PRD: Aksi Mahasiswa Sekarang Eksklusif dan Sektarian

Reporter

Editor

Selasa, 22 Juli 2003 10:51 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Aksi-aksi mahasiswa yang dilakukan untuk menentang kebijakan kenaikan harga dan berlanjut dengan tuntutan diturunkannya pemerintahan Mega Hamzah yang berlangsung baru-baru ini sangat eksklusif dan sektarian. Penilaian itu dilontarkan Ketua Umum Komite Pimpinan Pusat Partai Rakyat Demokratik (KPP PRD), Haris Rusly Moti, kepada wartawan, di Jakarta, Rabu (5/2). Menurut dia, aksi-aksi mahasiswa yang dilakukan, terutama oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Perguruan Tinggi di Jabotabek, mengulangi lagi kesalahan aksi-aksi mahasiswa tahun 1998 lalu. Aksi tahun 1998, gerakan mahasiswa hanya mengisolasi dirinya semata gerakan mahasiswa dan tidak melibatkan gerakan rakyat, kata Haris. Kesalahan aksi-aksi mahasiswa tahun 1998 yang tidak melibatkan rakyat, lanjut dia, berakibat rakyat juga ikut menumpahkan amarahnya dengan caranya sendiri. Akhirnya, terjadilah kerusuhan Mei 1998. Mahasiswa malah mengisolasi diri di kampus untuk melakukan aksi-aksi. Bahkan, rakyat bergabung, mereka menolak. Nah, ini diulangi lagi oleh kawan-kawan BEM sekarang, kata dia. Haris melihat kondisi rakyat yang terjepit dengan kondisi kesulitan yang dialami sekarang sangat mungkin membuat terulangnya peristiwa kerusuhan Mei 1998. Kalau ini terjadi, yang amat sangat bertanggung jawab tidak hanya rezim (Mega Hamzah), tapi juga gerakan mahasiswa yang banci, dan tidak punya nyali untuk mengorganisir kemarahan rakyat, tandasnya. Menurut dia, mahasiswa seharusnya turun langsung ke rakyat. Misalnya, ke pabrik-pabrik dengan mengajak serta buruh, dan ke kampung-kampung mengajak serta rakyat miskin, dan menyadarkan mereka bahwa problem yang terjadi sekarang ini karena struktur dan pemerintahan yang tidak benar. Jadi, kalau mau menyelesaikannya, ikut turun ke jalan bersama mahasiswa. Kalau BEM eksklusif atau tertutup dari rakyat, ini justru berbahaya, kata Haris. Alasannya, menurut dia, kekuatan yang ada justru di tangan rakyat, bukan di tangan mahasiswa. Jika tidak mengajak serta rakyat, mustahil tujuan mahasiswa sekarang untuk menurunkan rezim Mega Hamzah dapat tercapai. Sebab, dalam pandangannya, lebih sulit menjatuhkan Megawati ketimbang menjatuhkan posisi Gus Dur tahun 2001. Saat menjatuhkan Gus Dur, ada kombinasi antara parlemen dan ekstra parlemen (mahasiswa). Parlemen hanya membutuhkan legitimasi dari luar untuk menjatuhkan Gus Dur. Tapi, sekarang ini parlemennya tidak punya kehendak untuk menjatuhkan Megawati, katanya. (Dimas Adityo Tempo News Room)

Berita terkait

Duel Irak vs Indonesia di Piala Asia U-23, Ilham Rio Fahmi Ingin Buat Sejarah ke Olimpiade

1 menit lalu

Duel Irak vs Indonesia di Piala Asia U-23, Ilham Rio Fahmi Ingin Buat Sejarah ke Olimpiade

Ilham Rio Fahmi akan berusaha membalas kepercayaan dari pelatih kepala Shin Tae-yong apabila diturunkan dalam laga Timnas U-23 Irak vs Indonesia.

Baca Selengkapnya

Wamendag ke Mesir Bahas Perjanjian Dagang Bilateral di Tengah Kondisi Ekonomi Global yang Tidak Stabil

7 menit lalu

Wamendag ke Mesir Bahas Perjanjian Dagang Bilateral di Tengah Kondisi Ekonomi Global yang Tidak Stabil

Pemerintah Indonesia terbuka terhadap pemanfaatan transaksi imbal dagang business-to-business (b-to-b).

Baca Selengkapnya

Kontroversi Sivakorn Pu Udom, Wasit VAR yang Akan Awasi Laga Timnas U-23 Indonesia vs Irak

7 menit lalu

Kontroversi Sivakorn Pu Udom, Wasit VAR yang Akan Awasi Laga Timnas U-23 Indonesia vs Irak

Sivakorn Pu Udom , wasit VAR yang akan mengawasi laga timnas U-23 Indonesia vsIrak kerap membuat keputusan kontroversial.

Baca Selengkapnya

Cerita Calon Mahasiswa Disabilitas Ikut UTBK 2024 di Unesa

16 menit lalu

Cerita Calon Mahasiswa Disabilitas Ikut UTBK 2024 di Unesa

Unesa menjadi lokasi pelaksanaan UTBK SNBT 2024 untuk calon mahasiswa disabilitas.

Baca Selengkapnya

Peringati Hari Pendidikan Nasional, Mahasiswa UGM Gelar Aksi Tuntun Tranparansi Biaya Pendidikan

17 menit lalu

Peringati Hari Pendidikan Nasional, Mahasiswa UGM Gelar Aksi Tuntun Tranparansi Biaya Pendidikan

Mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut transparansi biaya pendidikan dan penetapan uang kuliah tunggal (UKT).

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

19 menit lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Berusia 477 Tahun, Berikut Sejarah Kota Semarang Hingga Peristiwa Pertempuran Lima Hari

20 menit lalu

Berusia 477 Tahun, Berikut Sejarah Kota Semarang Hingga Peristiwa Pertempuran Lima Hari

Sejarah Kota Semarang bermula pada abad ke-8 M, bagian dari kerajaan Mataram Kuno bernama Pragota, sekarang menjadi Bergota menjadi pelabuhan.

Baca Selengkapnya

Fakta tentang Gustavo Petro, Presiden Kolombia, Pembela Hak-hak Palestina

23 menit lalu

Fakta tentang Gustavo Petro, Presiden Kolombia, Pembela Hak-hak Palestina

Kolombia pernah berhubungan akrab dengan Israel, tetapi Gustavo Petro, sang presiden, tidak pernah menahan diri untuk mengkritik negara Zionis itu.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

25 menit lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

27 menit lalu

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

Ahli ini menyatakan tak anti investasi asing, termasuk yang dijanjikan datang dari Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya