60 Persen Alat Deteksi Tsunami Tak Berfungsi

Reporter

Editor

Jumat, 29 Oktober 2010 18:35 WIB

Salah satu area di pulau Pagai Utara, Mentawai, yang luluh lantak diterjang tsunami dilihat dari udara(27/10). AP/Achmad Ibrahim

TEMPO Interaktif, Jakarta - Lebih dari setengah dari 23 buoy, pelampung pendeteksi gelombang tsunami yang ditanam di tengah laut Indonesia, rusak. Padahal peralatan canggih itu sangat berguna untuk memberikan sinyal terjadinya tsunami. Biaya pemasangan tiap unit buoy juga menelan biaya yang tidak sedikit, yakni Rp 5 miliar.

"Salah satu kendala yang kami hadapi yakni pengrusakan (vandalisme). Ada unsur manusia yang merusak buoy. Ini tidak dikarang-karang, demikian yang terjadi," kata Ridwan Djamaluddin, Deputi Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan teknologi (BPPT) bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam dalam gelar pers, Jum'at (29/10).

Sejak 2006, kata Ridwan, BPPT telah memasang sebanyak 23 buoy. BPPT bertanggung jawab penuh terhadap perawatan setiap buoy yang telah dipasang. Bouy-buoy ada yang buatan Indonesia (10 buah), sumbangan Jerman dan Amerika Serikat, hasil kerjasama dengan Malaysia, dan kerjasama dengan Australia.

Secara teknologi, buoy sudah terbukti dapat mendeteksi anomali gelombang hingga setengah cm di tengah laut, sehingga sangat efektif memberitahukan adanya tsunami. "Sekarang buoy yang masih berfungsi baik hanya ada 4. Dua buoy buatan Indonesia, terletak di Simeleu dan Halmahera. Dua lainnya buatan Jerman," ujarnya.

Djoko Hartoyo, Project Manager Buoy BPPT mengatakan, buoy tidak hanya terpasank di Indonesia saja, tapi juga di wilayah lain dan salingg terhubung. Di Mentawai, buoy rusak karena kapal-kapal nelayan berusaha mengangkat. Bahkan, ada buoy yang tali penambatnya putus. BPPT menduga tali penambat sengaja dipotong, karena tali penambat terbuat dari baja dengan kekuatan 5 ton. "Kami sudah membuat buey yang handal dan tidak mudak rusak, bahkan tersembunyi di dalam air. Tapi toh nyatanya tetap dirusak. Untung semua buoy dilengkapi antena komunikasi dan dipasang GPS (Global Positioning System), sehingga bisa dilacak keberadaannya," ujarnya.

Saat ini, lanjutnya, BPPT tengah mengkaji penggunaan teknologi kabel bawah laut sebagai pengganti buoy, seperti yang telah diterapkan oleh Jepang. Meski harganya 5-6 kali lebih mahal daripada menggunakan buoy dan efektifitasnya sama, tapi kabel bawah laut tidak mudah dirusak. Perusahaan NEC asal Jepang telah menawari kerja sama dengan BPPT, dan saat ini tengah didalami.

MAHARDIKA SATRIA HADI

Berita terkait

Gempa Mengguncang Kuat Seram Sampai Papua, Ini Penjelasan BMKG

18 jam lalu

Gempa Mengguncang Kuat Seram Sampai Papua, Ini Penjelasan BMKG

Gempa M6,0 yang mengguncang Seram Bagian Utara, Maluku, pada Senin dinihari masih memiliki rangkaian gempa susulan hingga pagi

Baca Selengkapnya

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

5 hari lalu

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

BMKG mengawasi kondisi muka air di sekitar pulau Gunung Ruang secara ketat. Antisipasi jika muncul tsunami akibat luruhan erups.

Baca Selengkapnya

Badan Geologi Peringatkan Potensi Lontaran Batuan Pijar dan Tsunami Akibat Letusan Gunung Ruang

6 hari lalu

Badan Geologi Peringatkan Potensi Lontaran Batuan Pijar dan Tsunami Akibat Letusan Gunung Ruang

Badan Geologi menaikkan status Gunung Ruang menjadi Awas dan memperingatkan potensi lontaran batuan pijar dan tsunami.

Baca Selengkapnya

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

6 hari lalu

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

Gempa bumi seperti yang terjadi di Garut, menurut BMKG sering disusul dengan bencana lainnya seperti tanah longsor, pohon tumbang, bahkan tsunami.

Baca Selengkapnya

Aktivitas Meningkat Lagi, Gunung Ruang Kembali Berstatus Awas per Hari Ini

6 hari lalu

Aktivitas Meningkat Lagi, Gunung Ruang Kembali Berstatus Awas per Hari Ini

Dengan naiknya status aktivitas Gunung Ruang tersebut, daerah bahaya kembali diperlebar menjadi radius 6 kilometer. Termasuk waspada potensi tsunami

Baca Selengkapnya

Gempa Mengguncang dari Laut Selatan, Wisatawan Ramai Tinggalkan Pantai Pangandaran

8 hari lalu

Gempa Mengguncang dari Laut Selatan, Wisatawan Ramai Tinggalkan Pantai Pangandaran

Dinas Pariwisata Kabupaten Pangandaran membantah banyak wisatawan pulang mendadak dan sebabkan kemacetan pasca-guncangan gempa pada dinihari tadi.

Baca Selengkapnya

Gempa 6,5 Magnitudo di Laut Selatan Jawa Barat, Guncangan Terasa Hingga Depok

8 hari lalu

Gempa 6,5 Magnitudo di Laut Selatan Jawa Barat, Guncangan Terasa Hingga Depok

Warga Depok merasakan guncangan gempa 6,5 magnitudo yang terjadi pada Sabtu malam. Titik gempa di laut selatan Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Gempa yang Mengguncang Kencang Garut hingga Jakarta, Ini Data dan Penjelasan BMKG

9 hari lalu

Gempa yang Mengguncang Kencang Garut hingga Jakarta, Ini Data dan Penjelasan BMKG

BMKG memperbarui informasi gempa yang mengguncang kuat dari laut selatan Pulau Jawa pada Kamis menjelang tengah malam, 27 April 2024.

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 4,7 Guncang Boalemo Gorontalo, Tidak Berpotensi Tsunami

9 hari lalu

Gempa Magnitudo 4,7 Guncang Boalemo Gorontalo, Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa tersebut dirasakan di Kabupaten Boalemo, Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Bone Bolango, Kota Gorontalo hingga Kabupaten Pohuwato.

Baca Selengkapnya

Gempa Getarkan Pacitan dan Banyak Wilayah Lain di Indonesia Sepanjang Hari Ini

14 hari lalu

Gempa Getarkan Pacitan dan Banyak Wilayah Lain di Indonesia Sepanjang Hari Ini

Kebanyakan gempa memiliki Intensitas guncangan pada skala III MMI. Ada juga yang IV MMI. Simak data selengkapnya dari BMKG.

Baca Selengkapnya