Lereng Gunung Arjuno Kritis Menjadi Penyebab Banjir Pasuruan

Reporter

Editor

Selasa, 12 Januari 2010 08:38 WIB

TEMPO Interaktif, PASURUAN - Banjir bandang yang menenggelamkan 7.000 rumah tersebar di berbgai wilayah di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, disebabkan rusaknya hutan lindung di lereng Gunung Arjuno. "Hutan rusak akibat kebakaran dan penjarahan," kata Fathurrorahman dari Yayasan Kaliandra Sejati, lembaga peduli lingkungan dan budaya, Selasa (12/1).

Luas hutan lindung yang berada di Pasuruan, terutama yang berada di Taman Nasional Taman Hutan Rakyat (Tahura) Raden Soerjo dan Perum Perhutani mencapai 15.603 hektar. Namun, seluas 5.000 hektar merupakan lahan kritis.

Bahkan, menurut Fathurrorahman, luas hutan yang rusak diperkirakan akan semakin meluas menyusul kebakaran hutan Tahura R Soerjo selama musim kemarau lalu. Untuk itu, Yayasan Kaliandra Sejati menggandeng sejumlah lembaga dan perusahaan swasta dalam program hutan asuh untuk melakukan reboisasi di kawasan lereng Gunung Arjuno tersebut.

Saat ini, sekitar 300 hektare hutan yang berhasil dipulihkan dengan berbagai tanaman yang mampu menahan bertambahnya kawasan tanah longsor. Dia mengatakan bahwa penanaman kembali kawasan hutan lindung yang rusak tersebut tak bisa dikerjakan dalam tempo singkat. Diperkirakan butuh waktu puluhan tahun untuk mengembalikan hutan lindung tersebut.

Yayasan Kaliandra Sejati juga menggandeng masyarakat sekitar hutan untuk mengembangkan ekonomi produktif di luar kawasan hutan. Di antaranya dengan melatih warga untuk melakukan sistim pertanian intensif, peternakan dan pembuatan arang dengan memanfaatkan limbah industri tanpa menjarah hutan. Menurutnya, upaya melibatkan warga sekitar hutan efektif melindungi kawasan hutan.

Banjir bandang yang rutin terjadi di Pasuruan, katanya, terjadi karena hutan di lereng Gunung Arjuno terbuka sehingga tak bisa menahan air hujan. Akibatnya, air hujan langsung memenuhi sejumlah sungai yang kawasan hulunya berada di lereng Gunung Arjuno seperti Sungai Kedung Larangan. "Banjir bisa dicegah jika hutan kembali hijau," katanya.

Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Perlidungan Masyarakat Kabupaten Pasuruan Soenarjo membantah banjir terjadi akibat kerusakan hutan di kawasan lereng Gunung Arjuno. Menurutnya, curah hujan tinggi menjadi penyebab tunggal banjir di Pasuruan. Badan sungai tak mampu menampung curahan air hujan yang mengguyur Pasuruan selama dua hari. "Curah hujan mencapai 250 milimeter, tertinggi sepanjang dua tahun ini," ujarnya.

Pengembalian lahan hutan di lereng Gunung Arjuno, katanya, bukan kewenangan dan tanggungjawab Pemerintah Kabupaten Pasuruan. Sebab, kawasan hutan lindung tersebut seperti Tahura R Soerjo menjadi tanggungjawab Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Demikian juga sejumlah kawasan hutan lindung dan hutan produksi di bawah pengelolaan Perum Perhutani. EKO WIDIANTO.

Berita terkait

Banjir Bandang dan Tanah Longsor di Kenya Menewaskan 181 Orang

14 jam lalu

Banjir Bandang dan Tanah Longsor di Kenya Menewaskan 181 Orang

Banjir bandang ini telah berdampak pada negara tetangga Kenya yakni Burundi dan Tanzania

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Peringatan Waspada Banjir Jateng, 3 Sesar Aktif di Sekitar IKN, Redmi Pad SE

5 hari lalu

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Peringatan Waspada Banjir Jateng, 3 Sesar Aktif di Sekitar IKN, Redmi Pad SE

Topik tentang BMKG mengimbau warga Jawa Tengah waspada potensi banjir dan tanah longsor menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Tanggapan Walhi Jatim Terhadap Banjir di Kota Surabaya Sepanjang 2024

6 hari lalu

Tanggapan Walhi Jatim Terhadap Banjir di Kota Surabaya Sepanjang 2024

Pada 2024, Kota Surabaya menjadi salah satu wilayah di Jawa Timur yang merasakan langsung dampak banjir. Walhi Jatim beri tanggapan.

Baca Selengkapnya

BMKG Imbau Masyarakat Jawa Tengah Waspadai Banjir Meski Jelang Kemarau

6 hari lalu

BMKG Imbau Masyarakat Jawa Tengah Waspadai Banjir Meski Jelang Kemarau

BMKG imbau masyarakat Jawa Tengah mewaspadai potensi banjir dan longsor. Jawa Tengah diperkirakan mulai masuk kemarau bulan April ini.

Baca Selengkapnya

Ratusan Rumah di Luwu Sulawesi Selatan Terendam Banjir setelah Hujan 10 Jam

7 hari lalu

Ratusan Rumah di Luwu Sulawesi Selatan Terendam Banjir setelah Hujan 10 Jam

Kendati mulai surut, BNPB mengantisipai banjir susulan.

Baca Selengkapnya

BNPB: Hujan Lebat 10 Jam, Lebih dari 100 Rumah Terendam Banjir di Kabupaten Luwu

7 hari lalu

BNPB: Hujan Lebat 10 Jam, Lebih dari 100 Rumah Terendam Banjir di Kabupaten Luwu

BNPB menyatakan, hujan lebat selama 10 jam menyebabkan banjir di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.

Baca Selengkapnya

Ketua DPRD DKI Singgung Pemprov dalam Atasi Masalah Jakarta: Program Kurang Maksimal akan Saya Coret

8 hari lalu

Ketua DPRD DKI Singgung Pemprov dalam Atasi Masalah Jakarta: Program Kurang Maksimal akan Saya Coret

DPRD DKI menyinggung program Pemprov DKI untuk mengatasi banjir dan kemacetan, salah satunya sumur resapan.

Baca Selengkapnya

BNPB: Banjir Tiga dari Lima Kecamatan di Musi Rawas Utara Surut

8 hari lalu

BNPB: Banjir Tiga dari Lima Kecamatan di Musi Rawas Utara Surut

Sebelumnya banjir merendam lima daerah di Kabupaten Musi Rawas Utara sejak 16 April lalu.

Baca Selengkapnya

Data Terbaru Banjir Musi Rawas: 51 Ribu Warga Terdampak dan 292 Hunian Rusak Berat

9 hari lalu

Data Terbaru Banjir Musi Rawas: 51 Ribu Warga Terdampak dan 292 Hunian Rusak Berat

Banjir di Musi Rawas Utara merusak hunian dan berbagai fasilitas di lima kecamatan. BNPB mendata ada 51 ribu warga lokal terdampak.

Baca Selengkapnya

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

9 hari lalu

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes mengirimkan tim khusus ke area banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya untuk antisipasi penyakit pasca banjir.

Baca Selengkapnya