Program Keluarga Harapan dan Kelompok Usaha Akan Digabung

Reporter

Editor

Kamis, 9 Desember 2010 19:07 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Program Keluarga Harapan dan Kelompok Usaha Bersama, yang selama ini ditangani Kementerian Sosial, rencananya akan digabung. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan efektifitasnya dalam mengurangi angka kemiskinan yang masih tinggi, yaitu sekitar 31 juta penduduk.

"Penggabungan PKH dan Kelompok Usaha Bersama agar jumlah dan sasaran dapat diperbesar dan diperluas," kata Wakil Ketua Komisi VIII DPR, Gondo Radityo Gambiro membacakan kesimpulan rapat Penyerapan Anggaran Kementerian Sosial di Gedung MPR/DPR, Kamis (9/12).

Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial Toto Utomo Budi Santosa menyatakan setuju dengan kesimpulan itu. Dia mengklaim Program Keluarga Harapan sudah cukup berhasil. Saat ini, Program Keluarga Harapan sudah mencapai 300 ribu pada 2010.

Program itu, kata Toto, sudah menaikan tingkat partisipasi ibu hamil dalam posyandu. Selain itu, program ini juga menaikkan kedatangan siswa untuk ikut wajib belajar. "Ini hasil yang menggembirakan," katanya. Program ini sudah dilakukan sejak tahun 2007.

Toto melanjutkan, ada sejumlah kendala dalam pelaksanaan program. "Kendala kita karena bujet yang ada dibandingkan jumlah sasaran dan kemampuan, tidak sesuai," katanya.

Selain itu, sasarannya mencapai 40 juta jiwa sementara dalam setahun hanya bisa menyentuh 300 ribu jiwa. Jumlah capaian itu, kata dia, tidak semuanya berhasil. "Untuk capai semuanya, kita butuh 15 tahun," katanya.

Anggota Komisi VIII, Imran Mochtar meminta Kementerian Sosial lebih menjangkau dan mengabungkan program PKH dan Kelompok Usaha Bersama. Program ini sangat baik dalam memperbaiki kondisi masyrakat kurang mampu. Dia juga meminta pendataan penduduk miskin ini tidak hanya mengandalkan data Badan Pusat Statistik. "Apa tidak bisa dibuat keikutsertaan RT/RW," katanya.

Dalam kesempatan ini, Kementerian Sosial memaparkan anggaran Kementerian Sosial sudah terserap 77,42 persen. Dari anggaran Rp 3,728 triliun, yang terserap 2,886 triliun per 30 November. Meski angka penyerapan 77,42 persen, Toto mengatakan, secara teknis sudah terserap 86 persen. "Tapi yang secara administratif lolos baru 77 persen," ujarnya.

Gondo mengapresiasi capaian penyerapan anggaran yang dilakukan Kemeterian Sosial. "Capaian hingga 100 persen mustahil, namun demikian capaian 86 persen sudah lumayan bagus," katanya.

EKO ARI WIBOWO

Berita terkait

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

4 hari lalu

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

6 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

9 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

12 hari lalu

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

Kementerian Kesehatan membantu warga terdampak Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara dengan penyediaan masker.

Baca Selengkapnya

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

13 hari lalu

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes mengirimkan tim khusus ke area banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya untuk antisipasi penyakit pasca banjir.

Baca Selengkapnya

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

23 hari lalu

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

Kementerian Kesehatan mencatat hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.

Baca Selengkapnya

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

39 hari lalu

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

Wamenkes mengatakan perlunya fokus dalam tiga langkah penanganan penyakit ginjal kronis. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

40 hari lalu

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

Banyak rumah sakit penuh sehingga pasien tidak tertampung. Masyarakat miskin kesulitan akses pelayanan kesehatan.

Baca Selengkapnya

Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

59 hari lalu

Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

Dalam pengukuhan Guru Besar FKUI, Sandra Widaty mendorong strategi memberantas skabies. Penyakit menular yang terabaikan karena dianggap lazim.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Buka Pendaftaran KIP untuk Kuliah Gratis sampai Lulus, Cek Syaratnya

20 Februari 2024

Pemerintah Buka Pendaftaran KIP untuk Kuliah Gratis sampai Lulus, Cek Syaratnya

Pemerintah membuka pendaftaran Kartu Indonesia Pintar atau KIP Kuliah Merdeka 2024 yang berlangsung mulai 12 Februari hingga 31 Oktober 2024.

Baca Selengkapnya