Dewan Adat Papua: Rumah dan Gereja di Puncak Jaya Dibakar

Reporter

Editor

Kamis, 21 Oktober 2010 13:48 WIB

TEMPO Interaktif, Papua - Dewan Adat Papua menyatakan pembakaran sejumlah rumah dan gereja di Kabupaten Puncak Jaya, Papua, sepanjang Juni hingga Oktober 2010 benar terjadi.
“Itu benar. Kami punya buktinya. Bahkan jauh sebelum itu sudah terjadi tindak kekerasan yang dilakukan aparat keamanan pada warga di sana,” kata Ketua Dewan Adat Papua, Forkorus Yoboisembut, Kamis (21/10).

Warga setelah dibakar rumahnya terpaksa lari ke hutan atau berlindung pada rumah kerabat. “Dan itu selalu saja berulang terus. Kita ingin agar pemerintah dan kepolisian bertanggung jawab atas masalah ini,” ujarnya.

Forkorus tak menerima bantahan yang dikemukakan Kepala Kepolisian Resor Puncak Jaya Ajun Komisaris Besar Alex Korwa bahwa pembakaran rumah warga oleh anggota Brimob Puncak Jaya hanya sekedar isu yang tak bisa dipertanggungjawabkan. “Mereka tak bisa membantah itu, buktinya dapat kita lihat sendiri. Bantahan seperti itu sudah tidak cocok di zaman sekarang,” ujar Forkorus.

Dewan Adat Papua mencatat pembakaran rumah maupun gereja terjadi salah satunya di Kampung Bigiragi, Distrik Tingginambut, Puncak Jaya, 11 Oktober 2010. “Ini ada saksi matanya, jadi tak bisa ditolak,” kata Forkorus.

Dalam laporan Dewan Adat Papua, disebutkan 17 warga kehilangan tempat tinggal dan seluruh harta bendanya mereka ludes dilalap api. Sebanyak kurang lebih 250 kitab suci juga turut dibakar oknum anggota Brimob Puncak Jaya.

Kepala Kepolisian Resor Puncak Jaya Ajun Komisaris Besar Alex Korwa mengatakan, pembakaran tersebut merupakan isu yang tak bisa dipertanggungjawabkan. “Tidak ada itu, tidak ada pembakaran rumah di sini. Dapat darimana informasi itu?” kata Alex Korwa, Kamis (21/10).

Alex Korwa mengelak pembakaran tersebut dilakukan oleh pasukan Brigadir Mobil (Brimob). “Ini keliru, tidak ada itu,” tegasnya.

JERRY OMONA

Berita terkait

Komnas HAM Catat Ada 12 Peristiwa Kekerasan di Papua pada Maret-April 2024

22 hari lalu

Komnas HAM Catat Ada 12 Peristiwa Kekerasan di Papua pada Maret-April 2024

Komnas HAM mendesak pengusutan kasus-kasus kekerasan yang terjadi di Papua secara transparan oleh aparat penegak hukum

Baca Selengkapnya

Prajurit Siksa Warga Papua, Kapuspen: TNI Bukan Malaikat

38 hari lalu

Prajurit Siksa Warga Papua, Kapuspen: TNI Bukan Malaikat

Kapuspen TNI menyebut jumlah anggota TNI ribuan, sedangkan yang melakukan penyiksaan hanya sedikit.

Baca Selengkapnya

Amnesty International: Penganiayaan di Papua Berulang karena Pelaku Tak Pernah Dihukum

44 hari lalu

Amnesty International: Penganiayaan di Papua Berulang karena Pelaku Tak Pernah Dihukum

Amnesty Internasional mendesak dibentuknya tim gabungan pencari fakta untuk mengusut kejadian ini secara transparan, imparsial, dan menyeluruh.

Baca Selengkapnya

KontraS Minta Panglima TNI Segera Bahas Reformasi Peradilan Militer

6 Oktober 2021

KontraS Minta Panglima TNI Segera Bahas Reformasi Peradilan Militer

Hasil pemantauan KontraS selama Oktober-2021-September 2021 menunjukkan reformasi peradilan militer jalan di tempat.

Baca Selengkapnya

Serial Netflix Populer Ungkap Pelecehan yang Terjadi di Militer Korea Selatan

16 September 2021

Serial Netflix Populer Ungkap Pelecehan yang Terjadi di Militer Korea Selatan

Serial Netflix Deserter Pursuit memicu perdebatan tentang militer Korea Selatan karena menceritakan pelecehan dan kekerasan selama wajib militer.

Baca Selengkapnya

2 Anggota Lakukan Kekerasan ke Warga Papua, TNI AU Minta Maaf

27 Juli 2021

2 Anggota Lakukan Kekerasan ke Warga Papua, TNI AU Minta Maaf

TNI AU menyatakan penyesalan dan meminta maaf atas insiden dua anggotanya yang melakukan kekerasan terhadap seorang warga Papua di Merauke.

Baca Selengkapnya

Jokowi Diminta Investigasi Kasus Kekerasan di Paniai Papua

5 Juli 2018

Jokowi Diminta Investigasi Kasus Kekerasan di Paniai Papua

Amnesti Internasional Indonesia meminta Jokowi membentuk tim investigasi guna mengungkap kasus kekerasan yang terjadi di Paniai, Papua.

Baca Selengkapnya

Berdamai, Dokter Militer dan Petugas Bandara Bersepakat Ini

8 Juli 2017

Berdamai, Dokter Militer dan Petugas Bandara Bersepakat Ini

Keduanya menyepakati bentuk pertanggungjawaban Guyum setelah menampar adalah meminta maaf secara tertulis kepada Fery, institusi, dan PT Angkasa Pura.

Baca Selengkapnya

Tampar Petugas Avsec Bandara, Dokter Militer Mengaku Refleks

8 Juli 2017

Tampar Petugas Avsec Bandara, Dokter Militer Mengaku Refleks

Jumat malam, polisi melepas Guyum setelah menandatangani kesepakatan damai dan bersalaman dengan Fery.

Baca Selengkapnya

Berdamai, Polisi Melepas Dokter Militer Penampar Petugas Bandara  

8 Juli 2017

Berdamai, Polisi Melepas Dokter Militer Penampar Petugas Bandara  

Guyun mengaku salah dan meminta maaf atas penamparan yang dilakukannya. "Proses damai berjalan lancar tanpa ada intervensi pihak manapun."

Baca Selengkapnya