TEMPO Interaktif, Denpasar:Curah hujan di kawasan Bali dan Nusa Tenggara diperkirakan masih cukup tinggi dalam sepekan ke depan. Ancaman tanah longsor patut diwaspadai untuk kawasan lereng terjal, seperti terjadi di pelosok Kabupaten Buleleng tempo hari yang menewaskan tiga orang, dua hilang dan tujuh korban luka-luka. “Cuaca seperti Januari ini diperkirakan akan terus berlanjut hingga Februari,” ujar Putu Pudja, Kepala Balai Meteorologi Dan Geofisika Wilayah III, kepada Tempo News Room di Denpasar, Sabtu (2/2). Ia menjelaskan curah hujan selama 24 kali di Bali dan kawasan Nusa Tengggara, pada Januari ini, rata-rata 323,7 milimeter. Sebagai perbandingan, selama 30 tahun rata-rata curah hujan berkisar 309-371 milimeter. “Sebenarnya, curah hujan kali ini tergolong normal. Tapi karena hari hujan pendek, menjadi terasa deras,” ujar Putu. Dijelaskan, curah hujan tinggi itu karena gradian tekanan yang cukup tinggi antara Asia dan Australia. Akibatnya, angin pasat menjadi sangat kencang, berupa uap air yang kemudian menumpahkan hujan deras. “Penyebab lain, adanya gangguan badai tropis di Samudra Indonesia yang meliputi perairan selatan Pulau Jawa, kawasan selatan Bali hingga kepulauan di Nusa Tenggara,” ujar Putu. Ia mengingatkan air pasang laut masih tetap tinggi. Dan, kawasan pantai utara perlu diwaspadai, tidak saja Jawa, melainkan juga pulau lainnya seperti pantai Bali bagian utara, pantai Lombok utara hingga pulau-pulau di Nusa Tenggara. Bencana tanah longsor masih menghantui, seperti terjadi di pelosok Buleleng, meski tidak separah Jawa. “Bila perlu, warga di dekat lereng terjal, sementara waktu meninggalkkan pemukiman hingga normal,’’ katanya. Untuk Minggu (3/2), hujan masih turun di Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara. Angin bertiup dari barat sampai barat laut, kecepatan 10–40 km per jam. Temperatur udara berkisar 23-31 derajat celcius. Untuk gelombang laut di Selat Bali dan Nusa Tenggara mencapai 1-2 meter. Sedang di Samudra Indonesia berkisar 1-3 meter. (Jalil Hakim)