"In Memoriam Sumitro Djojohadikusumo"

Reporter

Editor

Rabu, 29 Oktober 2003 14:15 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:
Nama :
SUMITRO DJOJOHADIKUSUMO
Tempat, Tgl lahir :
Kebumen, Jawa Tengah, 29 Mei 1917
Agama :
Islam
Pendidikan :
Universitas Sorbonne, Paris, Prancis (1938)
Sekolah Tinggi Ekonomi Nederland, Rotterdam, Negeri Belanda (Sarjana, 1940 Doktor, 1942)
Karya tulis penting :
Soal Bank di Indonesia, 1946
Keuangan Negara dan Pembangunan, 1954
Ekonomi Pembangunan, 1955
Kebijaksanaan di Bidang Ekonomi Perdagangan, 1972
Indonesia dalam Perkembangan Dunia Kini dan Masa Datang, 1976
Trilogi Pembangunan dan Ekonomi Pancasila, 1985
Perdagangan dan Industri dalam Pembangunan, 1986
Karier :
Pembantu Staf Perdana Menteri RI (1946)
Presiden Direktur Indonesian Banking Corporation (1947)
Wakil Ketua Perutusan Indonesia pada Dewan Keamanan PBB (1948-1949)
Anggota Delegasi RI pada Konperensi Meja Bundar, Den Haag (1949)
Kuasa Usaha KBRI di Washington DC, AS (1950)
Menteri Perdagangan dan Perindustrian (1950-1951)
Guru Besar Universitas Indonesia (1951-sekarang)
Menteri Keuangan (1952-1953 dan 1955-1956)
Konsultan Ekonomi di Malaysia, Hong Kong, Muangthai, Prancis, Swiss (1958-1967)
Menteri Perdagangan (1968-1973)
Menteri Negara Riset (1973-1978)
Kegiatan lain :
Ketua Umum Induk Koperasi Pegawai Negeri
Konsultan Ekonomi pada Indoconsult (1978-sekarang)
Komisaris Utama PT Bank Perkembangan Asia (1986), .001 PT Redecon & LP3ES
Ketua Dewan Penyantun Universitas Mertju Buana (1985- sekarang)
Alamat rumah :
Jalan Kertanegara 4, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
In Memoriam Sumitro Djojohadikusumo
9 Mar 2001 13:39:48 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Innalillahi wainna Ilaihi rajiun. Salah satu putra terbaik Indonesia, ekonom senior Sumitro Djojohadikusumo, telah meninggalkan kita, Jumat pukul 00.00 di Rumah Sakit Dharma Nugraha, Rawamangun, Jakarta Timur, karena penyakit jantung. Ia memang sudah menjalani perawatan di rumah sakit itu sejak akhir pekan lalu. Rencananya, alhamarhum akan dimakamkan di Pemakaman Umum Karet Bivak, Jakarta Selatan selepas shalat Jumat.

Ia meninggalkan seorang istri dan empat putra -- antara lain, Prabowo Subianto dan Hashim Djojohadikusumo -- dan sejumlah cucu. Dan peninggalan yang tak kalah penting adalah gagasan dan pikiran-pikirannya yang mewarnai jagat ilmu ekonomi di Indonesia. Orang-orang menyebut Pak Cum – sebutan buat Sumitro – sebagai "begawan ekonomi", sebuah sebutan yang secara langsung bisa menggambarkan siapa Sumitro sebenarnya.

Ia juga disebut sebagai, ''Bapak Sarjana Ekonomi Indonesia'', yang, "sumbangannya terhadap perkembangan ilmu ekonomi yang berorientasi pada kebijaksanaan pembangunan, tidak diragukan lagi.'' Sebutan itu dialamatkan kepadanya ketika menerima Piagam Hatta – bersama Widjojo Nitisastro – dari Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) pada 1985. Dan sebagai ekonom, ia rajin menuangkan pikiran dan gagasannya dalam bentuk tulisan di media cetak, dalam bentuk buku, maupun makalah.

Ia memang bukan orang biasa. Ketidak-biasaan itu sudah terlihat ketika ia menuntut ilmu ekonomi di Nederlandse Economiche Hogeschool. Kala itu, dalam waktu dua tahun tiga bulan, ia sudah berhasil menggondol gelar sarjana muda. Itu adalah rekor tercepat yang belum terkalahkan oleh siapa pun. (Kompas, 30/4/2000). Yang tak kalah mengagumkan, umurnya pada waktu itu baru 20 tahun. Tiga tahun kemudian, 1940, ia berhasil pula menggondol gelar Master of Arts pada universitas yang sama. Lalu, tiga tahun selanjutnya, pada umur 25 tahun, ia pun berhasil memperoleh gelar doktor ekonomi.

Lulus dari Belanda, ia kembali ke Indonesia, dan mulai bekerja sebagai asisten Perdana Menteri Sutan Sjahrir. Setahun kemudian, Sumitro membantu L.N. Palar di Dewan Keamanan PBB, lalu anggota delegasi RI ke KMB di Den Haag, Negeri Belanda, 1949. Setelah itu, ia menjadi Kuasa Usaha RI di Washington DC, dan ikut mempersiapkan pembukaan kedutaan RI di AS. Kemudian, tiga kali ia menjadi menteri, hingga 1956.

Berselisih dengan pemerintah RI saat itu, Sumitro bergabung dengan PRRI, 1957. Sepuluh tahun di pengasingan, ia menekuni bidang konsultan di Malaysia, Hong Kong, Muangthai, Swiss, dan Paris. Ketika Orde Baru lahir, ia kembali ke tanah air, dan sempat menjadi menteri, hingga 1978.

Penerima Bintang Mahaputra Adipradana (II) dan sejumlah penghargaan lainnya dari dalam dan luar negeri itu, dikenal sebagai pekerja keras. Ia punyai daya tahan besar. Misalnya, ketika usia 69 tahun, ia bekerja sejak siang sampai malam. Waktu itu, ia masih memimpin Induk Koperasi Pegawai Negeri, dan aktif di PT Indoconsult dan PT Redecon. Sehari ia menghabiskan dua bungkus rokok putih, dan 20 cangkir kopi. Ia juga pecandu tenis.

Ia menikah dengan Dora Sigar asal Sulawesi Utara. Pada 1983, Sumitro menjadi besan Presiden Soeharto. Anaknya yang ketiga, Prabowo Subianto, seorang perwira TNI-AD memperistrikan Siti Hediati Hariyadi, putri keempat dari enam anak Presiden Soeharto. (mis/dari berbagai sumber)

Berita terkait

Mahalini dan Rizky Febian akan Gelar Pengajian Sebelum Akad Nikah di Jakarta

10 menit lalu

Mahalini dan Rizky Febian akan Gelar Pengajian Sebelum Akad Nikah di Jakarta

Sule mengungkapkan rangkaian acara menuju pernikahan Rizky Febian dan Mahalini setelah menggelar upacara Mepamit di Bali.

Baca Selengkapnya

Gempa Mengguncang Kuat Seram Sampai Papua, Ini Penjelasan BMKG

22 menit lalu

Gempa Mengguncang Kuat Seram Sampai Papua, Ini Penjelasan BMKG

Gempa M6,0 yang mengguncang Seram Bagian Utara, Maluku, pada Senin dinihari masih memiliki rangkaian gempa susulan hingga pagi

Baca Selengkapnya

Rekam Jejak Teguh Prakosa, Wakil Wali Kota Solo yang Maju Pilkada 2024 dari PDIP

26 menit lalu

Rekam Jejak Teguh Prakosa, Wakil Wali Kota Solo yang Maju Pilkada 2024 dari PDIP

Teguh Prakosa memastikan bakal ikut serta dalam Pilkada 2024 sebagai calon wali kota Solo. Berikut rekam jejak pria yang sempat mendampingi Gibran.

Baca Selengkapnya

Alasan Cak Imin Ingin Koalisi Perubahan Berlanjut di Pilkada Aceh

32 menit lalu

Alasan Cak Imin Ingin Koalisi Perubahan Berlanjut di Pilkada Aceh

Koalisi Perubahan dapat mengusung calon gubernur dan wakil gubernur pada Pilkada Aceh.

Baca Selengkapnya

10 Bandara Terbersih di Dunia, Didominasi Asia Hanya 1 dari Eropa

32 menit lalu

10 Bandara Terbersih di Dunia, Didominasi Asia Hanya 1 dari Eropa

Dari sepuluh bandara terbersih di dunia, hanya satu bandara di Eropra yang masuk dalam daftar tersebut

Baca Selengkapnya

Hamas Serang Pangkalan Militer Israel di Rafah, Tiga Tentara IDF Tewas

32 menit lalu

Hamas Serang Pangkalan Militer Israel di Rafah, Tiga Tentara IDF Tewas

Bentrokan antara Hamas Israel terjadi di Rafah kemarin. Hamas menyerang pangkalan militer Israel dengan roket yang dibalas oleh Israel.

Baca Selengkapnya

Jasa Marga Mulai Lakukan Perkerasan Jalan di Ruas Tol JORR Non S

32 menit lalu

Jasa Marga Mulai Lakukan Perkerasan Jalan di Ruas Tol JORR Non S

PT Jasa Marga (Persero) Tbk melakukan pemeliharaan perkerasan jalan di ruas Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) Non S sejak hari ini

Baca Selengkapnya

Hari Ini MK Gelar Sidang Lanjutan Pemeriksaan Sengketa Pileg, Ada 55 Perkara

37 menit lalu

Hari Ini MK Gelar Sidang Lanjutan Pemeriksaan Sengketa Pileg, Ada 55 Perkara

MK kembali menggelar sidang sengketa Pemohonan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum hasil Pemilihan Legislatif 2024, Senin, 6 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?

1 jam lalu

Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?

Luhut menyebut istilah toxic saat berpesan kepada Prabowo Subianto tentang pemerintahan mendatang. Siapa yang dimaksud Luhut?

Baca Selengkapnya

Cegah Sindikat Joki UTBK SNBT, UPN Jatim Perketat Pengawasan dengan Cara Ini

1 jam lalu

Cegah Sindikat Joki UTBK SNBT, UPN Jatim Perketat Pengawasan dengan Cara Ini

Cara UPN Jatim tangkal joki UTBK.

Baca Selengkapnya