Khudori: Kita Bukan Krisis Pangan, Tapi Ada Gejolak Harga

Reporter

Editor

Minggu, 6 Februari 2011 19:41 WIB

Menteri Perdagangan Marie Elka Pangestu sidak di Pasar Induk Kramat Jati Jakarta Timur,(4/9).Bahan pokok dan stok pangan aman. Tempo/Arnold S
TEMPO Interaktif, Jakarta - Pengamat Pertanian Khudori mengatakan, tanda-tanda krisis pangan saat ini tidak nampak. Yang terjadi adalah gejolak atau fluktuasi harga pangan. Hal ini disampaikan Khudori dalam acara diskusi "Politik Ketahanan Pangan Nasional" di Gedung DPP PKB, Jalan Raden Saleh No. 9, Jakarta, Ahad (6/2).

Khudori menjelaskan, terdapat beberapa faktor yang menjadi pemicu krisis pangan. Antara lain, kegagalan produksi pangan negara produsen pangan dunia, ekspektasi pasar menurun, kegagalan pangan yang dibarengi dengan kebijakan negara pengekspor dengan menutup ekspor, terjadi krisis energi, dan spekulasi tinggi di pasar komuditas.

Fluktuasi harga pangan dunia, kata Khudori, terjadi karena beberapa negara pengekspor pangan dunia mengalami bencana alam. Di antaranya, Australia, Brazil, dan Cina. Australia, AS, dan Eropa merupakan produsen 65 persen pangan dunia.

Khudori menambahkan, indeks harga pangan, menurut data Food and Agriculture Organization (FAO) per Januari sudah mencapai angka 231. Angka ini lebih tinggi daripada saat dunia mengalami krisis pangan dengan nilai 213,5.

Menurut Khudori, di Indonesia sendiri tidak ada keluhan masalah pasokan. "Yang terjadi di Indonesia adalah krisis daya beli," ujar Khudori. Ia juga menilai harga beras domestik terhitung sangat tinggi jika dibandingkan dengan pasar dunia. Ia menyayangkan pemerintah yang tidak bisa mengendalikan harga pangan.

Khudori juga mempertanyakan data bahwa cadangan beras pada periode September 2010 sebesar 1,5 juta ton, lalu menyusut menjadi 0,9 juta ton pada Oktober 2010. Ia mencurigai bulog bermain-main agar mendapat lisensi impor.

Agar tidak terjadi krisis pangan, Khudori menambahkan bahwa pemerintah harus mengamankan panen raya pada Febuari sampai Mei nanti.

Anggota Dewa Suro Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Mufid Busyari, menyatakan, Indonesia sudah mengalami ketergantugan pada impor pangan. "Pangan akan berakibat pada kesejahteraan rakyatnya dan akan berakibat pada kedualatan pangan dan akan ke kedaulatan politik," kata Mufid.

Irvan Wiradinata

Berita terkait

Jokowi Tinjau Pasar di Karawang: Stok dan Harga Bahan Pokok Baik

9 hari lalu

Jokowi Tinjau Pasar di Karawang: Stok dan Harga Bahan Pokok Baik

Jokowi juga menyebut harga sejumlah bahan pokok mengalami penurunan.

Baca Selengkapnya

Beras SPHP Naik, Pengamat: Perlu Penyesuaian Agar Disparitas Harga Tak Jauh

11 hari lalu

Beras SPHP Naik, Pengamat: Perlu Penyesuaian Agar Disparitas Harga Tak Jauh

Pemerintah melalui Perum Bulog menaikkan harga eceran tertinggi atau HET untuk beras SPHP, dari Rp10.900 menjadi Rp12.500 per kilogram sejak 1 Mei 2024

Baca Selengkapnya

Harga Beras SPHP Naik jadi Rp 12.500 per Kilogram, Bapanas Beberkan Alasannya

12 hari lalu

Harga Beras SPHP Naik jadi Rp 12.500 per Kilogram, Bapanas Beberkan Alasannya

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo buka suara soal naiknya harga beras merek SPHP.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Penjelasan Bulog atas Harga Beras Mahal, Viral Tas Hermes hingga Kekayaan Dirjen Bea Cukai

12 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Penjelasan Bulog atas Harga Beras Mahal, Viral Tas Hermes hingga Kekayaan Dirjen Bea Cukai

Penjelasan Bulog atas harga beras yang tetap mahal saat harga gabah terpuruk.

Baca Selengkapnya

Bulog Beberkan Alasan Penyerapan Jagung Belum Maksimal

14 hari lalu

Bulog Beberkan Alasan Penyerapan Jagung Belum Maksimal

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi membeberkan alasan penyerapan jagung dari petani hingga kini masih terkendala.

Baca Selengkapnya

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

14 hari lalu

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

Diretur Utama Bulog, Bayu Krisnamurthi menjelaskan penyebab masih tingginya harga beras meskipun harga gabah di petani murah.

Baca Selengkapnya

Bulog Salurkan Bantuan Pangan di Jakarta Selatan

14 hari lalu

Bulog Salurkan Bantuan Pangan di Jakarta Selatan

Perum Bulog menyalurkan Bantuan Pangan Tahap II berupa beras kepada keluarga penerima manfaat (KPM) di Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya

Harga Gabah Anjlok, Kemendag: Gara-gara Panen Raya

23 hari lalu

Harga Gabah Anjlok, Kemendag: Gara-gara Panen Raya

Harga gabah anjlok menjadi Rp 4.500 per kilogram. Kemendag sebut gara-gara panen raya.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

23 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

24 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya