Penanganan Trafficking di NTT Dinilai Lamban

Reporter

Editor

Kamis, 2 Desember 2010 11:18 WIB

TEMPO Interaktif, KUPANG - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Paul Liyanto menilai Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) lamban menangani masalah trafficking dan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang menimpa warga NTT.

”Selama ini Pemerintah NTT tunggu ada masalah baru beri perhatian. Kalau tidak, maka diam-diam saja," katanya di Kupang, Kamis (2/12).

Menurut Paul Liyanto, Pemerintah NTT selalu beralasan tidak miliki dana untuk melakukan pengawasan terhadap kegiatan trafficking atau perdagangan orang dan masalah TKI illegal. "Pemerintah NTT tidak boleh beralasan tidak memiliki dana khusus menyangkut persoalan ini," ujarnya.

Selama ini yang menjadi korban traffiking adalah anak-anak dibawah umur, seperti yang menimpa 12 anak asal Kabupaten Timor Tengah Selatan.

Pemerintah NTT sebenarnya sudah mengetahui penyebab utama masalah trafficking dan TKI, yakni masalah ekonomi. Karena itu, pemerintah harus mencari solusi penanganannya dengan membuka lapangan kerja baru. ”Karena penyebabnya sudah diketahui, pemerintah NTT seharusnya bisa lebih fokus menanganinya,” ucap Paul.

Sementara itu, Gubernur NTT Frans Lebu Raya meminta agar perusahaan jasa tenaga kerja Indonesia (PJTKI) yang ingin merekrut TKI asal NTT mematuhi ketentuan yang ada. Di antaranya, calon TKI yang direkrut harus berumur diatas 18 tahun. "Calon TKI yang direkrut bukan anak-anak, tapi diatas 18 tahun," tuturnya. YOHANES SEO.

Berita terkait

Polres Bandara Soetta Gagalkan Keberangkatan 64 PMI Ilegal Tujuan Timur Tengah

9 April 2023

Polres Bandara Soetta Gagalkan Keberangkatan 64 PMI Ilegal Tujuan Timur Tengah

Puluhan calon pekerja migran Indonesia (PMI) ilegal ini akan berangkat ke Riyadh dan Dubai

Baca Selengkapnya

6 Fakta Seputar Keputusan Jakarta Setop Kirim TKI ke Malaysia

19 Juli 2022

6 Fakta Seputar Keputusan Jakarta Setop Kirim TKI ke Malaysia

Pintu masuk bagi para TKI yang kini disebut pekerja migran Indonesia (PMI) sektor domestik ke Negeri Jiran sudah ditutup dan negara tersebut tak lagi

Baca Selengkapnya

Malaysia Deportasi 4.011 TKI Via Nunukan,Terbanyak dari NTT

4 Januari 2017

Malaysia Deportasi 4.011 TKI Via Nunukan,Terbanyak dari NTT

Mereka telah menjalani hukuman di bui maupun pusat tahanan
sementara di Sabah selama sesuai dengan pelanggaran yang
dilakukannya.

Baca Selengkapnya

Aparat Gagalkan Pemberangkatan TKI Ilegal  

5 Desember 2012

Aparat Gagalkan Pemberangkatan TKI Ilegal  

Sebuah agen telah menunggu di Pontianak, yang akan memasukkan TKI secara ilegal ke Malaysia.

Baca Selengkapnya

Polisi Malaysia Bongkar Jaringan TKI Ilegal  

4 Desember 2012

Polisi Malaysia Bongkar Jaringan TKI Ilegal  

Dari penggerebekan oleh polisi Malaysia, ada 105 tenaga kerja asing yang diselamatkan. Sebanyak 95 orang di antaranya adalah TKI sektor informal.

Baca Selengkapnya

Polisi Gagalkan Penyelundupan TKI Madura  

26 November 2012

Polisi Gagalkan Penyelundupan TKI Madura  

Setelah sampai di Malaysia, mereka disebut-sebut akan tinggal sementara waktu di dalam hutan hingga sang tekong mendapatkan pekerjaan untuk mereka.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Desak Malaysia Tak Pakai TKI Ilegal  

20 November 2012

Pemerintah Desak Malaysia Tak Pakai TKI Ilegal  

Dua pemerintah negara sudah membahas permasalahan TKI di Malaysia.

Baca Selengkapnya

Malaysia Tangkap 21 Warga Indonesia

1 Oktober 2012

Malaysia Tangkap 21 Warga Indonesia

"Mereka terkejut melihat petugas mendekati kapal sehingga tidak sempat untuk bereaksi atau kabur."

Baca Selengkapnya

Entikong Masih Jadi Celah-celah TKI Ilegal

3 Agustus 2012

Entikong Masih Jadi Celah-celah TKI Ilegal

Petugas pun agaknya sudah hafal dengan bahasa tubuh dan

jawaban pemegang paspor izin wisata, yang tak lain digunakan

untuk bekerja.

Baca Selengkapnya

Dua TKI Yang Pulang dari Suriah Dianggap Ilegal

5 Juli 2012

Dua TKI Yang Pulang dari Suriah Dianggap Ilegal

Ketua Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Cianjur, Dedi Heryadi menilai permasalahan buruh migran ilegal di Kabupaten Cianjur ini sangat kompleks.

Baca Selengkapnya