Alumni Universitas Brawijaya Temukan Varietas Unggul Padi Lokal

Reporter

Editor

Minggu, 7 Februari 2010 15:32 WIB

TEMPO Interaktif, Malang — Alumni Universitas Brawijaya yang juga Ketua Pusat Kajian dan Pengembangan Pertanian Organik Malang, Haryadi, menemukan varietas unggul padi nonhibrida lokal yang memiliki produktivitas atau potensi hasil panen mencapai 14 ton sampai 20 ton per hektare.

Varietas unggul padi nonhibrida lokal itu dinamakan Indonesia Inovasi Ridho Ilahi atau disingkat IIRI 400, yang merupakan hasil persilangan benih padi lokal genjah rawe dan cempo. Penelitian IIRI 400 dilakukan sejak 2000. Uji coba di luar Malang sudah dilakukan di Banyuwangi dan Blitar, Jawa Timur, serta Karawang di Jawa Barat.

“Hasilnya cukup menggembirakan, dengan rata-rata potensi hasil mencapai 14 ton per hektare. Uji coba di Kerawang bahkan mampu menghasilkan 20 ton per hektare,” kata Hariyadi seusai melakukan panen perdana IIRI 400 di Desa Tambaksari, Kecamatan Tajinan, Kabupaten Malang, Minggu (7/2).

Setelah ditimbang, didapat hasil panen 14 ton per hektare. Penimbangan disaksikan puluhan petani dan Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Malang Raya Bambang DH Suyono. Dari penimbangan diketahui hasil panen per hektare sebanyak 14 ton.

Kelebihan IIRI 400 memang mencengangkan dibandingkan dengan produktivitas padi hibrida yang rata-rata 9 sampai 12 ton per hektare. Padi hibrida selama ini diunggulkan pemerintah.

Selain mempunyai memiliki produktivitas tinggi, kelebihan lain benih IIRI 400 pada usia pendek 100 hari dan tahan terhadap serangan hama-hama penyakit seperti penggerek batang, sundep dan wereng.

Bulir padi di tiap tangkai juga lebih banyak ketimbang padi varietas lain. Satu hektare lahan hanya membutuhkan 50 kilogram benih. Benih padi IIRI 400 cocok ditanam di daerah dataran rendah dan sedang dengan ketinggian dari nol sampai 500 meter di atas permukaan laut.

Penelitian IIRI 400 murni didanai Pusat Kajian dan Pengembangan Pertanian Organik Malang. Ketika riset memasuki tahap pengembangan, lembaganya mendapat bantuan dana dari Organisasi Pangan Dunia atau FAO senilai Rp 1 miliar.

Hingga sekarang padi temuannya belum mendapat sertifikat pelepasan varietas dari Departemen Pertanian di Jakarta karena terkendala mahalnya biaya tes yang sekitar Rp 400 juta. Itu pula sebabnya benih IIRI 400 belum bisa diperoleh bebas di pasaran.

“Petani hanya bisa mendapatkannya secara terbatas dengan menghubungi kami,” katanya, seraya menyatakan sudah mengajukan permohonan kepada Departemen Pertanian agar dilakukan sidang tim penilai dan pelepas varietas terhadap IIRI 400.

Haryadi sendiri meraih gelar sarjana pertanian strata satu dari Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran, Surabaya, dan menyelesaikan pendidikan master dan doktoral di Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya.

Abdi Purmono

Berita terkait

Peneliti BRIN Pertanyakan Benih Padi Cina Mampu Taklukkan Lahan Kalimantan

3 hari lalu

Peneliti BRIN Pertanyakan Benih Padi Cina Mampu Taklukkan Lahan Kalimantan

BRIN sampaikan bisa saja padi hibrida dari Cina itu dicoba ditanam. Apa lagi, sudah ada beberapa varietas hibrida di Kalimantan. Tapi ...

Baca Selengkapnya

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

6 hari lalu

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

BTN mengusulkan skema dana abadi untuk membiayai program 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pasangan Capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Pro Kontra Rencana Pemerintah Buka Lahan Sejuta Hektar di Kalimantan untuk Padi Cina

6 hari lalu

Pro Kontra Rencana Pemerintah Buka Lahan Sejuta Hektar di Kalimantan untuk Padi Cina

Rencana pemerintah membuka lahan sejuta hektar di Kalimantan Tengah untuk proyek penanaman padi Cina dinilai tidak perlu.

Baca Selengkapnya

Lahan Sejuta Hektar untuk Padi Cina: Upaya Luhut, Keheranan Pakar IPB dan Contoh Sukses di Gurun Dubai

8 hari lalu

Lahan Sejuta Hektar untuk Padi Cina: Upaya Luhut, Keheranan Pakar IPB dan Contoh Sukses di Gurun Dubai

Menko Luhut mengatakan, Cina bersedia untuk mengembangkan pertanian di Kalimantan Tengah dengan memberikan teknologi padinya.

Baca Selengkapnya

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

9 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

9 hari lalu

Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) mengkritik wacana penggunaan lahan 1 juta hektare di Kalimantan untuk adaptasi sawah padi dari Cina.

Baca Selengkapnya

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah, Jika Diminta

9 hari lalu

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah, Jika Diminta

Bulog mengaku siap jika diminta pemerintah menjadi off-taker gabah dari kerjasama pertanian Indonesia dan Cina

Baca Selengkapnya

Luhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal

10 hari lalu

Luhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal

Luhut Pandjaitan menyatakan bahwa Cina bersedia turut memberikan teknologi padinya ke Indonesia

Baca Selengkapnya

Mentan Galakkan Pompanisasi 500 Ribu Hektare di Jawa, Siapkan Anggaran Rp 5,8 Triliun

44 hari lalu

Mentan Galakkan Pompanisasi 500 Ribu Hektare di Jawa, Siapkan Anggaran Rp 5,8 Triliun

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman bakal melakukan pompanisasi pada 500 ribu hektare lahan tadah hujan di Pulau Jawa.

Baca Selengkapnya

Sawah di Pangkep Sulawesi Selatan Terancam Gagal Panen, Petani: Biaya yang Sudah Dikeluarkan Rp 5 Juta

52 hari lalu

Sawah di Pangkep Sulawesi Selatan Terancam Gagal Panen, Petani: Biaya yang Sudah Dikeluarkan Rp 5 Juta

Padi di Kabupaten Pangkejene dan Kepulauan (Pangkep) terancam gagal panen. Musababnya , sawah para petani digenangi air setinggi dada orang dewasa.

Baca Selengkapnya