TEMPO Interaktif, Jakarta: Kepala Tim Investigasi Bom Bali Irjen Pol. Made Mangku Pastika menyatakan, Mas Slamet alias Kastari masih belum bisa dikaitkan dengan peristiwa bom Bali. Kastari masih akan dikenakan tuduhan pemalsuan kartu tanda penduduk (KTP) dan paspor. Untuk sementara, kami masih menggunakan itu dulu, ujar Pastika kepada wartawan di Mabes Polri, Selasa (4/2). Kastari, kata Pastika, masih diperiksa di Riau karena masih terkena tuduhan itu. Hanya dari penjelasan Polisi Singapura, Kastari yang tertangkap di Tanjung Pinang Riau itu mengaku berencana untuk masuk ke Jawa. Untuk itu, Polri akan menelusuri tentang rencana ini. Termasuk ke Bali itu ngapain, kata dia. Penelusuran itu, menurut Pastika akan menelusuri kemungkinan Kastari terlibat dalam kasus-kasus bom terdahulu atau Bom Bali. Pastika juga menjelaskan, pemeriksaan atas kasus pemalsuan KTP dan paspor itu akan memberikan konsekuensi kepada Kastari untuk dideportasi. Polisi juga telah menahan keluarganya yang ada di Indonesia. Untuk itu, Kastari tidak mungkin diekstradisi karena Indonesia dengan Singapura tidak memiliki perjanjian itu. Dia juga menambahkan, pemeriksaan terhadap Kastari ini juga akan dikembangkan pada soal kemungkinan terlibat dalam pengeboman sebelum-sebelumnya. Soal ini, Pastika mempunyai kecurigaan itu karena Kastari adalah seorang Wakala (Kepala) Jamaah Islamiyah Singapura. Selain itu, Kastari juga menjadi red notice polisi Singapura atas kasus rencana pembajakan pesawat jurusan BangkokThailand yang akan ditabrakkan ke sebuah tower di Singapura. Rencana ini ternyata gagal dan kemudian masuk ke Indonesia hingga tertangkap di Tanjung Pinang. Pastika tampaknya meyakini penangkapan Kastari akan mampu mengungkap jaringan Jamaah Islamiyah. Alasannya, Kastari termasuk tokoh penting dalam struktur organisasi itu. Sehingga logis jika dia menilai Kastari sangat dekat dengan anggota Jamaah Islamiyah lainnya. Mudah-mudahan kami bisa korek informasi, ujar dia. Disinggung soal kemungkinan salah tangkap, Pastika membantah keras. Nggak ada itu, nggak ada, ujar dia. (Eduardus Karel DewantoTempo News Room)
Berita terkait
SK Rektor soal UKT Belum Terbit, BEM UI: Nasib Mahasiswa Baru Terkatung-katung
3 menit lalu
SK Rektor soal UKT Belum Terbit, BEM UI: Nasib Mahasiswa Baru Terkatung-katung
Ketua BEM UI Verrel Uziel mengaku menerima banyak laporan dari mahasiswa baru yang diterima lewat jalur SNBP dan talent scouting yang belum mengetahui soal biaya kuliah.
Cegah Krisis Iklim, Muhammadiyah Luncurkan Program 1000 Cahaya
13 menit lalu
Cegah Krisis Iklim, Muhammadiyah Luncurkan Program 1000 Cahaya
Program ini berupaya membangun 'Green Movement' dengan memperbanyak amal usaha Muhammadiyah untuk mulai memilah dan memilih sumber energi bersih di masing-masing bidang usaha.