Kepolisian Papua Bantah Pembakaran Gereja di Puncak Jaya
Kamis, 21 Oktober 2010 13:56 WIB
Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Papua, Komisaris Besar Wahyono, menegaskan, pemberitaan tersebut tidak benar. “Saya sudah koordinasikan dengan Polres Puncak Jaya, dan berita itu tidak benar. Tidak ada itu pembakaran gereja seperti yang disebutkan,” kata Wahyono, Kamis (21/10).
Wahyono memastikan berita tersebut adalah bohong dan tak bisa dipertanggungjawabkan. “Di sana itu merupakan daerah konflik, tapi itu tidak berarti ada pembakaran yang disebutkan,” ujarnya.
Kepolisian Daerah Papua tidak serta merta mempercayai informasi yang diberitakan media terkait pembakaran tersebut. “Berita itu tidak benar, tidak ada oknum anggota Brimob Papua yang melakukan itu, berita itu hanya sepihak saja,” kata Wahyono.
Sementara itu, aktivis Dewan Adat Papua di Jayapura menyatakan pembakaran 29 rumah dan honai (rumah adat) milik warga dilakukan aparat keamanan karena mereka dituduh sebagai separatis. “Pembakaran itu memang benar, kita punya buktinya, ada foto saat pembakaran itu,” kata Markus Haluk, anggota Dewan Adat Papua.
Haluk mengatakan, selain rumah, juga ada sekolah yang dibakar serta sebuah gereja di Distrik Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya. “Pembakaran terakhir terjadi pada 11 Oktober kemarin, untuk gereja, selain dibakar, pintu dan kaca jendela juga dirusak.”
Haluk menyayangkan tindakan aparat yang dengan sengaja membakar pemukiman dan gereja. “Ini harus segera diusut,” tegasnya.
JERRY OMONA