Kerugian Akibat Banjir Citarum Diperkirakan Mencapai Rp 45 Miliar
Sabtu, 17 April 2010 22:00 WIB
TEMPO Interaktif, Bandung - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Barat Sigit Udjwalaprana menyatakan pemerintah tengah menyiapkan bantuan pasca bencana banjir Sungai Citarum yang melanda Kabupaten Bandung dan Karawang. “Ada nanti bantuan, sekarang istilahnya sedang pendataan, verifikasi,” kata dia di Bandung, Sabtu (17/4).
Bantuan itu, ia melanjutkan, mirip seperti bantuan untuk proses rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana yang diberikan pasca terjadi gempa bumi yang melanda Jawa Barat tahun lalu. Namun, prosesnya kini sedang dirintis dengan melakukan pendataan, plus verfikasi korban akibat banjir itu.
Dia mencontohkan, rumah milik warga banyak yang sudah tidak bisa ditempati akibat tergenang banjir sampai tiga bulanan, di antaranya di Cieunteung dan Citepus kawasan Baleendah, Kabupaten Bandung . Kerusakan infrastruktur semacam ini yang tengah didata dan diverifikasi oleh tim pemerintah pusat dan daerah.
Sigit mengatakan, pendataan ini untuk memastikan berapa estimasi anggaran yang dibutuhkan untuk proses ini. Diharapkan, proses tersebut rampung dalam hitungan minggu. Data itu nantinya akan diserahkan pada BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) untuk memutuskan berapa anggaran yang akan disiapkan dari APBN untuk proses rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana banjir.
Kendati masih dihitung, kata Sigit, pihaknya mengantongi hitungan kasar kerugian akibat banjir. Akumulasi kerugian akibat banjir di Karawang di perkirakan menembus Rp 20 miliar, sedangkan di Kabupaten Bandung mencapai lebih dari Rp 25 miliar. “Kenyataannya berapa, itu yang sedang kita hitung,” kata Sigit.
Sigit mengatakan, selain korban banjir, pendataan sekaligus verifikasi juga tengah disiapkan untuk korban bencana lainnya di Jawa Barat untuk mengupayakan dana rehabilitasi dan rekonstruksi serupa dari pemerintah pusat. Di antaranya korban bencana longsor di Cianjur dan sejumlah tempat di Garut.
Kendati demikian, sejumal pihak sudah menggelontorkan bantuan bagi korban bencana itu. Di antaranya bantuan itu diberikan oleh Bank Muamalat Indonesia sebesar Rp 2,2 miliar, Sabtu ini. “Berapa pun jumlah bantuan ini tidak dapat menggantikan seluruh kerugian akibat bencana ini,” kata Andi Buchari, Direktur Compliance and Corporate Planning Bank Muamalat Indonesia.
Bantuan itu diserahkan secara simbolis pada perwakilan korban banjir dan disaksikan oleh Gubernur Ahmad Heryawan di Gedung Sate. Duit bantuan yang digelontorkan itu, sebesar Rp 1,4 miliar diperuntukkan bagi korban banjir Sungai Citarum di Karawang, sedangkan Rp 822 juta lainnya bagi korban banjir sungai itu di Kabupaten Bandung.
Sejauh ini, Bank Muamalat Indonesia sudah menggelontorkan Rp 3,2 miliar untuk membantu korban bencana di Jawa Barat. Selain untuk korban bencana banjir ini, Bank Muamalat Indonesia tengah menyalurkan Rp 1 miliar untuk korban bencana gempa di Pangalengan.
Andi mengatakan, banknya sengaja menggelontorkan bantuan itu sebagai bentuk “terimakasih” pada pemegang saham Bank Muamalat, yang separohnya berada di Jawa Barat. “Dari 800 ribu orang pemegang saham Bank Muamalat, 50 persennya atau lebih dari 400 ribu orang berada di Jawa Barat,” kata dia.
Duit bantuan bagi korban banjir yang diserahkan itu berasal dari dana CSR (Corporate Social Responsiblity) bank itu, yang dikelola oleh Baitul Maal Muamalat, anak perusahaan yang sengaja dibentuk untuk mengelolanya. “Recovery (pasca banjir) merupakan fokus program kami,” kata Direktur Eksekutif BMM Isnaini Mufti Aziz.
Rencananya, selain duit itu akan digelontorkan berupa bantuan langsung tunai bagi korban banjir, juga akan digunakan untuk mendanai sejumlah kegiatan. Di antarnya, kata Isnaini, untuk merehabilitasi rumah ibadah, pelayanan kesehatan gratis hingga pembinaan ekonomi warga di wilayah itu.
Gubernur Ahmad Heryawan mengapresiasi bantuan itu. Dia mengatakan, wajar bank itu memprioritaskan dana CSR pada Jawa Barat. Saat bank itu berdiri pada 1991, dari Rp 112 miliar modal dasar yang terkumpul, sebanyak Rp 87 miliar berasal dari warga Jawa Barat. “Saya mengapresiasi bantuan itu,” kata dia.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Barat Sigit Udjwalaprana mengatakan, pihaknya juga menyambut baik bantuan yang diberikan untuk korban banjir. “Kita tidak berbicara dari mana asalnya, yang penting untuk warga Jawa Barat yang terkena bencana,” kata dia.
Sigit mengatakan, selain Bank Muamalat, sejumlah perbankan juga menggelontorkan duit bantuan serupa dari dana CSR mereka. Di antaranya BRI, Bank Mandiri, dan Bank Jabar Banten. Kendati belum menghitung persisnya seluruh bantuan CSR yang masuk, Sigit memperkirakan sudah menembus Rp 10 miliar. “Sekitar Rp 10 miliar lah untuk bencana banjir di Jawa Barat,” kata dia.
AHMAD FIKRI