Perguruan Tinggi Muhammadiyah Diminta Buka Posko Aduan Kebohongan  

Reporter

Editor

Sabtu, 22 Januari 2011 12:02 WIB

Sejumlah tokoh yang tergabung dalam Badan Pekerja Gerakan Tokoh Lintas Agama Melawan Kebohongan, dari kanan, Executive Director Walhi, Berry Nahdian Forqan, Direktur Eksekutif Lingkar Madani, Ray Rangkuti, Dewan Pembina Maarif Institute, Deddy Julianto, Ketua Institut Hijau Indonesia, Chalid Muhammad, Direktur Eksekutif Maarif Institute, Fajar Riza Ul Haq , Mantan Ketua Divisi Polhukam Kontras, Erwin Partogi dan Sekjen KIARA, Riza Damanik, saat mendeklarasikan Rumah Pengaduan Kebohongan Publik (RPKP) di Maarif Institute, Jakarta. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO Interaktif, Jakarta - Sekitar 155 perguruan tinggi Muhammadiyah (PTM) yang tersebar di seluruh wilayah di Indonesia diminta membuka posko pengaduan anti kebohongan pemerintah. Instruksi itu telah disampaikan Ketua Umum PP Muhammadiyah Dien Syamsudin.

"Pak Dien telah menginstruksikan seluruh rektor PTM supaya membuka posko pengaduan kebohongan publik," kata Endang Tirtana, anggota Badan Pekerja Gerakan Tokoh Lintas Agama Melawan Kebohongan Publik, Sabtu (22/1).

Endang yakin, seluruh PTM telah menerima instruksi itu. Bahkan, rektor PTM di wilayah Jabodetabek telah bertemu langsung Dien Syamsudin, dan mendapat instruksi supaya melayani pengaduan terkait kebohongan pemerintah.

Peran PTM di sejumlah daerah, kata Endang, diharapkan menjangkau masyarakat yang jauh dari pusat kekuasaan. Apapun keluhan warga, bisa disampaikan lewat posko itu, dan disalurkan ke pemerintah.

Posko anti kebohongan hadir setelah sejumlah tokoh lintas agama, pada 10 Januari lalu, merilis pernyataan terkait 18 kebohongan lama dan kebohongan baru pemerintah di bawah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Advertising
Advertising

Aksi itu melecut reaksi Presiden yang merasa tersinggung dengan kata 'Bohong'. Presiden kemudian mengundang para tokoh lintas agama itu ke Istana Negara, pada 17 Januari lalu, namun tidak menghasilkan kata kesepakatan. Hingga Jumat sore, sudah masuk 26 keluhan warga yang merasa diperlakukan tidak adil pemerintah.

Menurut Endang, posko pengaduan tidak punya maksud politis apapun, apalagi memakzulkan Presiden. "Ini murni gerakan moral," katanya.

Namun, Endang melanjutkan, jika masyarakat menangkap aksi pembentukan posko sebagai sprit melakukan perubahan itu hal yang sah sebagai efek dari gerakan. "Yang jelas kami tidak melakukan aksi masif," katanya.

HAMLUDDIN

Berita terkait

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

1 hari lalu

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

Aspebindo mendukung rencana pemerintah membagikan izin usaha pertambangan (IUP) kepada ormas keagamaan. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Baznas - Muhammadiyah Gulirkan Program Pengembangan SDM Unggul

3 hari lalu

Baznas - Muhammadiyah Gulirkan Program Pengembangan SDM Unggul

Kolaborasi antara Baznas dengan Muhammadiyah dalam pemanfaatan dana zakat, bisa memberikan manfaat yang besar bagi kepentingan umat

Baca Selengkapnya

Jika Prabowo Tunjuk Mendikbud dari Muhammadiyah, Darmaningtyas: Tak Masalah, Asal...

4 hari lalu

Jika Prabowo Tunjuk Mendikbud dari Muhammadiyah, Darmaningtyas: Tak Masalah, Asal...

Darmaningtyas mengatakan tak masalah jika Mendikbud era Prabowo dari Muhammadiyah, asal tokoh tersebut berlatar belakang dunia pendidikan.

Baca Selengkapnya

Kata Ketum Muhammadiyah Soal Gugatan PDIP di PTUN

5 hari lalu

Kata Ketum Muhammadiyah Soal Gugatan PDIP di PTUN

Apa kata Ketum Muhammadiyah soal gugatan PDIP di PTUN?

Baca Selengkapnya

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Pemenang Pilpres 2024, Ini Tanggapan PBNU, PP Muhammadiyah hingga Kadin

8 hari lalu

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Pemenang Pilpres 2024, Ini Tanggapan PBNU, PP Muhammadiyah hingga Kadin

Reaksi PBNU, PP MUhammadiyah, Kadin Terhadap Penetapan Prabowo - Gibran Pemenang Pilpres 2024 oleh KPU

Baca Selengkapnya

Tanggapan Demokrat dan Muhammadiyah Soal Kabinet Prabowo-Gibran

8 hari lalu

Tanggapan Demokrat dan Muhammadiyah Soal Kabinet Prabowo-Gibran

Muhammadiyah menyatakan belum ada pembahasan soal formasi kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Respons PBNU dan Muhammadiyah terhadap Putusan MK

9 hari lalu

Respons PBNU dan Muhammadiyah terhadap Putusan MK

Haedar Nashir puji Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud yang menerima hasil putusan MK.

Baca Selengkapnya

Kata Ketum PP Muhammadiyah Soal Sikap Ganjar dan Anies Terkait Putusan MK

10 hari lalu

Kata Ketum PP Muhammadiyah Soal Sikap Ganjar dan Anies Terkait Putusan MK

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir angkat bicara ihwal putusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal sengketa hasil Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Putusan Sengketa Pilpres 2024, Din Syamsuddin: Apapun Keputusannya Bukan Kiamat

11 hari lalu

Putusan Sengketa Pilpres 2024, Din Syamsuddin: Apapun Keputusannya Bukan Kiamat

Din Syamsuddin meminta agar masyarakat menahan diri atas apapun keputusan Mahkamah Konstitusi dalam sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

H-3 Putusan Sengketa Pilpres: Demo AMIN hingga Karangan Bunga Pendukung Prabowo-Gibran

14 hari lalu

H-3 Putusan Sengketa Pilpres: Demo AMIN hingga Karangan Bunga Pendukung Prabowo-Gibran

H-3 putusan sengketa Pilpres 2024 di MK terjadi demo, pengiriman karangan bunga hingga keamanan diperketat.

Baca Selengkapnya