Industri Semen Merugi Miliaran Rupiah Akibat Pemadaman Listrik
Rabu, 5 Mei 2010 18:23 WIB
TEMPO Interaktif, Maros - Pasokan kelistrikan Sulawesi Selatan yang byar-pet membuat seluruh sektor industri merugi, tidak terkecuali pada industri semen. Direktur Teknik dan Produksi PT Semen Bosowa Maros Mulyanto Broto mengungkapkan pemadaman oleh PLN membuat 60 persen kegiatan produksi pabrik tidak berjalan.
Pasalnya Bosowa hanya memiliki generator listrik dengan kapasitas 13 Megawatt (MW), padahal kebutuhan listrik Bosowa sebesar 32 MW, untuk dapat berproduksi optimal. Akibat kondisi kelistrikan Sulawesi Selatan yang belum tertangani dengan baik, PLN hanya memasok listrik ke Bosowa sebesar 20 - 22 MW
"Ada bagian pabrik yang harus dimatikan, sehingga pabrik tidak berjalan sempurna dan mempengaruhi menurunnya target produksi per hari," ujar Mulyanto kemarin.
Ia menjelaskan produksi normal Bosowa sesuai dengan kapasitas terpasang untuk clinker mencapai 6 ribu ton per hari dan semen 6.200 ton per hari. Akibat krisis listrik, produksi tersebut menurun untuk semen hanya 2.000 ton per hari dan clinker 4.000 ton per hari.
Januari Bosowa harus menghentikan produksi selama 86 jam akibat tidak tercukupinya pasokan listrik PLN, sehingga kesempatan poduksi yang hilang sebesar 20.800 ton semen. Pada Februari aktivitas terhenti selama 162 jam sehingga 39.500 ton semen tidak bisa diproduksi.
Di bulan Maret, pabrik terhenti selama 111 jam dan kehilangan kesempatan produksi 27.000 ton semen, dan pada April kesempatan produksi yang hilang sebesar 2.600 ton, dengan 11 jam penghentian aktivitas produksi.
Sehingga total lost potensi sepanjang kuartal I 2010 sebanyak 420 jam dengan total produksi yang hilang 90 ribu ton semen.Terkait hal itu pendapatan penjualan Bosowa berkurang Rp 58,5 miliar, sepanjang Januari - April 2010.
Direktur PT Semen Tonasa Sattar Taba mengaku akibat krisis listrik pihaknya merugi Rp 5 miliar untuk 1 pabrik yang tidak beroperasi. Jika terjadi pemadaman biasanya aktivitas produksi di Tonasa 2 dan 3 terhenti, sehingga kerugian bisa mencapai Rp 10 miliar per hari.
kebutuhan listrik Tonasa dilaporkan sebanyak 67 MW, namun PLN hanya memasok 11 MW, padahal sebelumnya Tonasa telah meneken kontrak pasokan listrik ke PLN sebesar 35 MW, dengan kapasitas terpasang sebesar 12 ribu ton semen per hari.
"Dengan adanya krisis listrik kami kekurangan produksi hingga 5 ribu ton per hari," ujar Sattar.
MUH SOPHIAN AS