Jusuf Kalla: Perangi Ideologi Teroris

Reporter

Editor

Kamis, 23 September 2010 22:59 WIB

Jusuf Kalla. TEMPO/Zulkarnain
TEMPO Interaktif, YOGYAKARTA - -Mantan Wakil Presien JM Jusuf Kalla menyatakan kasus rangkaian tindakan terorisme di Indonesia terjadi karena ideologi. Sehingga yang paling diperlukan adalah memerangi ideologi yang menjadikan orang melakukan tindakan terorisme.

“Pemberantasan terorisme pasti dilakukan oleh pemerintah, yang lebih penting lagi memerangi ideologi yang menjerumuskan orang melakukan tindakan itu,” kata Jusuf Kalla di Hotel Hyatt Yogyakarta, Kamis (23/9).

Menurut dia, Indonesia merupakan negara yang paling banyak menangkap pelaku terorisme dibandingkan dengan yang negara lainnya. Tetapi karena tindakan terorisme yang terjadi di Indonesia tersebut menyangkut pemahaman atau ideologi, maka sangat sulit untuk memberantas ideologi. “Orang bisa ditangkap, tetapi ideologi memang sulit diberantas, berjalan terus,” kata dia.

Pemikiran para teroris yang menghalalkan merampok dan membunuh itu, tambah dia yang harus diberantas. Untuk mengantisipasi tindakan terorisme, peran masyarakat, tokoh masyarakat dan semua elemen bangsa ini harus aware (waspada).

Ia kembali menegaskan, ideologi teroris yang membenarkan bahwa merampok dan membunuh dikategorikan dalam rangka perjuangan dapat dihalalkan itulah yang harus diberantas. Sebab muara tindakan terorisme adalah ideologi.

Ia menyatakan di Asia, tindakan terorisme jarang terjadi di Malaysia karena masyarakatnya peduli untuk melaporkan kepada aparat kepolisian tentang hal-hal yang mencurigakan, begitu pula aparat keamanannya.

“Titik lemah terjadi di pemerintah, aparat kepolisian dan masyarakat, maka semua pihak harus meningkatkan kepedulian lingkungannya terhadap gerakan yang mencurigakan,” kata Kalla.

Ia menambahkan, saat ini tindakan terorisme sudah mengarah kepada ancaman balas dendam kepada aparat kepolisian seperti yang terjadi di Kepolisian Hamparan Perak, Deli Serdang, Sumut yang menewaskan tiga polisi jaga.

Menurut Zuli Qodir, peneliti dan pengamat perdamaian Asia Tenggara, tindakan terorisme yang dilakukan oleh sekelompok orang itu juga akibat perlakuan pemerintah terhadap keluarga orang yang disangka teroris. Ada tindakan yang melanggar hak-asasi manusia mereka. Sehingga pergerakan terorisme sudah menjadi balas dendam terhadap aparat keamanan.

“Para terpidana akibta tindakan teroris usai menjalani hukuman tidak ada perhatian dari pemerintah, sehingga bisa melakukan tindakan terorisme lagi,” kata dia.

MUH SYAIFULLAH

Berita terkait

Jusuf Kalla Kritik Mobil Listrik di Indonesia: Hanya Pindahkan Emisi

26 Mei 2023

Jusuf Kalla Kritik Mobil Listrik di Indonesia: Hanya Pindahkan Emisi

PLTU yang menghasilkan listrik untuk mobil listrik masih mengandalkan batu bara, yang mengeluarkan emisi dari cerobong asapnya.

Baca Selengkapnya

Beasiswa Kalla 2022 untuk Mahasiswa Baru, Bisa Kuliah Gratis hingga Lulus

3 Agustus 2022

Beasiswa Kalla 2022 untuk Mahasiswa Baru, Bisa Kuliah Gratis hingga Lulus

Beasiswa Kalla diperuntukan untuk mahasiswa semester 1 di 20 perguruan tinggi negeri (PTN) di seluruh Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pengadilan Prancis Vonis Hukuman Seumur Hidup untuk Pelaku Teror Paris 2015

30 Juni 2022

Pengadilan Prancis Vonis Hukuman Seumur Hidup untuk Pelaku Teror Paris 2015

Pengadilan Prancis menjatuhkan vonis seumur hidup kepada Salah Abdeslam, satu-satunya pelaku teror Paris 2015 yang masih hidup

Baca Selengkapnya

Pengakuan Pelaku Bom Bunuh Diri Paris 2015: Saya Tidak Melukai Siapa pun

10 Februari 2022

Pengakuan Pelaku Bom Bunuh Diri Paris 2015: Saya Tidak Melukai Siapa pun

Salah Abdeslam mengatakan bahwa ia tidak meledakkan rompi bom bunuh dirinya dalam serangan teroris di Paris, November 2015 yang menewaskan 130 orang

Baca Selengkapnya

Prancis Mulai Adili 20 Terdakwa Serangan Teror di Bataclan

8 September 2021

Prancis Mulai Adili 20 Terdakwa Serangan Teror di Bataclan

Prancis pada Rabu mengadili 20 orang terdakwa yang diduga terlibat dalam serangkaian aksi teror di Bataclan, Paris, pada 13 November 2015.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Prediksi Kasus Covid-19 di RI Tembus 2 Juta pada April Mendatang

8 Februari 2021

Jusuf Kalla Prediksi Kasus Covid-19 di RI Tembus 2 Juta pada April Mendatang

Jusuf Kalla memprediksi kasus Covid-19 bakal tembus 2 juta per April mendatang jika penambahan kasus positif per hari konsisten di atas 12 ribu.

Baca Selengkapnya

Setelah Tidak Sibuk, Jusuf Kalla Bawa Keluarga Liburan ke Jepang

27 Desember 2019

Setelah Tidak Sibuk, Jusuf Kalla Bawa Keluarga Liburan ke Jepang

Simak gaya Jusuf Kalla menghabiskan waktu dengan keluarga setelah memiliki lebih banyak waktu luang.

Baca Selengkapnya

Indonesia Urutan 85 di Global Innovation Index, Kalla: Tiru Cina

28 Agustus 2019

Indonesia Urutan 85 di Global Innovation Index, Kalla: Tiru Cina

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengharapkan agar peringkat Indonesia dalam Global Innovation Index meningkat, dan tidak hanya di urutan ke-85.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Ingatkan Siklus Resesi Ekonomi Global 10 Tahunan

9 Agustus 2019

Jusuf Kalla Ingatkan Siklus Resesi Ekonomi Global 10 Tahunan

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengingatkan siklus resesi telah memendek menjadi setiap 10 tahun.

Baca Selengkapnya

Karena Tak Ikuti Teknologi, Bisnis Jusuf Kalla Pernah Bangkrut

7 Agustus 2019

Karena Tak Ikuti Teknologi, Bisnis Jusuf Kalla Pernah Bangkrut

Jusuf Kalla (JK) mengenang saat sejumlah usahanya harus gulung tikar.

Baca Selengkapnya