Selamat Tinggal Pasar Burung Ngasem  

Reporter

Editor

Kamis, 22 April 2010 17:29 WIB

Pasar Burung Ngasem, Yogyakarta. TEMPO/Arif Wibowo
TEMPO Interaktif, Yogyakarta - "Ayo konco-konco. Kita pindah neng Dongkelan.” Suara Kepala Dinas Pengelolaan Pasar Kota Yogyakarta, Achamd Fadli menggelegar di tengah ribuan massa yang berkerumun di pasar Ngasem, Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta.


Menunggang kuda, berpakaian tradisional lengkap dengan blangkon, beskap, dan jarit, Fadli memimpin arak-arakan budaya ini dalam acara boyongan dari Pasar Ngasem ke Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta (PASTHY) Dongkelan. Para pedagang yang jumlahnya 287 orang sudah siap di dalam andong lengkap dengan pakaian tradisional menyambut ajakan Fadli dengan gegap gempita. “Ayo.” Arakan budaya ini pun berjalan.

Dengan kepindahan pasar pada hari ini, Kamis, (22/4), maka sejarah Pasar Burung Ngasem di kawasan Tamansari, Kecamatan Keraton tinggal kenangan. Rencananya, pasar ini akan dibangun pusat kuliner dan cindramata, dilengkapi panggung pertunjukan terbuka dengan berlatar belakang Pulau Cemeti.

Ribuan warga ikut menyaksikan boyongan yang diarak dengan 50-an andong dari Pasar Ngasem Dongkelan, yang berjarak kurang lebih satu kilometer. Beberapa masyarakat menitikkan air mata, sedih. “Pasar burung sudah ngancani (menemani) kami puluhan tahun,” kata Sulasmi, pedagang sayur Pasar Ngasem yang bertetangga dengan pasar burung. Matanya berkaca-kaca saat menceritakan ini.

Bukan tanpa sebab, pasar Ngasem begitu mengena di hati masyarakat Yogyakarta. Padahal lokasi pasar ini begitu sumpek, kumuh, dan sempit.

Ketua Komunitas Kampoeng Boedaja Taman Sari, Kompi Setyoko bersama komunitasnya sampai harus mengadakan berbagai acara guna mengungkapkan rasa kehilangan masyarakat di sekitar pasar burung.

Mereka mengadakan acara melukis bersama anak-anak dan para seniman Yogyakarta. “Keberadaan pasar dengan komunitas Taman Sari telah melahirkan romantisme yang mendalam,” katanya. Ini lantaran, menurut Kompi, sudah lebih dari 50 tahun keberadaan masyarakat dan pasar Burung berjalan beriringan.

Kompi bercerita, nilai sejarah Pasar Burung Ngasem tak lepas dari seniman-seniman besar asal Yogyakarta. Sebagai contoh, seniman Yogyakarta yang pernah kuliah di Institut Seni Indonesia (ISI Yogyakarta) pasti pernah melukis di pasar ini sebagai tugas belajar. “Tanya saja seniman Yogyakarta pasti pernah bikin sketsa di Pasar Burung Ngasem,”ujar Kompi.

Mantan alumni ASRI yang juga anggota KBT, Bambang Sukono membenarkan ini. “Saya dulu juga bikin sketsa di Pasar Burung ini,” katanya. Menurut Bambang, Pasar Burung Ngasem memiliki sisi artistik yang baik untuk tugas belajar. Mahasiswa semester akhir WM Hendrix mengakui bahwa tugas belajar membuat sketsa masih dilakukan di Pasar Ngasem hingga saat ini. "Setiap semester kan kami harus menggambar 500-an sketsa," katanya.

Kartika Affandi pun mengakui hal ini. Dia mengakui, pada tahun 1970-an bersama ayahnya, Affandi, Kartika mengaku sering melukis bersama. Sayangnya, seiring dengan membludaknya para pedagang burung dan satwa lainnya, Kartika menilai pasar ini sudah kehilangan nilai artistiknya.

Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Burung Ngasem, Konsep Giyatmo, bahkan berani mengklaim satu-satunya pasar burung yang dikunjungi turis hanyalah Pasar Burung Ngasem. “Ini karena obyek wisatanya sudah satu paket Malioboro-Keraton-Pasar Burung Ngasem-Tamansari,” ujarnya. Menurut Giyatmo, pasar burung sudah menjadi ikon pariwisata Yogyakarta.

Jika dikaitkan dengan ikon pariwisata, sebetulnya dia menyayangkan kepindahan pasar ini. Namun karena niat baik pemerintah ingin menata pasar lebih modern, luas, dan baik, maka pedagang pasar menyetujui ini.

Tak jelas memang kapan Pasar Burung Ngasem mulai ada di Kota Yogyakarta. Konon usia pasar burung sudah ratusan tahun. Namun, pelukis Djoko Pekik membantah mentah-mentah. Menurut dia, pasar burung Ngasem dulunya berada di sebelah timur Pasar Beringharjo. “Skitar tahun 1968 bpindah h ke Ngasem.Jadi bohong kalau usianya ratusan tahun,” kata alumni Akademi Seni Rupa Indonesia (ASR

Meski menimbulkan ganjalan sebagian orang, namun kepindahan Pasar Burung Ngasem ini tanpa menimbulkan gejolak sosial. Bahkan, pemindahan ini juga mendapat apresiasi positif dari turis. Thomas Schowaski, turis asal Jerman, takjub dengan pemindahan pasar yang diwarnai atraksi budaya. “Apakah setiap pemindahan ada acara besar seperti sekarang ini,” tanya Thomas.

Hanya saja bagi Thomas, pindahnya pasar burung ini bisa mengurangi keunikan pariwisata di Yogyakarta. “Di buku pariwisata lonely planet pasar burung ini sudah terkenal dan menyatu dengan Tamansari,” katanya.

Advertising
Advertising

BERNADA RURIT

Berita terkait

Tinjau Harga Kebutuhan Pokok di Pasar Seketeng Sumbawa, Jokowi: Cenderung Turun

2 jam lalu

Tinjau Harga Kebutuhan Pokok di Pasar Seketeng Sumbawa, Jokowi: Cenderung Turun

Presiden Joko Widodo alias Jokowi menuturkan harga bawang merah dan bawang putih dipatok Rp 40 ribu per kilogram.

Baca Selengkapnya

Pedagang Keluhkan Stok Gula Pasir di Pasar

4 hari lalu

Pedagang Keluhkan Stok Gula Pasir di Pasar

Stok gula pasir berkurang di pasar dan supermarket.

Baca Selengkapnya

Polisi Gadungan Ditangkap Polsek Ciputat Timur, Tipu Korban Untuk Merampas Motor

5 hari lalu

Polisi Gadungan Ditangkap Polsek Ciputat Timur, Tipu Korban Untuk Merampas Motor

Unit Reskrim Polsek Ciputat Timur menangkap dua polisi gadungan. Sempat membawa kabur motor korban.

Baca Selengkapnya

Kementerian PUPR Anggarkan Rp 200 Miliar untuk Revitalisasi Pasar Banyuwangi

6 hari lalu

Kementerian PUPR Anggarkan Rp 200 Miliar untuk Revitalisasi Pasar Banyuwangi

Kementerian PUPR mulai merevitalisasi Pasar Banyuwangi yang menjadi pusat perbelanjaan dan kawasan heritage pada pertengahan tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Pengusaha Minta Pemerintah Perluas Pemberian Insentif

9 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Pengusaha Minta Pemerintah Perluas Pemberian Insentif

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo Shinta Kamdani menilai melemahnya nilai tukar rupiah berdampak pada penurunan confidence ekspansi usaha di sektor manufaktur nasional.

Baca Selengkapnya

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

11 hari lalu

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.

Baca Selengkapnya

Menko Perekonomian Airlangga Sebut Bakal Lakukan Antisipasi Imbas Serangan Iran ke Israel

16 hari lalu

Menko Perekonomian Airlangga Sebut Bakal Lakukan Antisipasi Imbas Serangan Iran ke Israel

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut bakal melakukan antisipasi imbas serangan Iran ke Israel agar perekonomian tidak terdampak lebih jauh.

Baca Selengkapnya

Ketua TP PKK Tinjau Kebakaran di Pasar Tarutung

23 hari lalu

Ketua TP PKK Tinjau Kebakaran di Pasar Tarutung

Ketua TP PKK Tapanuli Utara, Satika Simamora, meninjau langsung Pasar Tradisional Tarutung yang terbakar pada Minggu, 7 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pastikan Daging Aman Dikonsumsi Warga, Pemkab Banyuwangi Sidak Pasar dan RPH

34 hari lalu

Pastikan Daging Aman Dikonsumsi Warga, Pemkab Banyuwangi Sidak Pasar dan RPH

Dinas Pertanian dan Pangan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi mendatangi pasar daging dan rumah pemotongan hewan (RPH), Kamis, 28 Maret 2014.

Baca Selengkapnya

Blusukan ke Pasar Salakan Sulawesi Tengah, Jokowi: Harga Bawang Putih Agak Mahal

36 hari lalu

Blusukan ke Pasar Salakan Sulawesi Tengah, Jokowi: Harga Bawang Putih Agak Mahal

Jokowi mengatakan harga beras di pasar tersebut terpantau sebesar Rp 13.000 per kilogram.

Baca Selengkapnya