TEMPO Interaktif, Tegal - Syahbandar Kota Tegal melarang semua nelayan yang hendak melaut menyusul peringatan tingginya gelombang Laut Jawa yang mencapai empat meter dari Badan Meteorologi dan Geofisika Wilayah II Pekalongan.
"Kami sudah putuskan untuk menahan pelayaran nelayan yang minta izin melaut," ujar Kepala Syahbandar Pelaburan Tegal, Budi Sudadio, saat ditemui di kantornya, Kamis (14/1).
Selain melarang berlayar, Syahbandar juga mengimbau sejumlah nelayan yang masih berada di laut untuk transit ke sejumlah pulau terdekat. "Ini untuk menghindari hal-hal yang tak dinginkan," ujar Budi.
Dari hasil pantauan Syahbandar kepada sejumlah kapal nelayan yang masih di laut, terbukti gelombang Laut Jawa mencapai empat meter. Kondisi ini terjadi hampir di semua perairan Laut Jawa mulai dari arah barat, sekitar Pulau Rakit, Karimun dan Pulau Bawean yang berada di arah timur. "Itu hasil kontak radio dengan sejumlah kapal nelayan," katanya.
Di pelabuhan Kota Tegal terdapat ratusan kapal nelayan yang gagal berangkat. Bahkan jumlah ini makin banyak dengan munculnya sejumlah kapal nelayan di luar Kota Tegal yang mendarat di pelabuhan tersebut. "Jumlah kapal luar yang transit mencapai 10 unit. Itu dari Jakarta, Indramayu dan sekitarnya," ujar Budi.
Dari hasil pantuan Tempo di Tempat Pelelangan Ikan Pelabuhan Jongor Kota Tegal, transaksi cenderung turun. "Hingga siang ini hasil lelang kurang dari Rp 5 juta, karena pasokan ikan sedikit," ujar Subagyoio, salah seorang petugas lelang di Pelabuhan Jongor saat ditemui Tempo.
Kondisi ini dinilai tak sebanding dengan ketika kondisi normal, dengan rata-rata nilai lelang lebiah dari Rp 25 juta per hari.
EDI FAISOL
Berita terkait
KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap
6 hari lalu
KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.
Baca SelengkapnyaTiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia
9 hari lalu
Tiga kapal nelayan Indonesia asal Natuna ditangkap oleh penjaga laut otoritas Malaysia. Dituding memasuki perairan Malaysia secara ilegal.
Baca SelengkapnyaPantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih
9 hari lalu
Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik yang memuat hulu-hilir pengelolaan pemanfaatan BBL.
Baca SelengkapnyaAsal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara
13 hari lalu
Tradisi Lomban setiap bulan Syawal di jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.
Baca SelengkapnyaPolisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg
14 hari lalu
Bareskrim Polri menangkap lima tersangka tindak pidana narkotika saat hendak menyeludupkan 19 kg sabu dari Malaysia melalui Aceh Timur.
Baca SelengkapnyaWalhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN
20 hari lalu
Walhi dan Pokja Pesisir Kalimantan Timur sebut kerusakan Teluk Balikpapan salah satunya karena efek pembangunan IKN.
Baca SelengkapnyaSejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional
24 hari lalu
Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.
Baca SelengkapnyaTidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi
32 hari lalu
Menteri KKP Wahyu Sakti Trenggono menyerahkan dua kapal illegal fishing ke nelayan di Banyuwangi, Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaKapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR
42 hari lalu
Nelayan Indonesia dan tim SAR pada Rabu 20 Maret 2024 berjuang menyelamatkan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka
Baca SelengkapnyaEksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit
44 hari lalu
Pengusaha yang hanya mengejar keuntungan telah menyebabkan luasnya praktik kerja paksa, perdagangan manusia, dan perbudakan di sektor perikanan.
Baca Selengkapnya