepada Jaksa Penuntut Umum Kejaksaan Agung untuk melakukan pengobatan sampai Soeharto sembuh dengan biaya negara. Setelah itu, jika Soeharto sudah sembuh, ia dapat disidangkan. “Yang tahu layak atau tidak itu kan tim mendis, jadi kami akan selalu mengacu rekomendasi mereka (tim dokter),” kata Muchtar.

Sementara itu pada kesempatan yang sama, gabungan Tim dokter RSPP, RSCM, dan RS Harapan Kita dan Dokter Pribadi yang terdiri dari Dr. Miftah Suryadi Praja, Dr. Harsono Martowiyono, Dr. Juniarti Hatta, Dr. Teguh Ranakusumah, Dr. Suryo Atmojo, Dr. Joko Margono, mengadakan jumpa pers soal kesehatan Soeharto. Mereka secara bergantian menjelaskan kronologi perawatan Soeharto.

Awalnya pada tanggal 12 Juni, tim dokter tersebut mendatangi rumah Soeharto di Jalan Cendana, Jakarta Pusat. Saat itu mereka memeriksa denyut nadi Soeharto yang ternyata melemah, berkisar antara 30-40 denyut (pulsa) per menit. Padahal, normalnya untuk orang seusia Soeharto, denyut nadi tersebut 70-80 denyut per menit. Tim Dokter kemudian memutuskan agar Soeharto segera dibawa ke rumah sakit untuk menjalani perawatan.

Menurut Ketua Tim Dokter, Ichramsyah, Soeharto dibawa ke rumah sakit dengan menggunakan kursi roda dalam keadaan sadar dan dengan denyut nadi yang sangat rendah. “Itu untuk membatasi aktivitas fisik,” kata dia.

Advertising
Advertising

Selanjutnya Dr. Juniarti Hatta menjelaskan adanya stroke yang berulang yang dialami Soeharto beberapa waktu sebelumnya yang menyebabkan lemahnya denyut nadi mantan presiden kedua Indonesia itu. Apalagi, kata dia, Soeharto juga menderita penyakit lain seperti diabetes dan ginjal.

Untuk perawatan lanjutan, tim dokter memutuskan agar Soeharto menjalani Terapi Rekreatif yaitu dikunjungi oleh kerabatnya (saudaranya). Hal ini penting untuk ketenangan jiwa Soeharto. Kemudian saat Soeharto tiba dirumah sakit, tim dokter melakukan rapat dan memutuskan untuk memasang alat pemacu jantung di bahu kanan yang jaraknya empat centimeter dari jantung.

Alat pacu tersebut berasal dari Amerika dan bernama Pacemaker Single Chamber VVIR seharga Rp 30 juta dengan bentuk bulat pipih dan berat 21 gram. Alat tersebut bisa bertahan kira-kira 20 tahun dan berguna untuk mengontrol denyut nadi Soeharto. Kelemahan alat ini hanya berpengaruh oleh aktivitas fisik saja, sedangkan aktivitas emosional tidak mempengaruhi alat tersebut.

Setiap enam bulan, alat tersebut harus dicek termasuk kondisi Soeharto yang menggunakannya. Alat itu tetap bertahan di tubuh Soeharto karena, apabila tidak, akan terjadi hal-hal buruk. Tim Dokter selanjutnya tetap memberikan laporan rutin tertulis kepada Kejaksaan Agung setiap satu bulan. Rencananya pada hari Minggu tim dokter ini akan ke Cendana untuk mengecek kondisi Soeharto. (Nurakhmayani)

Berita terkait

Hakim Arsul Sani Singgung Suara Siluman di Sidang Sengketa Pileg

56 detik lalu

Hakim Arsul Sani Singgung Suara Siluman di Sidang Sengketa Pileg

Hakim MK Arsul Sani menyorot suara siluman dalam pemilihan DPRD Papua Barat.

Baca Selengkapnya

Cara Tutup Akun Gojek secara Permanen, Bisa Dilakukan Online

3 menit lalu

Cara Tutup Akun Gojek secara Permanen, Bisa Dilakukan Online

Ada beberapa cara tutup akun Gojek yang bisa dilakukan. Penutupan akun bisa dilakukan apabila Anda berencana mengganti layanan. Ini caranya.

Baca Selengkapnya

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

5 menit lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

Alasan Pengadilan Negeri Solo Tolak Gugatan Wanprestasi Almas Tsaqibbirru terhadap Gibran

12 menit lalu

Alasan Pengadilan Negeri Solo Tolak Gugatan Wanprestasi Almas Tsaqibbirru terhadap Gibran

Putusan Majelis Hakim itu diambil dengan pertimbangan dan pendapat bahwa gugatan yang diajukan Almas terhadap Gibran bersifat Vexatious Litigation.

Baca Selengkapnya

Dahnil Anzar Ungkap Rencana Prabowo Mau Buat Presidential Club

13 menit lalu

Dahnil Anzar Ungkap Rencana Prabowo Mau Buat Presidential Club

Prabowo ingin para mantan presiden Republik Indonesia rutin bertemu dalam wadah presidential club.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Israel dan Sekutunya Takut pada ICC

18 menit lalu

Ini Alasan Israel dan Sekutunya Takut pada ICC

ICC dapat mengakhiri impunitas selama puluhan tahun dengan mendakwa para pejabat tinggi keamanan Israel atas perang di Gaza.

Baca Selengkapnya

Hammersonic Festival 2024 Siap Guncang Jakarta, Angkat Tema The Majestic Fellowship

19 menit lalu

Hammersonic Festival 2024 Siap Guncang Jakarta, Angkat Tema The Majestic Fellowship

Hammersonic Festival 2024 siap digelar di Pantai Carnaval, Ancol pada 4-5 Mei dengan menampilkan band metal dan rock internasional maupun lokal.

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Gregoria Mariska Tunjung Kalahkan Ratchanok Intanon, Indonesia vs Thailand 1-0

29 menit lalu

Hasil Piala Uber 2024: Gregoria Mariska Tunjung Kalahkan Ratchanok Intanon, Indonesia vs Thailand 1-0

Gregoria Mariska Tunjung menyumbang poin pertama untuk Indonesia saat menghadapi Thailand di Piala Uber 2024 usai mengalahkan Ratchanok Intanon.

Baca Selengkapnya

BNPB: Pemerintah Terus Upayakan Evakuasi 9.000 Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

34 menit lalu

BNPB: Pemerintah Terus Upayakan Evakuasi 9.000 Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Pemerintah akan mengambil langkah permanen untuk memindahkan permukiman warga, khususnya di Pulau Ruang, pulau utama di kaki Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

Hardiknas 2024, JPPI Beberkan 8 Tantangan Program Merdeka Belajar

41 menit lalu

Hardiknas 2024, JPPI Beberkan 8 Tantangan Program Merdeka Belajar

Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) mendorong evaluasi program Merdeka Belajar dalam peringatan Hardiknas 2024.

Baca Selengkapnya