Bambang Widodo Umar : Kapolri Tak Harus Bintang Tiga  

Reporter

Editor

Jumat, 18 Juni 2010 11:08 WIB

Bambang Widodo Umar. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO Interaktif, Jakarta -Pengajar Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian Bambang Widodo Umar mengatakan calon Kepala Kepolisian RI tak harus jenderal berbintang tiga. Dia juga meminta agar Perarturan Presiden yang mengatur kriteria calon Kapolri ditinjau ulang. “Perlu ditinjau ulang, apakah calon Kapolri harus berpangkat jenderal bintang tiga,” katanya kepada Tempo, Kamis (18/6).

Keharusan berpangkat bintang tiga menjadi hambatan ketika pilihan jenderal bintang tiga sedikit. “Tambah sedikit dengan pertimbangan jenderal bintang tiga yang akan pensiun,” ujar Bambang.

Ia mengatakan Kepolisian jangan hanya fokus pada kepangkatan, tapi lebih menilai prestasi. “Sehingga para jenderal bintang dua bisa ikut menjadi calon Kapolri,” katanya. Dengan mekanisme ini, menurut Bambang, akan ada lebih banyak pilihan.

“Kalaupun harus ada jenderal bintang tiga yang ikut pencalonan, mungkin komposisinya bisa dibuat dua orang jenderal bintang tiga dan dua orang jenderal bintang dua, terserah Kepolisian bagaimana komposisinya,” kata Bambang.

Namun jika harus menggunakan syarat jenderal bintang tiga, menurut Bambang, Kepolisian harus mendorong kenaikan pangkat jenderal bintang dua. “Hanya tetap harus menunggu posisi kosong,” ujarnya.

Penjaringan calon kepala kepolisian akan dilakukan untuk mengganti posisi Jenderal Bambang yang akan pensiun pada Oktober nanti. Beberapa nama sudah disebut-sebut sebagai calon kuat, seperti Inspektur Jenderal Timur Pradopo, Komisaris Jenderal Nanan Soekarna, dan Inspektur Jenderal Oegroseno.

Bambang melanjutkan, perlu ada sistem yang mengatur peran lembaga yang berwenang dalam pemilihan Kepala Kepolisian. “Perlu ada pembagian peran,” katanya. Lembaga-lembaga yang memiliki kewenangan dalam pemilihan tersebut yaitu Kepolisian, Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat, dan Komisi Kepolisian Nasional.

Kepolisian telah mengajukan konsep Peraturan Presiden di mana calon Kapolri dipilih oleh Kapolri yang sekarang menjabat tanpa melibatkan Komisi Kepolisian Nasional. “Kalau ada perebutan kewenangan kan memalukan,” ujar Bambang.

Bambang mengatakan sistem pembagian peran harus jelas. “Misalnya Kepolisian memilih kriteria ini, Kompolnas ini, yang lainnya di tahap berikutnya,” katanya. Menurut Bambang, sistem tersebut harus diatur dengan Peraturan Presiden.

PUTI NOVIYANDA

Advertising
Advertising

Berita terkait

Simak Lagi, Ini 5 Profil Calon Kapolri yang Akan Dipilih Jokowi

11 Januari 2021

Simak Lagi, Ini 5 Profil Calon Kapolri yang Akan Dipilih Jokowi

Presiden Joko Widodo atau Jokowi sudah menerima lima nama calon Kepala Polri atau Kapolri dari Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas). Simak profilnya

Baca Selengkapnya

Soal 5 Calon Kapolri, Politikus Demokrat: Mereka Bintang 3, Sudah Lolos Ujian

9 Januari 2021

Soal 5 Calon Kapolri, Politikus Demokrat: Mereka Bintang 3, Sudah Lolos Ujian

Benny menyebut Presiden Jokowi memiliki hak eksklusif untuk memilih siapa dari lima nama calon Kapolri yang bakal diajukan kepada DPR

Baca Selengkapnya

Kompolnas Telah Kantongi Nama Calon Kapolri Pengganti Idham Azis

25 Desember 2020

Kompolnas Telah Kantongi Nama Calon Kapolri Pengganti Idham Azis

Kompolnas mengatakan sudah memiliki nama calon Kapolri pengganti Idham Azis. Nama-nama ini akan diserahkan ke Presiden Jokowi dalam waktu dekat.

Baca Selengkapnya

Kompolnas Jamin Kapolri Pengganti Idham Azis Punya Rekam Jejak Baik

20 Desember 2020

Kompolnas Jamin Kapolri Pengganti Idham Azis Punya Rekam Jejak Baik

Kompolnas sedang menjaring kriteria untuk calon Kapolri pengganti Jenderal Idham Azis.

Baca Selengkapnya

Kompolnas Segera Serahkan Rekomendasi Nama-nama Calon Kapolri ke Jokowi

20 Desember 2020

Kompolnas Segera Serahkan Rekomendasi Nama-nama Calon Kapolri ke Jokowi

Kompolnas mengatakan akan segera menyerahkan rekomendasi nama-nama calon Kapolri pada Presiden Joko Widodo.

Baca Selengkapnya

IPW Catat 13 Orang Masuk Bursa Calon Kapolri, 5 Nama Punya Potensi Besar

30 November 2020

IPW Catat 13 Orang Masuk Bursa Calon Kapolri, 5 Nama Punya Potensi Besar

Indonesia Police Watch (IPW) mencatat ada 13 perwira tinggi Polri berpangkat Komisaris Jenderal yang bisa ikut dalam bursa calon Kapolri.

Baca Selengkapnya

Dicopot dari Kapolda Metro, Peluang Karir Nana Sudjana Dinilai Masih Terbuka

18 November 2020

Dicopot dari Kapolda Metro, Peluang Karir Nana Sudjana Dinilai Masih Terbuka

Dicopotnya dia dari jabatan Kapolda Metro Jaya, Bambang menilai tak menghancurkan peluang Nana Sudjana menjadi salah satu calon Kapolri

Baca Selengkapnya

Irjen Nana Sudjana Dicopot, IPW: Makin Berat Masuk Bursa Calon Kapolri

17 November 2020

Irjen Nana Sudjana Dicopot, IPW: Makin Berat Masuk Bursa Calon Kapolri

IPW menilai pencopotan Kapolda Metro Jaya dimanfaatkan sebagai manuver dalam persaingan bursa calon Kapolri

Baca Selengkapnya

IPW: Calon Kapolri akan Terlihat pada Awal November

21 Juni 2020

IPW: Calon Kapolri akan Terlihat pada Awal November

Dari data IPW, delapan nama calon Kapolri itu terdiri dari lima jenderal bintang tiga dan tiga jenderal bintang dua.

Baca Selengkapnya

IPW: Delapan Nama Kuat Masuk Bursa Calon Kapolri

11 Juni 2020

IPW: Delapan Nama Kuat Masuk Bursa Calon Kapolri

Menurut prosedur, nama-nama yang masuk dalam bursa calon Kapolri itu akan digodok Dewan Kebijakan Tinggi Polri.

Baca Selengkapnya