Kalangan LSM Keluarkan Maklumat Demokrasi

Reporter

Editor

Kamis, 13 November 2003 09:40 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Kalangan lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan pro-demokrasi melauli tokoh-tokohnya menandatangani sebuah seruan yang disebut sebagai “Maklumat Demokrasi”. Maklumat tersebut dibacakan oleh Hendardi, ketua Perhimpunan Bantuan Hukum Indonesia (PBHI), mewakili para penandatangan dan organisasi-organisasi yang mewadahi mereka, di depan para wartawan di Ruang Sumbawa Hotel Indonesia Jakarta, Senin (28/5).

Hadir dalam penandatanganan tersebut tokoh-tokoh hak asasi manusia (HAM) dan pro-demokrasi seperti Munir, Asmara Nababan, Todung Mulya Lubis, Karlina Leksono, MM Bilah, Munarman, Ifdal Kasim, Arbi Sanit, Yeni Rosa Damayanti, Teten Masduki, Wardah Hafidz, Smitha Notosusanto, Binny Buchori, dan Emmy Hafild. Tokoh lain seperti Faisal Basri dan Irianto Subiakto, turut menandatangani maklumat meskipun tidak hadir saat pembacaan.

Isi maklumat itu adalah kekhawatiran para tokoh tersebut akan kembalinya militer ke panggung politik nasional, dengan memanfaatkan situasi kacau yang saat ini sedang terjadi di Indonesia. Mereka juga menganggap politik saat ini telah dibuat oleh para pelakunya menjadi sesuatu yang makin terasing dari rakyat banyak: suram dan kotor, keji dan kasar. Menurut mereka, peluang berdemokrasi dan pluralitas politik tidak dipraktekkan sebagai sarana pendidikan dan pendewasaan bagi rakyat, tapi dimanfaatkan untuk saling menekan dan memeras.

Maklumat juga berisi penolakan para tokoh ini, atas setiap usaha dari militer untuk kembali berpolitik. Mereka juga menyerukan kepada rakyat untuk bekerja bersama-sama mencegah terjadinya hal itu. “TNI bukan dinamisator, stabilisator, dan katalisator. Selamanya harus dicegah dari kemungkinan menjadi faktor dalam kehidupan politik dan demokrasi,” demikian bunyi sebagian maklumat itu.

"Ancaman munculnya kembali militer jelas sudah ada di depan mata," kata MM Bilah. Ancaman itu, menurut Munir, tampak ketika militer sudah menampilkan dirinya dalam sosok sebuah kekuatan politik tersendiri, baik melalui sikapnya di parlemen, maupun melalui pernyataan-pernyataan pemihakan politiknya. "Proses perubahan ini tidak boleh dibalik lagi dengan kehadiran militer. Kita tidak bisa kompromi lagi soal hal itu. Kita harus menolak militer berpolitik, apa pun dan berapa pun ongkosnya," tegas Todung Mulya Lubis.

Para tokoh ini juga meminta kepada semua pihak, termasuk pers, untuk memberi sumbangan pada usaha untuk mencegah masuknya kembali militer dalam ruang politik. Pers diminta untuk tidak memberikan ruang bagi komentar-komentar dari kalangan TNI terhadap masalah-masalah politik. "Tanya kepada militer soal-soal teknis pertahanan, yang memang menjadi tugas mereka. Tapi jangan tanya kepada mereka soal sikap terhadap sidang istimewa atau dekrit presiden, karena itu berarti kita turut memancing mereka masuk kembali dalam ruang politik," kata Wakil Ketua Yayasan lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Munir.

Advertising
Advertising

Meski tidak terkait dengan keluarnya Maklumat yang dikeluarkan oleh Presiden Abdurrahman Wahid, namun tampaknya Maklumat Demokrasi ini menjadi ‘jawaban’ dari maklumat tersebut. Sebab, dalam Maklumatnya, Gus Dur memberi ruang yang besar kepada Mekopolsoskam dalam mengambil sejumlah kebijakan politik. (Y Tomi Aryanto)

Berita terkait

Kapolri Lantik Brigjen Dwi Irianto Sebagai Kapolda Sulawesi Tenggara

4 menit lalu

Kapolri Lantik Brigjen Dwi Irianto Sebagai Kapolda Sulawesi Tenggara

Pelantikan Kapolda Sulawesi Tenggara yang baru itu dipimpin langsung oleh Kapolri dan dihadiri pejabat utama Mabes Polri di Rupatama, Mabes Polri.

Baca Selengkapnya

Aplikasi Soal UTBK Sempat Mati pada Hari Pertama, Bagaimana Kemungkinannya Hari Ini?

7 menit lalu

Aplikasi Soal UTBK Sempat Mati pada Hari Pertama, Bagaimana Kemungkinannya Hari Ini?

Hari kedua Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) sebagai jalur kedua penyaringan masuk perguruan tinggi negeri dijadwalkan Kamis, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Begal Ponsel Siswi di Depok Berdalih Butuh HP untuk Anak Nonton YouTube

17 menit lalu

Begal Ponsel Siswi di Depok Berdalih Butuh HP untuk Anak Nonton YouTube

Bapak satu anak itu nekat merampas ponsel siswi SMP di Depok itu hingga korban jatuh dan terseret, setelah gagal transaksi HP secara COD.

Baca Selengkapnya

Keluarga Bilang Jenazah Brigadir RA Tak Diautopsi Atas Permintaan Istri dan Orang Tua

1 jam lalu

Keluarga Bilang Jenazah Brigadir RA Tak Diautopsi Atas Permintaan Istri dan Orang Tua

Jenazah Brigadir RA dijemput tiga perwakilan keluarga dan komandannya di Polresta Manado.

Baca Selengkapnya

Pembunuhan Wanita dalam Koper di Bekasi, Polisi Ungkap Hubungan Korban dan Pelaku

2 jam lalu

Pembunuhan Wanita dalam Koper di Bekasi, Polisi Ungkap Hubungan Korban dan Pelaku

Polisi masih mendalami identitas pria yang diduga sebagai pelaku pembunuhan dalam kasus mayat dalam koper itu.

Baca Selengkapnya

Kehilangan Memori Jangka Pendek: Pengertian, Gejala, dan Penyebab

3 jam lalu

Kehilangan Memori Jangka Pendek: Pengertian, Gejala, dan Penyebab

Hilangnya ingatan alias memori jangka pendek adalah peningkatan atau kelupaan yang tidak biasa segera setelah mengalami suatu peristiwa.

Baca Selengkapnya

7 Destinasi Wisata India Favorit Wisatawan Asing

4 jam lalu

7 Destinasi Wisata India Favorit Wisatawan Asing

Menariknya tidak hanya ibu kota India yang megah tapi juga beberapa daerah terpencil yang memikat hati wisatawan mancanegara

Baca Selengkapnya

Tips agar Tak Salah Pilih Pasangan lewat Perjodohan

4 jam lalu

Tips agar Tak Salah Pilih Pasangan lewat Perjodohan

Buat yang sedang mencari pasangan melalui proses perjodohan atau kencan kilat, perhatikan beberapa hal penting berikut agar tak salah pilih.

Baca Selengkapnya

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

4 jam lalu

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

Modus penyalahgunaan dana BOS terbanyak adalah penggelembungan biaya penggunaan dana, yang mencapai 31 persen.

Baca Selengkapnya

Pakar Ekonomi Ingatkan Bahayanya Kabinet Koalisi Besar Prabowo-Gibran

5 jam lalu

Pakar Ekonomi Ingatkan Bahayanya Kabinet Koalisi Besar Prabowo-Gibran

Pakar menilai kabinet koalisi Prabowo yang besar akan menguntungkan bagi pemerintahan, tetapi jadi indikasi lumpuhnya check and balances di parlemen

Baca Selengkapnya