Menko Polkam: Tidak Ada Deadline untuk Perdamaian Aceh

Reporter

Editor

Selasa, 22 Juli 2003 11:08 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan, Pemerintah tidak akan memberikan batas akhir (deadline) dalam perwujudan kesepakatan damai dengan Gerakan Aceh Merdeka. "Tetapi lihat nanti pada evaluasi keseluruhan setelah dua bulan masa pembangunan kepercayaan, kata Yudhoyono dalam jumpa persnya usai rapat koordinasi di kantornya, Rabu (5/1). Setelah ditandatanganinya perjanjian damai, Pemerintah Indonesia dan GAM sepakat untuk menghentikan kegiatan bersenjata. Melalui pengawasan JSC (Joint Security Council) dan JC (Joint Council), kedua belah pihak harus melalui tahapan-tahapan dalam proses perdamaian tersebut. Dua bulan pertama, yang akan berakhir 9 Februari, adalah masa pemulihan kepercayaan (trust building). Sedangkan lima bulan berikutnya, mulai 9 Februari, merupakan proses demiliterisasi. Pada proses demiliterisasi, para anggota GAM diharuskan untuk mengumpulkan persenjataan yang mereka miliki sehingga perdamaian betul-betul dapat diwujudkan di Bumi Serambi Mekkah tersebut. Setelah itu baru dapat dilaksanakan tahapan rekonsiliasi dan rehabilitasi. Menurut Yudhoyono, selama kurun waktu sejak 9 Desember, GAM telah banyak melakukan pelanggaran terhadap isi kesepakatan damai. Di antaranya pamer kekuatan (show of force) keliling kota yang dilakukan oleh GAM, rapat akbar yang isinya menjelaskan sesuatu yang berbeda dengan isi perjanjian damai, dan sejumlah aksi lain yang bersifat provokatif. Tapi Yudhoyono mengakui bahwa sangat sulit menjalin kepercayaan setelah bertikai selama 26 tahun. Apalagi waktunya hanya dua bulan. Dia mengakui, sejak penandatanganan itu, intensitas konflik dan jatuh korban, baik dari GAM maupun RI, susut secara drastis. Sebelum 9 Desember, rata-rata per hari terjadi insiden 12-13 kali. Setelah penandatanganan perjanjian damai, jumlahnya berkurang menjadi 2-3 insiden. Mengenai kemungkinan penarikan diri Indonesia dari perjanjian tersebut, Yudhoyono menjawab, hal itu harus dibicarakan dalam Joint Security Comitte, setelah itu dibahas dalam Joint Council. Hal ini bertujuan untuk sampai pada keputusan yang tepat. Tetapi Yudhoyono menegaskan bahwa Indonesia tidak akan keluar dari isi perjanjian. (D.A Candraningrum-Tempo News Room)

Berita terkait

Nany Afrida dan Bayu Wardhana Terpilih Jadi Ketua dan Sekjen AJI Periode 2024-2027

7 menit lalu

Nany Afrida dan Bayu Wardhana Terpilih Jadi Ketua dan Sekjen AJI Periode 2024-2027

Nany Afrida dan Bayu Wardhana terpilih menjadi Ketua dan Sekjen AJI yang baru dalam Kongres XII AJI.

Baca Selengkapnya

Setelah Hagia Sophia, Erdogan Kembali Ubah Bekas Gereja Menjadi Masjid

7 menit lalu

Setelah Hagia Sophia, Erdogan Kembali Ubah Bekas Gereja Menjadi Masjid

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Senin meresmikan masjid yang diubah dari gereja Ortodoks Yunani kuno di Istanbul

Baca Selengkapnya

Persiapan Hotel The Mark Tempat Selebriti Menginap saat Met Gala 2024

7 menit lalu

Persiapan Hotel The Mark Tempat Selebriti Menginap saat Met Gala 2024

Selama periode Met Gala 2024, Hotel The Mark menerima sekitar 60 tamu

Baca Selengkapnya

Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

1 jam lalu

Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

Pengadilan baru saja mencabut izin penanaman komersial padi Beras Emas atau Golden Rice hasil rekayasa genetika di Filipina.

Baca Selengkapnya

Waskita Karya: 2 Proyek IKN Rampung, Kebut 10 Proyek Lagi hingga Semester I 2024

1 jam lalu

Waskita Karya: 2 Proyek IKN Rampung, Kebut 10 Proyek Lagi hingga Semester I 2024

Waskita Karya telah merampungkan 2 dari 12 proyek IKN yang tengah dibangun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini, Putin Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Masa Jabatan ke-5

1 jam lalu

Hari Ini, Putin Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Masa Jabatan ke-5

Pelantikan Vladimir Putin sebagai presiden Rusia untuk masa jabatan kelima pada upacara pelantikan yang akan digelar di Moskow.

Baca Selengkapnya

Partai Narendra Modi Bagikan Video Hasutan tentang Oposisi dan Komunitas Muslim India

3 jam lalu

Partai Narendra Modi Bagikan Video Hasutan tentang Oposisi dan Komunitas Muslim India

Video animasi yang dibagikan oleh partai Perdana Menteri Narendra Modi menargetkan partai Kongres sebagai oposisi dan komunitas Muslim.

Baca Selengkapnya

WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

3 jam lalu

WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

Ada banyak dampak buruk konsumsi lemak trans dalam kadar yang berlebih. Salah satu dampak buruknya adalah tingginya penyakit kardiovaskular.

Baca Selengkapnya

KPK Terima Konfirmasi Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Bakal Hadiri Pemeriksaan Hari Ini

4 jam lalu

KPK Terima Konfirmasi Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Bakal Hadiri Pemeriksaan Hari Ini

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor sudah 2 kali mangkir dalam pemeriksaan KPK sebelumnya dan tengah mengajukan praperadilan.

Baca Selengkapnya

Pengeroyokan Mahasiswa Katolik Universitas Pamulang Saat Doa Rosario, Polisi Tangkap Beberapa Orang

4 jam lalu

Pengeroyokan Mahasiswa Katolik Universitas Pamulang Saat Doa Rosario, Polisi Tangkap Beberapa Orang

Akibat pengeroyokan itu, dua mahasiswa Universitas Pamulang mengalami luka, satu di antaranya adalah penghuni kos lain yang berusaha melerai.

Baca Selengkapnya