TEMPO Interaktif, Kupang - Tercemarnya Laut Timor akibat meledaknya ladang minyak Montara di Australia sejak Agutus 2009 lalu, menyebabkan sebagian besar nelayan asal Oesapa Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), mengungsi ke Provinsi Bangka Belitung untuk mencari kehidupan baru.
"Hasil tangkapan nelayan di Oesapa Kupang turun drastis, akibat pencemaran tersebut, sehingga mereka memilih mencari kehidupan baru di Bangka Belitung," kata Ketua Aliansi Nelayan Tradisional Laut Timor (Antralamor) NTT, Haji Mustafa kepada wartawan di Kupang, Kamis (24/6).
Menurut dia, sekitar 3.500 nelayan yang tergabung dalam Antralamor sudah menyampaikan keluhan, karena hasil tangkapan mereka turun dratis pasca meledaknya sumur minyak Montara di Blok Atlas Barat Laut Timor.
Bahkan, lanjut dia, nelayan mulai menarik bagan yang ditancapkan di sepanjang perairan Kupang, karena tidak lagi mendapatkan ikan dalam jumlah banyak. "Dulu kita sering mendapat banyak ikan, namun kini sudah menurun, terutama ikan kakap yang banyak di laut Timor," katanya.
Sementara itu, Pemerhati masalah Laut Timor, Ferdi Tanoni mengharapkan pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyikapi masalah ini secara serius dengan meminta ganti rugi kepada operator ladang minyak montara.
Dalam kasus pencemaran di Laut Timor, menurut dia, operator ladang minyak Montara harus memberi ganti rugi kepada nelayan di daratan Timor, Rote, Sabu, dan Sumba minimal US$ 15 miliar. "Nilai nominal ganti rugi yang harus diberikan kepada nelayan di NTT sebesar itu," kata dia.
YOHANES SEO