Belum Saatnya TNI/Polri Ikut Pemilu

Reporter

Editor

Sabtu, 26 Juni 2010 11:48 WIB

Thamrin Amal Tamagola. TEMPO/Amatoel Rayyani

TEMPO Interaktif, Jakarta -Anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan Sidarta Danusubroto menilai belum waktunya hak pilih anggota TNI dan Polri dipulihkan. Alasannya, masih kentalnya sistem komando di tubuh TNI dan Polri yang merupakan warisan masa lalu.
"Memilih itu adalah hak TNI/Polri, tetapi bukan untuk pemilu 2014. Mungkin dua atau tiga periode pemilu lagi," katanya. Selain itu, masyarakat juga harus dalam kondisi cerdas dan mapan tingkat perekonomiannya.

Senada dengan itu, Sosiolog dari Universitas Indonesia Thamrin Amal Tamagola mengatakan, sebagian masyarakat masih trauma dengan kekuasaan TNI dan Polri di masa lalu. "Masyarakat, terutama kaum muda masih belum sembuh dari trauma mendalam akibat tingka laku TNI/Polri pada masa lalu," kata Thamrin dalam sebuah diskusi di Warung Daun, Cikini.

Pembahasan terkait hak tersebut, tidak bisa hanya ditaruh dalam koridor peraturan perundang-undangan, tetapi juga dalam konteks psikologi sosial politik. Dia menilai, bahwa aksi penculikan yang dilakukan terhadap para aktivis pada masa reformasi dan juga kekerasan terhadap warga Aceh dan Papua telah meninggalkan trauma yang membekas.

"Beban dan luka masa lampau masih belum terselesaikan. Oleh karena itu, harus tunggu adanya upaya untuk menyembuhkan semua itu," kata Thamrin. Menurutnya, ada beberapa hal yang sebelumnya harus dilakukan sebelum hak tersebut dikembalikan kepada anggota TNI/Polri. Pertama, pemerintah harus menuntaskan penindakan terhadap pelanggaran HAM masa lalu. Kedua, pihak-pihak yang melakukan pelanggaran HAM tersebut harus mengaku salah. Ketiga, Harus segera dibentuk badan rekonsiliasi. "Kalau semua itu belum dilakukan, saya kira masyarakat belum siap," kata Thamrin.

EVANA DEWI

Berita terkait

Tak Setuju TNI Diberi Hak Politik, Ini Alasan Ryamizard  

10 Oktober 2016

Tak Setuju TNI Diberi Hak Politik, Ini Alasan Ryamizard  

Ryamizard mengatakan kondisi saat ini tidak memungkinkan bagi TNI untuk memiliki hak politik.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Menhan Setuju TNI Dikembalikan di MPR

10 Oktober 2016

Ini Alasan Menhan Setuju TNI Dikembalikan di MPR

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu tidak setuju jika TNI ikut dalam politik praktis.

Baca Selengkapnya

Hak Politik Tentara, Istana Tak Dukung Panglima TNI

7 Oktober 2016

Hak Politik Tentara, Istana Tak Dukung Panglima TNI

Menteri Sekretaris Negara Pratikno menegaskan TNI harus
netral.

Baca Selengkapnya

Panglima: Tak Punya Hak Politik, TNI seperti Warga Asing  

4 Oktober 2016

Panglima: Tak Punya Hak Politik, TNI seperti Warga Asing  

Menurut Gatot, anggota TNI memang belum siap diberi hak politik untuk menyalurkan hak pilihnya.

Baca Selengkapnya

Panglima Usul Tentara Bisa Nyoblos, DPR: TNI Harus Netral

4 Oktober 2016

Panglima Usul Tentara Bisa Nyoblos, DPR: TNI Harus Netral

Pemberian hak pilih kepada anggota TNI berpotensi memecah belah soliditas TNI.

Baca Selengkapnya

Panglima Moeldoko Izinkan Istri Prajurit TNI Berpolitik  

21 Mei 2015

Panglima Moeldoko Izinkan Istri Prajurit TNI Berpolitik  

Prajurit TNI tetap dilarang keras terlibat dalam berpolitik praktis.

Baca Selengkapnya

Kasus Babinsa, Bawaslu Ingin Panglima TNI Datang

9 Juni 2014

Kasus Babinsa, Bawaslu Ingin Panglima TNI Datang

Pertemuan dengan Panglima TNI diharapkan menjadi ajang
koordinasi dan tukar-menukar informasi.

Baca Selengkapnya

Intelijen Telusuri Prajurit TNI Tak Netral

5 Juni 2014

Intelijen Telusuri Prajurit TNI Tak Netral

Budiman menyatakan belum menemukan indikasi prajurit bersikap tak netral.

Baca Selengkapnya

SBY Desak Buku Reformasi TNI-Polri Dirampungkan  

3 Juni 2014

SBY Desak Buku Reformasi TNI-Polri Dirampungkan  

SBY meminta buku sejarah ini segera diselesaikan mumpung pelakunya masih hidup.

Baca Selengkapnya

Panglima Janji Tebas Kepala Prajurit Tak Netral  

14 Maret 2014

Panglima Janji Tebas Kepala Prajurit Tak Netral  

Ini kedua kalinya Moeldoko menyebut tebas-menebas.

Baca Selengkapnya