Empat Tahun Semburan Lapindo: Warga Diminta Diberi Bekal Cara Bertahan Hidup

Reporter

Editor

Jumat, 28 Mei 2010 13:43 WIB

semburan lumpur lapindo
TEMPO Interaktif, Surabaya - Anggota Tim Kelayakan Pemukiman (TKP) dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Amin Widodo meminta pemerintah segera mensosialisasikan cara bertahan hidup bagi warga di sembilan desa di sekitar lokasi lumpur Lapindo. "Lumpur sudah empat tahun, sudah waktunya warga dibiasakan bertahan hidup dilokasi seperti itu," kata Amin, Jumat (28/5).

Menurut Amin, hingga saat ini tim TKP bentukan Gubernur ini memang masih menyelesaikan proses identifikasi dan penelitian di sekitar kawasan sekitar semburan lumpur. Hasil dari penelitian ini nantinya akan diserahkan kepada Gubernur Jatim untuk ditindaklanjuti menjadi sebuah keputusan.

Amin yang juga geolog dari Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) ini mengatakan, penellitian ini sebenarnya merupakan yang kedua kalinya. Penelitian pertama dilakukan pada tahun 2008 lalu dan sudah diserahkan kepada Gubernur Jatim. Saat itu, hasil penelitian yang dilakukan tim gabungan dari ITS dan Unair ini merekomendasikan warga di 9 RT di tiga desa yaitu Siring Barat, Jatirejo Barat dan Mindi untuk segera diungsikan.

Kata dia, hasil rekomendasi ini lantas diserahkan oleh Gubernur kepada Presiden yang selanjutnya turunlah perintah untuk memberikan bantuan sosial kepada warga di 9 RT yang ada di tiga desa itu.

Sejak semburan muncrat pertama kalinya hingga saat ini, selain telah menenggelamkan sekitar 800 hektar tanah di 12 desa, lumpur saat ini juga membuat kawasan pemukiman di 9 desa di sekitar lumpur tak layak huni. Sebab, di sekitar desa itu sudah terjadi penurunan tanah yang membuat rumah retak serta keluar berbagai semburan gas liar yang mudah terbakar.

Hanya saja, di 9 desa ini yaitu Desa Siring Barat, Jatirejo Barat, Mindi, Pamotan, Wunut, Ketapang, Besuki, Pejarakan dan Kedungcangkring sebagian hingga saat ini masih dihuni. Padahal sebagian kondisi di 9 desa ini sudah sangat tidak layak huni.

"Untuk sementara, langkah yang harus ditempuh adalah membekali warga dengan peralatan deteksi gas, serta memberikan cara kepada mereka supaya bertahan hidup," kata Amin.

BPLS sendiri beberapa kali sudah memberikan pelatihan kepada warga untuk mencoba bertahan hidup di tengah situasi seperti ini. Menurut Kepala Humas BPLS, Ahmad Zulkarnain, selama ini pihaknya sudah mensosialisasikan pentingnya membuat saluran udara minimal jendela sebanyak mungkin di rumah mereka.

"Kami sudah kasih penjelasan, untuk bertahan hidup minimal jendela harus selalu terbuka. Ini untuk mensiasati jika ada gas yang keluar bisa langsung terbang dan hilang," kata Zulkarnain.

Selain itu, BPLS juga telah melatih warga cara memanfaatkan gas yang sering keluar disekitar rumah mereka. Hanya saja, pemanfaatan gas ini belum bisa maksimal karena sifat gas yang keluar juga temporan dan kadang berpindah-pindah. Untuk keamanan, BPLS juga telah memasang beberapa rambu peringatan dilokasi semburan gas liar.

ROHMAN TAUFIQ

Berita terkait

Sampai Jatuh Tempo, Lapindo Baru Bayar Utang Rp 5 M ke Pemerintah

12 Juli 2019

Sampai Jatuh Tempo, Lapindo Baru Bayar Utang Rp 5 M ke Pemerintah

Utang keseluruhan Lapindo Brantas dan Minarak Lapindo Jaya ke pemerintah mencapai Rp773,38 miliar.

Baca Selengkapnya

8 Tahun Lapindo, 3.200 Berkas Belum Dibayar

29 Mei 2014

8 Tahun Lapindo, 3.200 Berkas Belum Dibayar

Warga ingin Bank Jatim mengeluarkan dana talangan.

Baca Selengkapnya

Bagir Manan : MK Tak Berwenang Putuskan Ganti Rugi Lapindo

14 Desember 2012

Bagir Manan : MK Tak Berwenang Putuskan Ganti Rugi Lapindo

Bagir Manan menilai Kasus Lapindo perbuatan melanggar hukum sehingga yang berwenang menentukan soal ganti rugi adalah pengadilan biasa.

Baca Selengkapnya

Harta Bakrie Terkuras Lapindo  

29 November 2012

Harta Bakrie Terkuras Lapindo  

Aburizal Bakrie terdepak dari daftar 40 orang terkaya di Indonesia tahun 2012 versi Forbes.

Baca Selengkapnya

3.000 Korban Lapindo Bakal Turun ke Jalan  

23 November 2012

3.000 Korban Lapindo Bakal Turun ke Jalan  

Korban lumpur Lapindo menuntut Minarak Lapindo membayar sisa ganti rugi yang mencapai Rp 400 miliar.

Baca Selengkapnya

Sidoarjo Siagakan Relawan Tanggap Bencana Lapindo  

7 November 2012

Sidoarjo Siagakan Relawan Tanggap Bencana Lapindo  

Pemerintah kabupaten menyiapkan skenario terburuk.

Baca Selengkapnya

Lapindo Brantas Incar Lapangan Offshore Madura  

5 November 2012

Lapindo Brantas Incar Lapangan Offshore Madura  

Lapindo Brantas Inc (LBI) masih mencari mitra untuk turut mendanai pengembangan industri hulu migas itu.

Baca Selengkapnya

Hujan Turun, Lumpur Lapindo Nyaris Meluap

5 November 2012

Hujan Turun, Lumpur Lapindo Nyaris Meluap

Luberan lumpur di titik P 71-10d dan P 21-22 akan berdampak pada rel kereta api dan Raya Porong. Sementara titik P 33 akan berdampak pada permukiman.

Baca Selengkapnya

Juru Bicara Badan Penanganan Lumpur Tewas Mendadak

14 September 2012

Juru Bicara Badan Penanganan Lumpur Tewas Mendadak

Juru bicara Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS), Ahmad Khusairi, meninggal dunia secara mendadak akibat serangan jantung.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Kembali Gelontorkan Dana untuk Lapindo

10 September 2012

Pemerintah Kembali Gelontorkan Dana untuk Lapindo

Tahun 2013 pemerintah menganggarkan Rp 2,236 triliun naik dari tahun ini Rp 1,533 triliun.

Baca Selengkapnya