Tato Berlambang Keraton, Tanda Warga Yogya Siap Berdarah  

Reporter

Editor

Minggu, 19 Desember 2010 15:55 WIB

Tatoo berlogo Keraton. TEMPO/MUH SYAIFULLAH

TEMPO Interaktif, Yogyakarta - Irawan Nugroho, 33 tahun, warga Kota Yogyakarta menyeringai saat seorang seniman tato menusukkan jarum. Jemari sang seniman memegang alat tato dengan jarum tajam dan membentuk lambang keraton Yogyakarta.

Darah yang mengalir saat terkena jarum diseka dengan kapas. Di atas tengkuknya, sebuah lambang keraton Ngayogyakarta menjadi kebanggaan tersendiri dan merupakan tanda kecintaannya kepada keraton.

“Kami rela berdarah untuk membela keistimewaan Yogyakarta. Ini kami tunjukkan karena kecintaan kami,” kata Iwan, panggilan Irawan sambil menyeringai saat ditato, Minggu (19/12).

Bertempat di pintu gerbang beteng Vredeburg yang berseberangan dengan Istana Kepresidenan Gedung Agung Yogyakarta itu, ada 10 seniman tato dari Java Tatoo Club dengan suka dan rela membuat tato berlambang keraton Yogyakarta dan Kadipaten Pakualam. Kedua lambang itu diibaratkan sebagai dwi tunggal kepemimpinan Yogyakarta yang saat ini menjabat Sultan dan Pakualam yang sekaligus menjadi Gubernur dan waki Gubernur Yogyakarta.

Suasana di lokasi pentatoan sangat ramai. Sebab berada di kawasan wisata Malioboro. Sehingga wisatawan yang berseliweran dipastikan penasaran dengan aksi para seniman itu. Bahkan tak sedikit wisatawan rela ditato lambang kerajaan dan kadipaten di Yogyakarta itu. Sedikitnya ada 25 orang yang suka dan rela ditato lambang keraton dan pakualam saat aksi tersebut digelar sejak pagi hingga siang hari.

Menurut Widihasto Wasono, penggerak massa dan seniman tato dan merangkap menjadi mater of ceremony (MC), aksi tato oleh para seniman itu merupakan protes warga Yogyakarta terhadap kesewenang-wenangan pemerintah pusat terhadap keistimewaaan Yogyakarta. Aksi “berdarah” itu, kata dia, tidak kalah dengan aksi cap jempol darah. Bahkan dengan ditato, orang juga merasakan sakit dan berdarah lebih banyak daripada cap jempol darah.

“Coba bayangkan, warga Yogya siap berdarah-darah, meskipun dilakukan dengan bentuk seni. Itulah orang Yogya, kesan berdarah-darah hilang diujudkan dengan tato,” kata dia.

Tato yang dibuat pun bukanlah tato yang temporer atau sementara. Melainkan tato permanen yang untuk menghapusnya pun harus mengeluarkan banyak biaya. Tindakan para seniman itu merupakan bentuk ekspresi seni yang berdasarkan kejengklelan mereka terhadap pemerintah yang selalu menyerang Yogyakarta dengan tidak mendengarkan aspirasi masayarakat.

MUH SYAIFULLAH

Berita terkait

Sultan Hamengku Buwono X Jawab Komentar Ade Armando Soal Dinasti: Silakan Diubah Undang-Undangnya

4 Desember 2023

Sultan Hamengku Buwono X Jawab Komentar Ade Armando Soal Dinasti: Silakan Diubah Undang-Undangnya

Sultan Hamengku Buwono X menyatakan dirinya hanya menjalani amanat undang-undang.

Baca Selengkapnya

Ribuan Orang Ramaikan Gelaran SiBakul Sport Fest 2023 Di Stadion Mandala Krida Yogyakarta

10 September 2023

Ribuan Orang Ramaikan Gelaran SiBakul Sport Fest 2023 Di Stadion Mandala Krida Yogyakarta

Dalam satu kegiatan lomba lari saja, ada 3.500 peserta mengikuti event lari SiBakul Sport Fest melintasi jalur sumbu Filosofis Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Libur Akhir Pekan Ini di Yogya, Jangan Lewatkan Dua Hari Parade Gamelan Nusantara

25 Agustus 2022

Libur Akhir Pekan Ini di Yogya, Jangan Lewatkan Dua Hari Parade Gamelan Nusantara

Parade gamelan Nusantara ini akan diikuti 50 seniman karawitan dan bakal berkeliling ke sejumlah titik di wilayah Kulon Progo.

Baca Selengkapnya

Saat SBY Menyinggung Perannya Lahirkan UU Keistimewaan Yogya

9 April 2018

Saat SBY Menyinggung Perannya Lahirkan UU Keistimewaan Yogya

SBY menyinggung perannya menelurkan UU Keistimewaan Yogya pada saat ia jadi presiden. SBY minta kader Demokrat dukung Keistimewaan Yogya.

Baca Selengkapnya

Bela Amien Rais, PAN: Rakyat Yogyakarta Sulit Punya Hak Tanah

22 Maret 2018

Bela Amien Rais, PAN: Rakyat Yogyakarta Sulit Punya Hak Tanah

PAN Yogya membela pernyataan Amien Rais soal bagi-bagi sertifikat oleh Jokowi. PAN meminta pemerintah melihat masalah pertanahan di Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Sultan Hamengku Buwono X Rela Jadi Plt Gubernur

9 Oktober 2017

Sultan Hamengku Buwono X Rela Jadi Plt Gubernur

Presiden Jokowi baru akan melantik Sultan Hamengku Buwono X pada 16 Oktober mendatang. Sultan Hamengku Buwono siap jadi Plt Gubernur.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta sumbang warisan budaya tak benda terbanyak

4 Oktober 2017

Yogyakarta sumbang warisan budaya tak benda terbanyak

DI Yogyakarta menyumbang 18 warisan budaya. Kantongi sertifikat penetapan Warisan Budaya Tak Benda dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Baca Selengkapnya

Jatuh Saat Balap ARRC, Wahyu Aji Jalani Operasi Tangan di Yogya

26 September 2017

Jatuh Saat Balap ARRC, Wahyu Aji Jalani Operasi Tangan di Yogya

Pembalap Yamaha Racing Indonesia, Wahyu Aji menjalani operasi tangan kirinya setelah mengalami kecelakaan di Asia Road Racing Championship (ARRC)

Baca Selengkapnya

Isu Raja Perempuan, MUI Yogya: Sultan Sebaiknya Tetap Laki-laki

15 September 2017

Isu Raja Perempuan, MUI Yogya: Sultan Sebaiknya Tetap Laki-laki

MUI berharap kalangan internal keraton bisa segera menyelesaikan polemik dengan tetap berpijak pada Al Quran dan Hadist.

Baca Selengkapnya

Buwono atau Bawono? Pelantikan Gubernur DIY Diminta Ditunda

13 September 2017

Buwono atau Bawono? Pelantikan Gubernur DIY Diminta Ditunda

Pelantikan Sultan HB X dan Paku Alam X sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DIY aka dilaksanakan Oktober 2017 mendatang.

Baca Selengkapnya