Permadi Tolak Pemberian Hak Pilih TNI/Polri

Reporter

Editor

Kamis, 24 Juni 2010 13:38 WIB

Permadi. TEMPO/Gunawan Wicaksono
TEMPO Interaktif, Jombang - Anggota Dewan Penasehat Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Permadi menolak wacana usulan pemberian hak pilih kepada anggota Tentara Nasional Indonesia dan anggota Kepolisian Republik Indonesia pada pemilihan umum 2014.

"Kalau wacana itu benar, ini jelas kepentingan penguasa. Saya menolak dengan tegas,"” kata Pemadi usai menjadi salah satu pembicara di seminar Kebangsaan dan Amnesia Pancasila, di Jombang, Jawa Timur, Kamis (24/06).

Seperti diberitakan, Rabu kemarin (23/6), mantan Panglima TNI Jendral (Purn) Endriartono Sutarto menyatakan prajurit TNI harus dikembalikan hak pilihnya pada 2014. Tidak memilih di dua pemilu (2004 dan 2009) seharusnya sudah cukup untuk menegaskan prajurit TNI sudah dewasa untuk berdemokrasi secara benar.

Masyarakat juga harus membedakan secara tegas antara hak pilih institusi dan individu prajurit. Di negara demokrasi semua azas demokrasi harus diterapkan semaksimal mungkin, termasuk hak memilih.

"Hak pilih itu bukan hak institusi tetapi hak indidvidu prajurit. Sangat jauh bedanya," kata dia. Menurutnya, publik tidak perlu merasa khawatir TNI terpecah karena perbedaan pemilihan hak politik.

Menanggapi itu, Permadi menegaskan, hingga saat ini militer di Indonesia masih belum bisa bersifat profesional. Ia khawatir, jika hak pilih diberikan bukan malah memberi manfaat kebaikan, tapi justru membahayakan bangsa dan negara.

Terlebih, dalam struktur TNI/Polri terdapat sistem komando, yang bisa dengan mudah mengarahkan anak buah dengan pangkat dibawahnya untuk menuruti perintah atasan.

Ia membenarkan jika hak memilih itu sebenarya milik semua warga Negara tanpa terkecuali. Namun, kata dia, pemberian hak memilih yang sama kepada TNI/Polri mengandung konsekuensi yang besar terhadap.”

"TNI punya kecenderungan dekat dengan penguasa. Mereka juga mempunyai garis komando. Berbahaya apabila mempunyai hak pilih," tegasnya.

MUHAMMAD TAUFIK

Berita terkait

Tak Setuju TNI Diberi Hak Politik, Ini Alasan Ryamizard  

10 Oktober 2016

Tak Setuju TNI Diberi Hak Politik, Ini Alasan Ryamizard  

Ryamizard mengatakan kondisi saat ini tidak memungkinkan bagi TNI untuk memiliki hak politik.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Menhan Setuju TNI Dikembalikan di MPR

10 Oktober 2016

Ini Alasan Menhan Setuju TNI Dikembalikan di MPR

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu tidak setuju jika TNI ikut dalam politik praktis.

Baca Selengkapnya

Hak Politik Tentara, Istana Tak Dukung Panglima TNI

7 Oktober 2016

Hak Politik Tentara, Istana Tak Dukung Panglima TNI

Menteri Sekretaris Negara Pratikno menegaskan TNI harus
netral.

Baca Selengkapnya

Panglima: Tak Punya Hak Politik, TNI seperti Warga Asing  

4 Oktober 2016

Panglima: Tak Punya Hak Politik, TNI seperti Warga Asing  

Menurut Gatot, anggota TNI memang belum siap diberi hak politik untuk menyalurkan hak pilihnya.

Baca Selengkapnya

Panglima Usul Tentara Bisa Nyoblos, DPR: TNI Harus Netral

4 Oktober 2016

Panglima Usul Tentara Bisa Nyoblos, DPR: TNI Harus Netral

Pemberian hak pilih kepada anggota TNI berpotensi memecah belah soliditas TNI.

Baca Selengkapnya

Panglima Moeldoko Izinkan Istri Prajurit TNI Berpolitik  

21 Mei 2015

Panglima Moeldoko Izinkan Istri Prajurit TNI Berpolitik  

Prajurit TNI tetap dilarang keras terlibat dalam berpolitik praktis.

Baca Selengkapnya

Kasus Babinsa, Bawaslu Ingin Panglima TNI Datang

9 Juni 2014

Kasus Babinsa, Bawaslu Ingin Panglima TNI Datang

Pertemuan dengan Panglima TNI diharapkan menjadi ajang
koordinasi dan tukar-menukar informasi.

Baca Selengkapnya

Intelijen Telusuri Prajurit TNI Tak Netral

5 Juni 2014

Intelijen Telusuri Prajurit TNI Tak Netral

Budiman menyatakan belum menemukan indikasi prajurit bersikap tak netral.

Baca Selengkapnya

SBY Desak Buku Reformasi TNI-Polri Dirampungkan  

3 Juni 2014

SBY Desak Buku Reformasi TNI-Polri Dirampungkan  

SBY meminta buku sejarah ini segera diselesaikan mumpung pelakunya masih hidup.

Baca Selengkapnya

Panglima Janji Tebas Kepala Prajurit Tak Netral  

14 Maret 2014

Panglima Janji Tebas Kepala Prajurit Tak Netral  

Ini kedua kalinya Moeldoko menyebut tebas-menebas.

Baca Selengkapnya