Pemerintah Minta Masyarakat Lakukan Disversifikasi Pangan
Reporter
Editor
Selasa, 19 Oktober 2010 10:56 WIB
REUTERS/Chor Sokunthea
TEMPO Interaktif, Jakarta - Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat mengharapkan masyarakat untuk dapat mengdiversifikasikan pangan yang mereka konsumsi. "Produksi beras kita memang meningkat, tapi harus diimbangi dengan diversifikasi agar tidak terjadi krisis," kata Seskretaris Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Indroyono Soesilo dalam keterangan pers di kantor Kemenkokesra, Selasa (19/10).
Dari data BPS tercatat tahun ini produksi beras meningkat sebesar 0,8 persen dari tahun lalu yaitu 65,15 juta ton beras. Meskipun pemerintah menjamin ketersediaan pangan dan produksi beras masih aman untuk setahun ini, pemerintah tetap melakukan impor beras sebanyak 300 ribu ton beras. "Itu untuk jaga-jaga karena perubahan iklim tak menentu," kata Indroyono.
Kementerian mengakui untuk mengubah pola konsumsi masyarakat dari beras ke bahan pangan lain memang sulit. "Butuh edukasi selama satu generasi," ujarnya.
Menurut dia, saat ini Indonesia tercatat sebagai negara dengan konsumen beras terbesar di dunia yakni 120 kilogram beras perkapita. Padahal, kita juga memiliki 77 jenis pangan yang bisa digunakan sebagai pengganti beras. Pemerintah juga tengah mengusahakan untuk memperluas lahan pertanian di luar Jawa. "Kami tengah menuju ke arah sana, seperti di Papua," katanya.
Menjelang Lebaran, Harga Daging dan Cabai Kian Melonjak
25 hari lalu
Menjelang Lebaran, Harga Daging dan Cabai Kian Melonjak
Menjelang Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran 2024, sejumlah harga bahan pokok kian melonjak. Per 7 April 2024, Panel Harga Pangan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat mencatat harga daging sapi, daging ayam, cabai, bawang merah, dan bawang putih masih naik.