Bibit Waluyo: Sampai Kiamat Tentara Tak Usah Diberi Hak Pilih  

Reporter

Editor

Jumat, 25 Juni 2010 13:23 WIB

Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo. TEMPO/Arif Wibowo

TEMPO Interaktif, Semarang - Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo dengan tegas menolak usulan pemberian hak pilih prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam pemilihan umum. "Kalau saya, TNI tidak usah milih. Tegas, jangan dibawa kesana kemari karena tentara alat negara," ujarnya usai salat Jumat di kantornya.

Mantan Panglima Kodam IV Diponegoro ini menambahkan, sampai kapan pun TNI harus netral. "Bahkan sampai kiamat," katanya.

Bibit berpendapat politik tentara adalah politik negara, sehingga tidak ada yang dibawa kesana kemari. Ia meminta agar semua pihak tidak mengikuti usulan yang tidak benar. "Jangan ikuti orang yang ga bener," ujar Mantan Pangkostrad ini.

Menyinggung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang sudah menyetujui pemberian hak pilih TNI, Bibit menyatakan hal itu tidak ada kaitannya dengan Presiden.

Bibit khawatir jika tentara diberi hak pilih maka perpecahan negara akan terjadi. Ia mencontohkan jika dirinya yang menjadi gubernur masuk PDIP, sedangkan wakil gubernur masuk Demokrat, selanjutnya asisten gubernur masuk Golkar, maka kebijakan pemerintah tidak akan bisa berjalan dengan baik.

"Bayangkan saja, seumpama sekarang rapat, tapi pada ga bisa karena masing-masing ada rapat bersama dengan partainya masing-masing," kata Bibit.

Sebelumnya, Presiden Yudhoyono saat bersilaturahmi dengan wartawan di Istana Cipanas, Cianjur, pekan lalu menyatakan persetujuannya dengan wacana pemberian hak pilih prajurit Tentara Nasional Indonesia dalam pemilihan umum.

Menurut Presiden, hak hak pilih kepada militer bisa diberikan asalkan kekhawatiran adanya ketidakkompakan di tubuh TNI jika diberi hak pilih, sudah bisa dihindari. Presiden mengakui, di waktu lampau, ada kekhawatiran jika prajurit TNI ikut memilih, akan terjadi pengkotak-kotakan atau perpecahan di tubuh militer.

ROFIUDDIN

Advertising
Advertising

Berita terkait

Tak Setuju TNI Diberi Hak Politik, Ini Alasan Ryamizard  

10 Oktober 2016

Tak Setuju TNI Diberi Hak Politik, Ini Alasan Ryamizard  

Ryamizard mengatakan kondisi saat ini tidak memungkinkan bagi TNI untuk memiliki hak politik.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Menhan Setuju TNI Dikembalikan di MPR

10 Oktober 2016

Ini Alasan Menhan Setuju TNI Dikembalikan di MPR

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu tidak setuju jika TNI ikut dalam politik praktis.

Baca Selengkapnya

Hak Politik Tentara, Istana Tak Dukung Panglima TNI

7 Oktober 2016

Hak Politik Tentara, Istana Tak Dukung Panglima TNI

Menteri Sekretaris Negara Pratikno menegaskan TNI harus
netral.

Baca Selengkapnya

Panglima: Tak Punya Hak Politik, TNI seperti Warga Asing  

4 Oktober 2016

Panglima: Tak Punya Hak Politik, TNI seperti Warga Asing  

Menurut Gatot, anggota TNI memang belum siap diberi hak politik untuk menyalurkan hak pilihnya.

Baca Selengkapnya

Panglima Usul Tentara Bisa Nyoblos, DPR: TNI Harus Netral

4 Oktober 2016

Panglima Usul Tentara Bisa Nyoblos, DPR: TNI Harus Netral

Pemberian hak pilih kepada anggota TNI berpotensi memecah belah soliditas TNI.

Baca Selengkapnya

Panglima Moeldoko Izinkan Istri Prajurit TNI Berpolitik  

21 Mei 2015

Panglima Moeldoko Izinkan Istri Prajurit TNI Berpolitik  

Prajurit TNI tetap dilarang keras terlibat dalam berpolitik praktis.

Baca Selengkapnya

Kasus Babinsa, Bawaslu Ingin Panglima TNI Datang

9 Juni 2014

Kasus Babinsa, Bawaslu Ingin Panglima TNI Datang

Pertemuan dengan Panglima TNI diharapkan menjadi ajang
koordinasi dan tukar-menukar informasi.

Baca Selengkapnya

Intelijen Telusuri Prajurit TNI Tak Netral

5 Juni 2014

Intelijen Telusuri Prajurit TNI Tak Netral

Budiman menyatakan belum menemukan indikasi prajurit bersikap tak netral.

Baca Selengkapnya

SBY Desak Buku Reformasi TNI-Polri Dirampungkan  

3 Juni 2014

SBY Desak Buku Reformasi TNI-Polri Dirampungkan  

SBY meminta buku sejarah ini segera diselesaikan mumpung pelakunya masih hidup.

Baca Selengkapnya

Panglima Janji Tebas Kepala Prajurit Tak Netral  

14 Maret 2014

Panglima Janji Tebas Kepala Prajurit Tak Netral  

Ini kedua kalinya Moeldoko menyebut tebas-menebas.

Baca Selengkapnya