Kontras : Hak Pilih TNI Adalah Inkonsistensi Pemerintah

Reporter

Editor

Rabu, 23 Juni 2010 15:40 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta -Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) menilai pemulihan hak pilih TNI bukan agenda prioritas dalam reformasi militer. Langkah ini justru merupakan bentuk inkonsistensi pemerintah dalam melanjutkan agenda reformasi TNI.

"Pemulihan hak pilih TNI bukanlah agenda prioritas yang mendesak. Masih banyak agenda utama reformasi militer yang masih terbengkalai," kata Wakil Koordinator Badan Pekerja Kontras Haris Azhar hari ini (23/6).

Menurut Haris, hak pilih TNI dalam pemilu akan memiliki efek politik yang lebih besar dalam konteks politik lokal (pemilu daerah). Ini akan menempatkan komandan militer teritorial sebagai aktor politik yang menentukan.

"Fakta-fakta tersebut menunjukkan bukti atas abainya komitmen TNI atas kontrol sipil. Apalagi ruang-ruang kontrol sipil demokratik masih sulit untuk menembus barikade sistem komando TNI. Bahkan publik tidak pernah mendapatkan informasi komprehensif mengenai pencapaian positif atau tantangan yang dihadapi TNI dalam agenda reformasi sektor keamanan," tutur Haris.

Untuk itu Kontras meminta Pemerintah dan DPR kembali memprioritraskan diri untuk menyelesaikan agenda prioritas reformasi TNI yang hingga saat ini tertunda, reformasi sistem peradilan militer dan pembenahan komando teritorial.

"Langkah ini perlu diambil dengan cepat sebagai upaya mendorong TNI agar benar-benar tunduk pada kontrol sipil yang demokratis, supremasi hukum dan Ham," ujar Haris.

RENNY FITRIA SARI

Berita terkait

Tak Setuju TNI Diberi Hak Politik, Ini Alasan Ryamizard  

10 Oktober 2016

Tak Setuju TNI Diberi Hak Politik, Ini Alasan Ryamizard  

Ryamizard mengatakan kondisi saat ini tidak memungkinkan bagi TNI untuk memiliki hak politik.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Menhan Setuju TNI Dikembalikan di MPR

10 Oktober 2016

Ini Alasan Menhan Setuju TNI Dikembalikan di MPR

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu tidak setuju jika TNI ikut dalam politik praktis.

Baca Selengkapnya

Hak Politik Tentara, Istana Tak Dukung Panglima TNI

7 Oktober 2016

Hak Politik Tentara, Istana Tak Dukung Panglima TNI

Menteri Sekretaris Negara Pratikno menegaskan TNI harus
netral.

Baca Selengkapnya

Panglima: Tak Punya Hak Politik, TNI seperti Warga Asing  

4 Oktober 2016

Panglima: Tak Punya Hak Politik, TNI seperti Warga Asing  

Menurut Gatot, anggota TNI memang belum siap diberi hak politik untuk menyalurkan hak pilihnya.

Baca Selengkapnya

Panglima Usul Tentara Bisa Nyoblos, DPR: TNI Harus Netral

4 Oktober 2016

Panglima Usul Tentara Bisa Nyoblos, DPR: TNI Harus Netral

Pemberian hak pilih kepada anggota TNI berpotensi memecah belah soliditas TNI.

Baca Selengkapnya

Panglima Moeldoko Izinkan Istri Prajurit TNI Berpolitik  

21 Mei 2015

Panglima Moeldoko Izinkan Istri Prajurit TNI Berpolitik  

Prajurit TNI tetap dilarang keras terlibat dalam berpolitik praktis.

Baca Selengkapnya

Kasus Babinsa, Bawaslu Ingin Panglima TNI Datang

9 Juni 2014

Kasus Babinsa, Bawaslu Ingin Panglima TNI Datang

Pertemuan dengan Panglima TNI diharapkan menjadi ajang
koordinasi dan tukar-menukar informasi.

Baca Selengkapnya

Intelijen Telusuri Prajurit TNI Tak Netral

5 Juni 2014

Intelijen Telusuri Prajurit TNI Tak Netral

Budiman menyatakan belum menemukan indikasi prajurit bersikap tak netral.

Baca Selengkapnya

SBY Desak Buku Reformasi TNI-Polri Dirampungkan  

3 Juni 2014

SBY Desak Buku Reformasi TNI-Polri Dirampungkan  

SBY meminta buku sejarah ini segera diselesaikan mumpung pelakunya masih hidup.

Baca Selengkapnya

Panglima Janji Tebas Kepala Prajurit Tak Netral  

14 Maret 2014

Panglima Janji Tebas Kepala Prajurit Tak Netral  

Ini kedua kalinya Moeldoko menyebut tebas-menebas.

Baca Selengkapnya