Kemal Aziz: Wajar Hak Pilih TNI Dikaji

Reporter

Editor

Selasa, 6 Juli 2010 16:07 WIB

KSAD Jenderal TNI George Toisutta memeriksa pasukan saat acara sertijab di Markas Kopasus, Cijantung, Jakarta, (4/12). TEMPO/Subekti

TEMPO Interaktif, Jakarta - Ketua Komisi Pertahanan, Kemal Azis Stamboel menyatakan bahwa wacana untuk mengembalikan hak pilih TNI dalam Pemilu 2014 wajar dibahas. “Saat ini kita sudah ada di alam demokrasi, jadi sewajarnya hak warga negara apakah itu TNI atau sipil diberikan,” kata Kemal, Selasa (6/7).

Menurut Kemal, yang menjadi masalah adalah kesiapan institusi TNI sendiri. “Sudahkah mereka (TNI) mempertimbangkan konsekuensinya?” kata politisi Partai Keadilan Sejahtera ini. Saat ini, TNI sedang melakukan kajian mengenai hak pilih pada Pemilu 2014. Hal itu bisa dimengerti, kata Kemal, karena dalam konstitusi tidak ada larangan TNI untuk memilih.

“Tetapi ini buah konsensus nasional, dalam konsensus itu disetujui bahwa TNI bersifat independen,” ujaranya. Karena itu, bila dalam kajian, TNI menyatakan kesiapannya untuk menggunakan kembali hak pilihnya, keputusan itu tetap harus dibahas di DPR. “Harus dibuat konsensus baru,” ujarnya.

Kemal mengingatkan, TNI harus serius dalam melakukan kajiannya. “Dalam hasil kajian itu, mereka juga harus menyertakan aturan yang menjamin independensi mereka ketika kembali memiliki hak pilih.

Kemal menyesalkan adanya pihak-pihak yang serta merta menolak wacana pemberian kembali hak pilih TNI. “Mari kita lakukan pembahasan dengan terang dan akuntabel, jangan direspon secara emosional,” kata dia.


Pingit Aria

Advertising
Advertising

Berita terkait

Tak Setuju TNI Diberi Hak Politik, Ini Alasan Ryamizard  

10 Oktober 2016

Tak Setuju TNI Diberi Hak Politik, Ini Alasan Ryamizard  

Ryamizard mengatakan kondisi saat ini tidak memungkinkan bagi TNI untuk memiliki hak politik.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Menhan Setuju TNI Dikembalikan di MPR

10 Oktober 2016

Ini Alasan Menhan Setuju TNI Dikembalikan di MPR

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu tidak setuju jika TNI ikut dalam politik praktis.

Baca Selengkapnya

Hak Politik Tentara, Istana Tak Dukung Panglima TNI

7 Oktober 2016

Hak Politik Tentara, Istana Tak Dukung Panglima TNI

Menteri Sekretaris Negara Pratikno menegaskan TNI harus
netral.

Baca Selengkapnya

Panglima: Tak Punya Hak Politik, TNI seperti Warga Asing  

4 Oktober 2016

Panglima: Tak Punya Hak Politik, TNI seperti Warga Asing  

Menurut Gatot, anggota TNI memang belum siap diberi hak politik untuk menyalurkan hak pilihnya.

Baca Selengkapnya

Panglima Usul Tentara Bisa Nyoblos, DPR: TNI Harus Netral

4 Oktober 2016

Panglima Usul Tentara Bisa Nyoblos, DPR: TNI Harus Netral

Pemberian hak pilih kepada anggota TNI berpotensi memecah belah soliditas TNI.

Baca Selengkapnya

Panglima Moeldoko Izinkan Istri Prajurit TNI Berpolitik  

21 Mei 2015

Panglima Moeldoko Izinkan Istri Prajurit TNI Berpolitik  

Prajurit TNI tetap dilarang keras terlibat dalam berpolitik praktis.

Baca Selengkapnya

Kasus Babinsa, Bawaslu Ingin Panglima TNI Datang

9 Juni 2014

Kasus Babinsa, Bawaslu Ingin Panglima TNI Datang

Pertemuan dengan Panglima TNI diharapkan menjadi ajang
koordinasi dan tukar-menukar informasi.

Baca Selengkapnya

Intelijen Telusuri Prajurit TNI Tak Netral

5 Juni 2014

Intelijen Telusuri Prajurit TNI Tak Netral

Budiman menyatakan belum menemukan indikasi prajurit bersikap tak netral.

Baca Selengkapnya

SBY Desak Buku Reformasi TNI-Polri Dirampungkan  

3 Juni 2014

SBY Desak Buku Reformasi TNI-Polri Dirampungkan  

SBY meminta buku sejarah ini segera diselesaikan mumpung pelakunya masih hidup.

Baca Selengkapnya

Panglima Janji Tebas Kepala Prajurit Tak Netral  

14 Maret 2014

Panglima Janji Tebas Kepala Prajurit Tak Netral  

Ini kedua kalinya Moeldoko menyebut tebas-menebas.

Baca Selengkapnya