Ancaman Hukuman bagi Golput Dinilai Diskriminatif

Reporter

Editor

Selasa, 22 Juli 2003 10:26 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Rencana menerapkan hukuman bagi penganjur golongan putih (golput) pada Pemilu 2004 dalam RUU Pemilu merupakan tindakan diskrimitif, berlawanan dengan HAM, dan anti demokrasi. Pendapat ini dilontarkan Ketua Umum Komite Pimpinan Pusat Partai Rakyat Demokratik (KPP PRD), Haris Rusly Moti, dalam jumpa pers, di kantornya, Rabu (5/2). Menurut Haris, memilih untuk golput, mengkampanyekan golput, atau memboikot Pemilu harus dihormati dan memiliki hak yang sama derajatnya dengan hak warga negara untuk memilih atau mengkampanyekan partai A atau B. Karena itu, negara harusnya menjamin dan menghormati hak warga negara untuk memilih, mengkampanyekan, atau menganjurkan golput atau memboikot pemilu, seperti negara menjamin hak warga negara untuk memilih partai A atau partai B, paparnya. Ia memberi contoh, dalam konstitusi Prancis, memberontak terhadap tiran atau rezim yang menindas adalah sah, dan dijamin haknya dalam konstitusi. Haris menambahkan, sikap partai politik besar untuk menerapkan hukuman bagi golput ini merupakan ketidakpercayaan diri mereka untuk mempertanggungjawabkan dirinya yang tidak sanggup dan tidak mau membawa rakyat keluar dari krisis, seperti kemiskinan, pengangguran, dan kelaparan yang akan mengancam mereka pada Pemilu 2004. Selain itu, kini makin terlihat bahwa partai-partai politik besar yang berkuasa di parlemen saat ini sangat rakus terhadap kekuasaan, rakus terhadap aspirasi, tapi tidak diikuti program untuk memperjuangkan aspirasi rakyat yang memilihnya. Kepentingannya semata untuk memperebutkan kekuasaan dan merumuskan Undang-Undang untuk melindungi dan mengawetkan kekuasaan mereka, tegasnya. Haris mempredikasi belum ada harapan untuk dapat meyelesaikan permasalahan yang dialami rakyat dengan Pemilu 2004 nanti. Saya cukup yakin, partai-partai yang menang adalah partai yang berkuasa di parlemen sekarang ini, ujarnya. Ia menyebut tiga struktur partai yang berkuasa saat ini, yakni partai yang berbasis massa tradisional, yang strukturnya sudah dibangun bertahun-tahun lalu, seperti PKB dan PAN. Kedua, partai yang merupakan perjuangan historis masa lalu, yang strukturnya merupakan warisan historis berpuluh-puluh tahun yang lalu, seperti PDIP dan PBB. Serta, yang ketiga, partai yang dibentuk pada zaman Orde Baru, yakni Golkar dan PPP. Keenam partai tersebut, menurut Haris, yang akan menang lagi dalam Pemilu 2004. Jika itu yang terjadi, maka tidak akan ada perbedaan atau perubahan di negeri ini. Semuanya bersama-sama bekerja sama dengan IMF, sama-sama sepakat melindungi penjahat HAM dan koruptor, serta sama-sama tidak punya program untuk membawa keluar rakyat dari krisis sekarang ini. Jadi, pasca 2004, eksekutif, legislatif dan yudikatifnya tidak berubah sehingga krisis akan lebih panjang, katanya. (Dimas Adityo Tempo News Room)

Berita terkait

Hasil Piala Asia U-23: Dikalahkan Irak, Timnas Indonesia Gagal Lolos Langsung ke Olimpiade Paris 2024

55 menit lalu

Hasil Piala Asia U-23: Dikalahkan Irak, Timnas Indonesia Gagal Lolos Langsung ke Olimpiade Paris 2024

Timnas Indonesia U-23 harus mengakui keunggulan Irak dalam laga perebutan peringkat ketiga Piala Asia U-23 2024 pada Kamis, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Bisnis Produk Kosmetik Semakin Menjamur, Maklon Jadi Andalan

1 jam lalu

Bisnis Produk Kosmetik Semakin Menjamur, Maklon Jadi Andalan

Bisnis produk kosmetik dan skincare semakin diminati masyarakat Indonesia. Para pengusaha kecantikan mengandalkan maklon untuk produksi kosmetiknya.

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia vs Irak Imbang 1-1, Lanjut ke Perpanjangan Waktu

1 jam lalu

Hasil Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia vs Irak Imbang 1-1, Lanjut ke Perpanjangan Waktu

Tak ada gol tambahan di babak kedua membuat laga TImnas U-23 Irak vs Indonesia di Piala Asia U-23 2024. Laga berlanjut ke babak tambahan.

Baca Selengkapnya

Duel Indonesia vs Korea Selatan di Piala Thomas 2024, Jonatan Christie Siap Tampil Mati-matian

2 jam lalu

Duel Indonesia vs Korea Selatan di Piala Thomas 2024, Jonatan Christie Siap Tampil Mati-matian

Atlet tunggal putra, Jonatan Christie, mengatakan tim putra Indonesia siap memberikan kemampuan terbaik pada babak perempat final Piala Thomas 2024.

Baca Selengkapnya

Cerita Keluarga Cemara Dikemas Jadi Teater Musikal, Janjikan Sajian Pentas Berbeda

2 jam lalu

Cerita Keluarga Cemara Dikemas Jadi Teater Musikal, Janjikan Sajian Pentas Berbeda

ksekutif Produser Musikal Keluarga Cemara, Anggia Kharisma mengatakan, kisah keluarga hangat ini tak lekang oleh zaman.

Baca Selengkapnya

Program Pra Kerja Raih Penghargaan Wenhui Award dari UNESCO

2 jam lalu

Program Pra Kerja Raih Penghargaan Wenhui Award dari UNESCO

Program Pra Kerja meraih penghargaan dari UNESCO atas kontribusinya dalam inovasi pendidikan di kawasan Asia-Pasifik.

Baca Selengkapnya

Penyebab Fast Charging Tidak Berfungsi dan Cara Mengatasinya

2 jam lalu

Penyebab Fast Charging Tidak Berfungsi dan Cara Mengatasinya

Penyebab fast charging tidak berfungsi dapat diakibatkan oleh beberapa hal. Salah satunya karena port pengisian daya rusak. Ketahui cara mengatasinya.

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Asia U-23: Babak Pertama, Irak vs Indonesia Masih Imbang 1-1

2 jam lalu

Hasil Piala Asia U-23: Babak Pertama, Irak vs Indonesia Masih Imbang 1-1

Ivar Jenner sempat membawa Timnas U-23 Indonesia unggul lebih dulu atas Irak pada perebutan peringkat ketiga Piala Asia U-23.

Baca Selengkapnya

Yura Yunita Menangis Menonton Glenn Fredly The Movie, Ingat Kebaikan Mentor Musiknya

2 jam lalu

Yura Yunita Menangis Menonton Glenn Fredly The Movie, Ingat Kebaikan Mentor Musiknya

Yura Yunita terpilih untuk menyanyikan original soundtrack Glenn Fredly The Movie, yang diciptakan oleh mentor musiknya sebelum berpulang.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

3 jam lalu

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

Profil kampus UCLA tempat bentrok demo mahasiswa pendukung alias Pro-Palestina dengan pendukung Israel

Baca Selengkapnya