Pangdam Jaya Minta Wacana Hak Pilih TNI Dikaji Mendalam

Reporter

Editor

Rabu, 23 Juni 2010 18:55 WIB

TEMPO Interaktif, Serang -Polemik seputar hak pilih anggota Tentara Nasional Indonesia ditanggapi Panglima Kodam Jakarta Raya Mayor Jenderal Darpita Pudyastungkoro. Menurut dia, wacana pemberian hak pilih kepada anggota TNI sebaiknya dikaji secara mendalam agar tidak ada dampak negatif di kemudian hari.

“Sebagai warga negara kita harus taat pada aturan dan mengikuti sebuah keputusan. Ini harus dikaji matang-matang,” kata Darpita, usai bersilaturahmi kepada Gubernur Banten.Ratu Atut Chosiyah, Rabu (23/6).

Pangdam yang didampingi Danrem 052 Wijayakrama Kol (Inf) Samsul Hutabarat dan Danrem 064 Maulana Yusuf Kol (Inf) Endro Warsito serta para perwira tinggi TNI dari Kodam Jaya menyatakan, TNI itu eksistensinya adalah soliditas. “Jangan latah-latahan, jangan gegabah. Karena eksistensi TNI adalah kesolidan,” tegasnya.

Disinggung tentang tingginya kerawanan jika TNI diberikan hak suara, Ia menyatakan konflik bisa saja terjadi. “Ya, kemungkinan dar der dor bisa saja terjadi. Kan namanya juga kemungkinan. Makanya perlu dipikirkan secara matang,” katanya.

Pangdam menyatakan dirinya sengaja datang menemui Gubernur Banten, karena sebagian dari wilayah Banten berada pada pengawasan Pangdam Jaya, yakni wilayah Tangerang. Bahkan di Tangerang lah salah satu obyek vital, yakni Bandara Sukarno Hatta.

“Ini jadi kebanggan, Banten memiliki salah satu obyek vital. Potensi rawannya sangat tinggi, kita harus sering-sering berkoordinasi dan kerjasama yang baik dalam mengamankannya. Karena yang bertugas mengamankan bukan hanya aparat, tapi juga seluruh masyarakat,” katanya.

WASI’UL ULUM

Berita terkait

Tak Setuju TNI Diberi Hak Politik, Ini Alasan Ryamizard  

10 Oktober 2016

Tak Setuju TNI Diberi Hak Politik, Ini Alasan Ryamizard  

Ryamizard mengatakan kondisi saat ini tidak memungkinkan bagi TNI untuk memiliki hak politik.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Menhan Setuju TNI Dikembalikan di MPR

10 Oktober 2016

Ini Alasan Menhan Setuju TNI Dikembalikan di MPR

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu tidak setuju jika TNI ikut dalam politik praktis.

Baca Selengkapnya

Hak Politik Tentara, Istana Tak Dukung Panglima TNI

7 Oktober 2016

Hak Politik Tentara, Istana Tak Dukung Panglima TNI

Menteri Sekretaris Negara Pratikno menegaskan TNI harus
netral.

Baca Selengkapnya

Panglima: Tak Punya Hak Politik, TNI seperti Warga Asing  

4 Oktober 2016

Panglima: Tak Punya Hak Politik, TNI seperti Warga Asing  

Menurut Gatot, anggota TNI memang belum siap diberi hak politik untuk menyalurkan hak pilihnya.

Baca Selengkapnya

Panglima Usul Tentara Bisa Nyoblos, DPR: TNI Harus Netral

4 Oktober 2016

Panglima Usul Tentara Bisa Nyoblos, DPR: TNI Harus Netral

Pemberian hak pilih kepada anggota TNI berpotensi memecah belah soliditas TNI.

Baca Selengkapnya

Panglima Moeldoko Izinkan Istri Prajurit TNI Berpolitik  

21 Mei 2015

Panglima Moeldoko Izinkan Istri Prajurit TNI Berpolitik  

Prajurit TNI tetap dilarang keras terlibat dalam berpolitik praktis.

Baca Selengkapnya

Kasus Babinsa, Bawaslu Ingin Panglima TNI Datang

9 Juni 2014

Kasus Babinsa, Bawaslu Ingin Panglima TNI Datang

Pertemuan dengan Panglima TNI diharapkan menjadi ajang
koordinasi dan tukar-menukar informasi.

Baca Selengkapnya

Intelijen Telusuri Prajurit TNI Tak Netral

5 Juni 2014

Intelijen Telusuri Prajurit TNI Tak Netral

Budiman menyatakan belum menemukan indikasi prajurit bersikap tak netral.

Baca Selengkapnya

SBY Desak Buku Reformasi TNI-Polri Dirampungkan  

3 Juni 2014

SBY Desak Buku Reformasi TNI-Polri Dirampungkan  

SBY meminta buku sejarah ini segera diselesaikan mumpung pelakunya masih hidup.

Baca Selengkapnya

Panglima Janji Tebas Kepala Prajurit Tak Netral  

14 Maret 2014

Panglima Janji Tebas Kepala Prajurit Tak Netral  

Ini kedua kalinya Moeldoko menyebut tebas-menebas.

Baca Selengkapnya