TEMPO Interaktif, Karanganyar - Siti Hardiyanti Rukmana atau yang biasa disebut Mbak Tutut, memberi sambutan dalam acara puncak peringatan seribu hari meninggalnya mantan Presiden Soeharto, Jumat (22/10) pagi.
Puncak peringatan diadakan di Astana Giribangun, Matesih, Karanganyar. Dalam sambutannya, Mbak Tutut mengungkapkan setiap hari silih berganti masyarakat dari berbagai pelosok datang ke Giribangun untuk mendoakan Soeharto dan Ibu Tien.
"Itu membuktikan kecintaan masyarakat kepada ayah ibu kami," katanya, Jumat (22/10) pagi. Untuk itu, dia mengucapkan terima kasih atas doa masyarakat.
Acara utama hari ini adalah memasangkan penanda nisan atau maejan ke atas nisan Pak Harto. Nisan yang berasal dari Tulungagung sendiri sudah dipasang sejak Sabtu (16/10).
Setelah sambutan, disambung dengan dzikir yang dipimpin Ustad Dika dari Masjid At Tin. Lantas doa yang dipimpin Quraish Shihab.
"Pak Harto bilang, saya juga capek. Ibu Tien minta berkali-kali saya juga lengser keprabon. Saya juga merasa sudah waktunya mengundurkan diri" kata Emil menirukan kalimat Soeharto kepadanya.
Seluruh Keluarga Soeharto Berkumpul di Astana Giribangun Pagi ini
22 Oktober 2010
Seluruh Keluarga Soeharto Berkumpul di Astana Giribangun Pagi ini
Sekitar 300 orang anggota keluarga eks Presiden Soeharto Jumat (22/10) memadati Astana Giribangun di Karanganyar, Jawa Tengah. Selain mengelar doa, juga melakukan pemasangan nisan sebagai puncak rangkaian peringatan 1000 hari wafatnya Soeharto.
Menurut Kepala Rumah Tangga Kalitan, RM Agus Surindra, upacara pelepasan burung tersebut mengikuti tradisi Jawa. "Tanda putusnya hubungan dunia dengan akherat," kata Agus.