Ketua DPR Anggap Hak Pilih TNI Bisa Ganggu Stabilitas

Reporter

Editor

Senin, 21 Juni 2010 11:25 WIB

Pangdam VII Wirabuana Mayjen TNI Hari Krisnomo memberikan tanda kehormatan kepada prajurit TNI Angkatan Darat saat perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke 60 Kodam VII Wirabuana di Makassar, Minggu (20/6).[TEMPO/FAHMI ALI]

TEMPO Interaktif, Jakarta - Ketua DPR Marzuki Alie mengatakan usulan pemberian hak pilih untuk TNI dikhawatirkan akan membuat stabilitas politik terganggu. Rencana itu, kata dia, masih perlu pertimbangan matang sebelum benar-benar diterapkan.

"Andaikata TNI diberi kebebasan pada saat ini, apakah akan lebih siap dan tidak mudah terprovokasi?" kata Marzuki dalam pesan singkatnya kepada wartawan, Senin (21/6).

Seperti diketahui, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat bersilaturahmi dengan wartawan di Istana Cipanas, Cianjur pekan lalu menyatakan persetujuannya dengan wacana pemberian hak pilih prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam Pemilihan Umum (Pemilu).

Menurut Presiden, hak hak pilih kepada militer bisa diberikan asalkan kekhawatiran adanya ketidakkompakan di tubuh TNI jika diberi hak pilih, sudah bisa dihindari. Presiden mengakui, di waktu lampau, ada kekhawatiran jika prajurit TNI ikut memilih, akan terjadi pengkotak-kotakan atau perpecahan di tubuh militer. "Apalagi semua punya senjata, lantas dianggap menganggu kekompakan, keutuhan dan bahkan keamanan ketika harus mengamankan pemilu itu," kata SBY.

Meski begitu, ia mengingatkan, saat ini yang menentukan hak pilih TNI pada 2014 adalah undang-undang. Sehingga, hal ini tergantung keputusan pemerintah dan DPR.

Marzuki mengakui, pendapatnya berbeda dengan banyak pihak, termasuk Presiden. Ia beralasan, realita demokrasi pada saat ini, dikhawatirkan TNI justru ikut terpancing. "Maka stabilitas politik justru akan menjadi terganggu," katanya.

Marzuki melanjutkan, pendapat SBY bahwa masyarakat jangan membatasi hak politik adalah tepat. Namun dia menegaskan rencana itu sebelum diterapkan perlu pertimbangan matang.

Amirullah

Berita terkait

Tak Setuju TNI Diberi Hak Politik, Ini Alasan Ryamizard  

10 Oktober 2016

Tak Setuju TNI Diberi Hak Politik, Ini Alasan Ryamizard  

Ryamizard mengatakan kondisi saat ini tidak memungkinkan bagi TNI untuk memiliki hak politik.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Menhan Setuju TNI Dikembalikan di MPR

10 Oktober 2016

Ini Alasan Menhan Setuju TNI Dikembalikan di MPR

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu tidak setuju jika TNI ikut dalam politik praktis.

Baca Selengkapnya

Hak Politik Tentara, Istana Tak Dukung Panglima TNI

7 Oktober 2016

Hak Politik Tentara, Istana Tak Dukung Panglima TNI

Menteri Sekretaris Negara Pratikno menegaskan TNI harus
netral.

Baca Selengkapnya

Panglima: Tak Punya Hak Politik, TNI seperti Warga Asing  

4 Oktober 2016

Panglima: Tak Punya Hak Politik, TNI seperti Warga Asing  

Menurut Gatot, anggota TNI memang belum siap diberi hak politik untuk menyalurkan hak pilihnya.

Baca Selengkapnya

Panglima Usul Tentara Bisa Nyoblos, DPR: TNI Harus Netral

4 Oktober 2016

Panglima Usul Tentara Bisa Nyoblos, DPR: TNI Harus Netral

Pemberian hak pilih kepada anggota TNI berpotensi memecah belah soliditas TNI.

Baca Selengkapnya

Panglima Moeldoko Izinkan Istri Prajurit TNI Berpolitik  

21 Mei 2015

Panglima Moeldoko Izinkan Istri Prajurit TNI Berpolitik  

Prajurit TNI tetap dilarang keras terlibat dalam berpolitik praktis.

Baca Selengkapnya

Kasus Babinsa, Bawaslu Ingin Panglima TNI Datang

9 Juni 2014

Kasus Babinsa, Bawaslu Ingin Panglima TNI Datang

Pertemuan dengan Panglima TNI diharapkan menjadi ajang
koordinasi dan tukar-menukar informasi.

Baca Selengkapnya

Intelijen Telusuri Prajurit TNI Tak Netral

5 Juni 2014

Intelijen Telusuri Prajurit TNI Tak Netral

Budiman menyatakan belum menemukan indikasi prajurit bersikap tak netral.

Baca Selengkapnya

SBY Desak Buku Reformasi TNI-Polri Dirampungkan  

3 Juni 2014

SBY Desak Buku Reformasi TNI-Polri Dirampungkan  

SBY meminta buku sejarah ini segera diselesaikan mumpung pelakunya masih hidup.

Baca Selengkapnya

Panglima Janji Tebas Kepala Prajurit Tak Netral  

14 Maret 2014

Panglima Janji Tebas Kepala Prajurit Tak Netral  

Ini kedua kalinya Moeldoko menyebut tebas-menebas.

Baca Selengkapnya