FITRA: Uang Saku DPR ke Luar Negeri Sampai 25 Juta

Reporter

Editor

Minggu, 19 September 2010 19:53 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) menghitung, dalam setiap kali perjalanan dinas ke luar negeri masing-masing anggota Dewan Perwakilan Rakyat mendapat sekitar Rp 20 - 25 juta per tujuh hari, tergantung negara tujuan.

Menurut Koordinator Investigasi dan Advokasi Sekretariat Nasional FITRA, Uchok Sky Khadafi, anggaran untuk kunjungan anggota DPR naik sebesar Rp 48 miliar dalam APBN Perubahan 2010. Di APBN 2010 total anggaran untuk kunjungan ke luar negeri anggota DPR awalnya Rp 122 miliar lalu dalam APBNP naik menjadi sekitar Rp 170 miliar.

Kenaikan anggaran itu, papar Uchok, dikarenakan dalam APBN 2010 untuk 13 RUU anggota DPR dianggarkan mendatangi satu atau dua negara per RUU pada saat pembahasan dan sebelum penetapan. Namun dalam APBNP ditetapkan kunjungannya jadi ke tiga negara dan dilakukan pada saat akan membahas RUU, saat sedang dibahas dan sebelum penetapan. "Jadi mereka tiga kali ke luar negeri untuk satu RUU," ujarnya kepada wartawan di Bakoel Koffie, Cikini, hari ini (19/9).

Selain itu, lanjut Uchok, minat anggota DPR semakin besar untuk melakukan kunjungan kerja ke luar negeri karena mereka dibekali uang harian yang besarnya bervariatif tergantung pada negara tujuan yang dikunjungi, sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan. FITRA menghitung besarannya sekitar Rp 20 - 25 juta untuk kunjungan kerja selama tujuh hari. "Belum lagi ditambah uang representasi senilai Rp 20 juta untuk sekali keberangkatan. Makanya seluruh fraksi di DPR menutup mata dan telinga atas kritik publik," kata Uchok.

Pada bulan September ini saja, Uchok mengutarakan, negara akan mengeluarkan anggaran sekitar Rp 5,2 miliar untuk perjalanan dinas anggota DPR dalam kaitan pembahasan Rancangan Undang-Undang. Rencananya di bulan September ini Komisi IV akan melakukan kunjungan kerja untuk membahas RUU Hortikultural dengan anggaran sekitar Rp 1,643 miliar. Sementara Komisi X akan membahas RUU Pramuka ke sejumlah negara dengan anggaran Rp 2,047 miliar. Lalu Komisi III akan berangkat membahas RUU Keimigrasian dengan anggaran Rp 1,512 miliar.

Padahal, ungkap Uchok, hasil dari perjalanan dinas itu pun masih belum jelas. Dia bahkan mengatakan hasilnya terhadap pembuatan legislasi juga minim. "Anggota dewan banyak yang studi banding itu engga punya ide, tidak tahu ke sana mau menanyakan apa. Jadi ke sana mereka cuma jalan-jalan tok. Outputnya, saya melihatnya banyak undang-undang yang dibikin (DPR) tapi kebanyakan ngambang di awang-awang," ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Sekjen FITRA, Yuna Farhan, mengatakan, solusi dari permasalahan itu adalah dengan membuat perencanaan yang matang terkait anggaran perjalanan dinas ke luar negeri tersebut. DPR dianggapnya sebagai ujung tombak penyelesaian masalah tersebut karena DPR memiliki fungsi pembahasan anggaran. "Kita ingin DPR kritis dalam mengkritisi budget proposal anggaran pemerintah. Karena itu mereka juga tidak bisa berfoya-foya," tuturnya.

Untuk menghindari kesan DPR berfoya-foya dengan besarnya anggaran ke luar negeri, Yuna meminta Badan Urusan Rumah Tangga agar serius dalam menetapkan anggaran kunjungan kerja anggota DPR. Sehingga jangan sampai alasan yang diberikan adalah lantaran soal itu sudah dianggarkan dan kalau tidak dilakukan akan dianggap penyerapan anggarannya kurang.

Selain itu, Yuna meminta kepada DPR untuk membuat inovasi dengan membangun tradisi baru dalam pembahasan anggaran. Di mana kelompok-kelompok masyarakat diikut sertakan dalam pembahasan anggaran. "Kalau DPR punya niat baik, buka dong saat pembahasan anggaran. Supaya publik bisa mengkritisi," kata Yuna.

MUTIA RESTY

Berita terkait

Panja Komisi X DPR Gelar Rapat soal UKT Mahal Mulai Besok

6 jam lalu

Panja Komisi X DPR Gelar Rapat soal UKT Mahal Mulai Besok

Panja Komisi X DPR akan memulai sidang untuk mencari tahu penyebab UKT mahal mulai Senin besok.

Baca Selengkapnya

Wacana Perpanjangan Usia Pensiun Polisi, Pengamat: Tidak Sesuai Harapan Masyarakat

23 jam lalu

Wacana Perpanjangan Usia Pensiun Polisi, Pengamat: Tidak Sesuai Harapan Masyarakat

Wacana perpanjangan usia pensiun polisi dinilai tidak sesuai dengan tujuan revisi undang-undang Kepolisian.

Baca Selengkapnya

Yusril Yakini Prabowo Tidak Mengulangi Kabinet 100 Menteri Era Soekarno

1 hari lalu

Yusril Yakini Prabowo Tidak Mengulangi Kabinet 100 Menteri Era Soekarno

Yusril meyakini Kabinet 100 Menteri di era Presiden Soekarno tak akan berulang dalam pemerintahan Prabowo-Gibran

Baca Selengkapnya

3 RUU dalam Sorotan Publik: RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara

1 hari lalu

3 RUU dalam Sorotan Publik: RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara

Dalam waktu berdekatan tiga RUU DPR mendapat sorotan publik yaitu RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Revisi UU Polri Muat Usulan Polisi Dapat Perlindungan Jaminan Sosial

1 hari lalu

Revisi UU Polri Muat Usulan Polisi Dapat Perlindungan Jaminan Sosial

DPR akan merevisi UU Polri. Salah satu perubahannya adalah polisi bisa mendapatkan perlindungan jaminan sosial.

Baca Selengkapnya

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

1 hari lalu

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

Pembentukan Pansel Capim KPK menuai perhatian dari sejumlah kalangan. Pihak Istana dan DPR beri respons ini.

Baca Selengkapnya

Dua Pasal di Revisi UU MK Ini Disorot Ketua MKMK: Ancam Kemerdekaan Kekuasaan Kehakiman

1 hari lalu

Dua Pasal di Revisi UU MK Ini Disorot Ketua MKMK: Ancam Kemerdekaan Kekuasaan Kehakiman

Ketua MKMK menyebut dua pasal di revisi UU MK ini mengancam kemerdekaan kekuasaan kehakiman. Pasal mana saja itu?

Baca Selengkapnya

Hujan Kritik Revisi UU Keimigrasian

1 hari lalu

Hujan Kritik Revisi UU Keimigrasian

Revisi UU Keimigrasian yang diusulkan DPR dikhawatirkan menjadi celah pihak yang berperkara untuk melarikan diri.

Baca Selengkapnya

RUU MK Dibahas Diam-diam: Berikut Tanggapan Pedas Ketua MKMK, Mantan Ketua MK, hingga Mahfud MD

2 hari lalu

RUU MK Dibahas Diam-diam: Berikut Tanggapan Pedas Ketua MKMK, Mantan Ketua MK, hingga Mahfud MD

Pengesahan RUU MK di tahap I menimbulkan polemik. Sebab, selain dianggap dibahas diam-diam, bisa melemahkan independensi MK. Apa kata Ketua MKMK?

Baca Selengkapnya

DPR Bahas Perpanjangan Batas Usia Pensiun Anggota Polri, Berikut Kajiannya

2 hari lalu

DPR Bahas Perpanjangan Batas Usia Pensiun Anggota Polri, Berikut Kajiannya

Naskah akademik itu menilai batas usia pensiun 58 tahun berbanding terbalik dengan meningkatnya keahlian anggota Polri seiring penambahan usia.

Baca Selengkapnya