Ketidaksiapan Hak Pilih TNI Akan Menjadi Konflik Internal  

Reporter

Editor

Rabu, 23 Juni 2010 07:23 WIB

KASAL Laksamana TNI Agus Suhartono saat akan memulai latihan pemantapan terpadu marinir di area T-12, Karang Tekok, Situbondo, Jawa Timur, Kamis (22/4). TEMPO/Dwianto Wibowo

TEMPO Interaktif, Jakarta - Tanpa kajian matang, pemberian hak pilih kepada TNI berpotensi menimbulkan konflik baik internal maupun eksternal. " Jadi harus memperhatikan tingkat kedewasaan anggota TNI dalam melihat perbedaan pilihan politik" kata Direktur Eksekutif Imparsial Poengky Indarti di Jakara, Selasa (22/6).


Sebelumnya, muncul pro-kontra terhadap kembalinya hak pilih TNI. Sebagian kalangan
mengkhawatirkan akan potensi penyalahgunaan hak pilih prajurit TNI dan kecemasan atas kembalinya TNI berpolitik.

Imparsial, kata Poengky, menilai pada prinsipnya dalam relasi hubungan negara dengan warga negara di negara demokrasi, penggunaan hak pilih tidaklah bersifat diskriminatif. Semua warga negara dengan tanpa melihat suku, kelompok, ras dan agama bisa dan boleh untuk menggunakan hak politiknya.

Atas dasar itu, anggota TNI tentunya juga memiliki hak yang sama dengan warga negara lain untuk dapat berpartisipasi dalam memilih pada pemilu. "Keinginan untuk memulihkan hak pilih anggota TNI pada Pemilu 2014 harus dilihat secara lebih hati-hati dan lebih serius."

Poengky memaparkan pemulihan itu perlu mengkaji beberapa hal, pemulihan
hak pilih terhadap anggota TNI juga harus dibarengi dengan ketertundukan anggota TNI
terhadap prinsip negara hukum. "Sehingga penggunaan hak pilih TNI baru bisa dilakukan setelah adanya proses reformasi peradilan militer," katanya.

Lebih dari itu, lanjut dia, adalah sangat positif apabila sebagian besar agenda penting reformasi TNI sudah dapat terealisasi sebelum penggunaan hak pilih TNI di pulihkan.

Independensi anggota TNI dalam memilih, kata dia, juga menjadi faktor penting yang
harus dipertimbangkan dalam pemulihan hak pilih TNI. "Dibutuhkan kepastian bahwa penggunaan hak pilih TNI sepenuhnya harus memenuhi prinsip-prinsip langsung, umum,
bebas, rahasia, jujur dan adil dalam sebuah pemilihan umum," ujarnya.

Sehingga, sebelum hak pilih TNI dipulihkan, maka penting untuk membentuk aturan yang rinci dan tegas terkait dengan tata cara penggunaan hak pilih TNI dalam pemilu sehingga ada mekanisme dan jaminan hukum atas independensi prajurit dalam memilih. Hal ini setelah ada kajian yang akurat. Namun, jika kajian menyatakan belum cukup matang kesiapan TNI, Poengky berharap otoritas sipil maupun Panglima
TNI untuk tidak terburu-buru memulihkan hak pilih TNI pada pemilu 2014.

EKO ARI WIBOWO | AMIRULLAH

Advertising
Advertising

Berita terkait

Tak Setuju TNI Diberi Hak Politik, Ini Alasan Ryamizard  

10 Oktober 2016

Tak Setuju TNI Diberi Hak Politik, Ini Alasan Ryamizard  

Ryamizard mengatakan kondisi saat ini tidak memungkinkan bagi TNI untuk memiliki hak politik.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Menhan Setuju TNI Dikembalikan di MPR

10 Oktober 2016

Ini Alasan Menhan Setuju TNI Dikembalikan di MPR

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu tidak setuju jika TNI ikut dalam politik praktis.

Baca Selengkapnya

Hak Politik Tentara, Istana Tak Dukung Panglima TNI

7 Oktober 2016

Hak Politik Tentara, Istana Tak Dukung Panglima TNI

Menteri Sekretaris Negara Pratikno menegaskan TNI harus
netral.

Baca Selengkapnya

Panglima: Tak Punya Hak Politik, TNI seperti Warga Asing  

4 Oktober 2016

Panglima: Tak Punya Hak Politik, TNI seperti Warga Asing  

Menurut Gatot, anggota TNI memang belum siap diberi hak politik untuk menyalurkan hak pilihnya.

Baca Selengkapnya

Panglima Usul Tentara Bisa Nyoblos, DPR: TNI Harus Netral

4 Oktober 2016

Panglima Usul Tentara Bisa Nyoblos, DPR: TNI Harus Netral

Pemberian hak pilih kepada anggota TNI berpotensi memecah belah soliditas TNI.

Baca Selengkapnya

Panglima Moeldoko Izinkan Istri Prajurit TNI Berpolitik  

21 Mei 2015

Panglima Moeldoko Izinkan Istri Prajurit TNI Berpolitik  

Prajurit TNI tetap dilarang keras terlibat dalam berpolitik praktis.

Baca Selengkapnya

Kasus Babinsa, Bawaslu Ingin Panglima TNI Datang

9 Juni 2014

Kasus Babinsa, Bawaslu Ingin Panglima TNI Datang

Pertemuan dengan Panglima TNI diharapkan menjadi ajang
koordinasi dan tukar-menukar informasi.

Baca Selengkapnya

Intelijen Telusuri Prajurit TNI Tak Netral

5 Juni 2014

Intelijen Telusuri Prajurit TNI Tak Netral

Budiman menyatakan belum menemukan indikasi prajurit bersikap tak netral.

Baca Selengkapnya

SBY Desak Buku Reformasi TNI-Polri Dirampungkan  

3 Juni 2014

SBY Desak Buku Reformasi TNI-Polri Dirampungkan  

SBY meminta buku sejarah ini segera diselesaikan mumpung pelakunya masih hidup.

Baca Selengkapnya

Panglima Janji Tebas Kepala Prajurit Tak Netral  

14 Maret 2014

Panglima Janji Tebas Kepala Prajurit Tak Netral  

Ini kedua kalinya Moeldoko menyebut tebas-menebas.

Baca Selengkapnya