Rata-rata Mahasiswa S1 Reguler UI Bayar Rp 3 Juta Per Semester

Reporter

Editor

Selasa, 11 Januari 2011 11:13 WIB

Gedung Rektorat Universitas Indonesia. TEMPO/Gunawan Wicaksono

TEMPO Interaktif, Jakarta - Biaya pendidikan per semester dari mahasiswa Program S1 Reguler Universitas Indonesia rata-rata hanya sebesar Rp 3.000.000 per semester. Jika dibandingkan dengan Student Unit Cost (SUC) maka nilai tersebut hanya sebesar11- 16 persen dari SUC tersebut.

Universitas Indonesia juga menyatakan telah melaksanakan kewajibannya selama ini dalam memberikan laporan keuangan kepada mahasiswa dan masyarakat melalui perwakilannya di Majelis Wali Amanat (MWA). Pernyataan itu menyusul permintaan Indonesian Corruption Watch (ICW).

"Sebagai badan publik milik negara, UI memiliki komitmen tinggi dalam menegakkan tata kelola yang baik dan transparan khususnya dalam hal pengelolaan keuangan, yaitu salah satunya penetapan biaya pendidikan mahasiswa atau yang dikenal dengan istilah student unit cost (SUC)," ujar Vishnu Juwono, Juru Bicara UI, dalam rilis yang diterima Tempo, Selasa (11/1).

Sebelumnya ICW menyatakan telah menerima laporan soal kejanggalan uang kuliah mahasiswa Universitas Indonesia (UI). ICW pun mendesak agar UI bersikap transparan soal penggunaan anggarannya. Hal ini disampaikan Peneliti Senior ICW Febri Hendri saat bertemu dengan pihak Rektorat UI, Kamis (16/122010).

Vishnu menjelaskan pada tahun 2008 dari hasil mekanisme penghitungan bersama yang dilakukan oleh segenap perwakilan sivitas akademika UI, termasuk elemen mahasiswa yang diwakili oleh Badan Eksekutif Mahasiswa UI dan Fakultas, maka UI menetapkan Biaya Pendidikan berdasarkan SUC per mahasiswa untuk Program Sarjana Bidang Eksakta sekitar Rp 27 juta per semester sedangkan untuk Program Noneksakta Rp 18 juta per semester, Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Gigi biaya pendidikan per mahasiswanya sebesar Rp 58 juta per semester.

Karena disadari beban itu masih terlalu besar, UI hanya membebankan 1/3 dari total biaya pendidikan tersebut kepada mahasiswa, sedangkan selebihnya yaitu sebesar 2/3 menjadi tanggung jawab UI dan pemerintah.

Dengan demikian mahasiswa UI membayar beban biaya pendidikan sesuai dengan penetapan biaya pendidikan standar (BP Standar) yakni sebesar Rp 7,5 juta per semester dan Uang Pangkal sebesar Rp 25 juta yang dibayarkan satu kali dalam masa pendidikan untuk bidang Eksakta. Sedangkan bidang Noneksakta dikenakan Rp 5 juta per semester dan Uang Pangkal Rp 10 juta yang dibayarkan satu kali dalam masa pendidikan.

Biaya pendidikan standar merupakan pedoman biaya pendidikan yang dibayarkan oleh mahasiswa yang berasal dari keluarga yang memiliki kemampuan keuangan membayar sebesar itu.

Karena menyadari bahwa variasi kemampuan keuangan keluarga mahasiswa sangat beragam, mulai dari rentang yang sangat mampu hingga yang sangat tidak mampu, UI pun memberlakukan sistem Biaya Operasional Pendidikan Berkeadilan (BOP Berkeadilan) khusus untuk untuk Progam S1 Reguler. Melalui sistem BOP Berkeadilan, mahasiswa bisa membayar BOP antara Rp 100 ribu - Rp. 7,5 juta untuk eksakta dan Rp 100 ribu - Rp 5 juta untuk non eksakta, sesuai dengan kemampuan masing-masing.

Advertising
Advertising

"Mekanisme ini sangat bertumpu pada kejujuran mahasiswa/orang tua dalam mengisi data kemampuan keuangan mereka, di mana data tersebut diolah dan dianalisis oleh Tim UI sehingga menjadi dasar menetapkan BOP masing-masing mahasiswa setiap tahun."

Dalam implementasinya, hanya sedikit mahasiswa Program S1 Reguler yang mampu membayar sebesar besaran maksimal BOP Berkeadilan. Bahkan selama tiga tahun terakhir sebanyak lebih dari 8.000 mahasiswa S1 reguler atau 59 persen membayar di bawah besaran maksimal BOP berkeadilan.

Bahkan hampir sebanyak 5.000 mahasiswa S1 reguler selama tiga tahun terakhir hanya membayar BOP berkeadilan di bawah Rp 2 juta, sehingga dengan penerapan sistem BOP berkeadilan tersebut maka pembayaran biaya pendidikan per semester dari mahasiswa/siswi Program S1 Reguler rata-rata hanya sebesar Rp 3 juta per semester. "Jika dibandingkan dengan Student Unit Cost (SUC) maka nilai tersebut hanya sebesar11-16 persen dari SUC tersebut," tulis Vishnu.

Selain itu, dalam menetapkan BP Program Sarjana (S1), UI membagi dalam dua kategori, yaitu S1 Reguler dan Non Reguler (Paralel, Ekstensi, KSDI, KKI). Adapun program sarjana non reguler, seperti program kelas pararel, Kelas Internasional, dan Ekstensi yang diterima melalui jalur Seleksi Masuk (SIMAK UI) akan dikenakan biaya pendidikan yang range nominalnya berkisar dari Rp 7,5 juta - Rp 8,5 juta (khusus program sarjana pararel dan ekstensi). Hal tersebut juga berlaku untuk untuk mahasiswa yang diterima pada program Kerjasama Daerah dan Industri (KSDI).

Sedangkan biaya pendidikan untuk kelas internasional akan dikenakan biaya yang lebih tinggi (disesuaikan dengan masing-masing jurusan) karena menggunakan kurikulum dan infrastruktur perkuliahan berstandar internasional.

Menurut Vishnu Juwono, berbagai skema pembebanan biaya pendidikan yang ditetapkan oleh UI,semata-mata dilakukan untuk menjamin bahwa seluruh mahasiswa yang menempuh studi di UI, dapat menikmati fasilitas serta infrastruktur pendidikan yang berkualitas dan komprehensif, namun dengan kemampuan pembayaran pendidikan yang rasional terkait kemampuan finansial penanggung jawab biaya pendidikan mahasiswa.

ERWIN Z

Berita terkait

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

13 jam lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

5 hari lalu

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

Program USAID ini untuk mempertemukan pimpinan universitas, mitra industri, dan pejabat pemerintah

Baca Selengkapnya

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

6 hari lalu

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Mau Kuliah di Fakultas Hukum, Apa yang Sebaiknya Disiapkan?

8 hari lalu

Mau Kuliah di Fakultas Hukum, Apa yang Sebaiknya Disiapkan?

Berminat menjadi sarjana hukum, tentu saja harus kuliah di fakultas hukum. Berikut yang perlu disiapkan calon mahasiswa hukum.

Baca Selengkapnya

5 Kampus Kedokteran Terbaik di Indonesia Versi QS WUR by Subject 2024

15 hari lalu

5 Kampus Kedokteran Terbaik di Indonesia Versi QS WUR by Subject 2024

QS World University Rankings atau QS WUR by Subject 2024 kembali menghadirkan daftar kampus dengan jurusan kedokteran terbaik di Indonesia.

Baca Selengkapnya

10 Program Studi Paling Ketat SNBP 2024 dari Berbagai Universitas

21 hari lalu

10 Program Studi Paling Ketat SNBP 2024 dari Berbagai Universitas

Panitia Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) mengumumkan 10 program studi paling ketat dalam SNBP) 2024. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Unika Santo Thomas Sumatera Utara Nyatakan Sihol Situngkir Tersangka TPPO Tak Lagi Jabat Rektor Sejak 2022

34 hari lalu

Unika Santo Thomas Sumatera Utara Nyatakan Sihol Situngkir Tersangka TPPO Tak Lagi Jabat Rektor Sejak 2022

"Bapak Sihol Situngkir sudah tidak menjabat lagi sebagai rektor di Unika Santo Thomas," kata Maidin,

Baca Selengkapnya

Ribuan Mahasiswa jadi Korban TPPO Berkedok Magang Ferienjob Jerman, Pakar: Kampus Tak Hati-Hati

35 hari lalu

Ribuan Mahasiswa jadi Korban TPPO Berkedok Magang Ferienjob Jerman, Pakar: Kampus Tak Hati-Hati

Pakar pendidikan menilai ribuan mahasiswa bisa menjadi korban TPPO berkedok magang ferienjob karena kesalahan kampus

Baca Selengkapnya

Ini Daftar Perguruan Tinggi yang Diduga Terlibat TPPO Berkedok Magang lewat Ferienjob di Jerman

36 hari lalu

Ini Daftar Perguruan Tinggi yang Diduga Terlibat TPPO Berkedok Magang lewat Ferienjob di Jerman

Ada sekitar 41 perguruan tinggi di Indonesia yang tercatat mengirimkan sejumlah mahasiswanya dalam program magang mahasiswa ke Jerman pada 2023.

Baca Selengkapnya

Korban Dugaan TPPO Mahasiswa Indonesia Magang di Jerman Disebut Banyak yang Belum Buka Suara

39 hari lalu

Korban Dugaan TPPO Mahasiswa Indonesia Magang di Jerman Disebut Banyak yang Belum Buka Suara

Direktur Beranda Perempuan Indonesia, Zubaedah, menyakini masih ada banyak penyintas dugaan TPPO bermodus mahasiswa magang di Jerman.

Baca Selengkapnya