BP Migas: Kurangnya Pasokan Gas Ke PLN Bukan Salah Kontraktor

Reporter

Editor

Minggu, 20 Desember 2009 16:50 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta -Kepala Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi, R Priyono menilai produsen gas yang termasuk dalam kontraktor kontrak kerja sama tidak bersalah dalam masalah menurunnya pasokan gas untuk pembangkit listrik PT PLN (Persero).

"Gas dari kontraktor kontrak kerja sama bukan seperti pabrik gas," ujarnya dalam pesan singkat hari ini (20/12) kepada Tempo. Produksi gas, lanjut Priyono, tidak mungkin stabil. Dengan berjalannya waktu, secara alami produksi itu akan turun. Hal itu juga telah diketahui oleh PLN.

Jika masalahnya dengan yang mengantarkan gas yakni PT Perusahaan Gas Negara Tbk, Priyono mengatakan hal itu harus ditanya kepada perseroan. "Harus ditanya kembali apakah mereka masih berkomitmen dengan misi pemerintah, soal ketahanan pangan (pabrik pupuk) dan listrik," katanya.

Perihal masalah pemeliharaan pipa gas, menurutnya, hal itu tidak bisa dihindari akan menyetop pasokan gas ke PLN. Contoh nyata saat ini adalah Blok Offshore North West Java yang sedang dalam pemeliharaan sehingga tidak memasok gas ke Pembangkit Tenaga Gas Uap Muara Karang dan Tanjung Priok.

"Pemeliharaan itu adalah program yang telah diketahui kedua belah pihak jauh hari," katanya. "Jadi saya tidak mengerti kenapa PLN mengeluhkannya, kalau perlu diaudit saja semua pihak terkait."

Hal senada juga diungkapkan juru bicara Pertamina Hulu Energi Ali Mundakir. Selaku operator Blok Offshore North West Java, Pertamina Hulu Energi telah memberitahukan soal pemeliharaan itu sejak November 2008.

Bahkan, katanya, jadwal pemeliharaan yang seharusnya dilakukan pada 26 November 2009 terpaksa dimundurkan atas permintaan PLN menjadi 19 hingga 26 Desember 2009. "Mereka minta mundur karena beban listrik Jakarta saat liburan (akhir Desember) berkurang," katanya.

Direktur Utama PLN Fahmi Mochtar sebelumnya mengatakan pembangkit listrik tenaga gas uapnya sedang mengalami defisit gas. "Yang paling kritis sekarang Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap Tanjung Priok, Muara Karang, Tambak Lorok, Grati, dan Belawan," ujar Direktur Utama PLN Fahmi Mochtar.

Akibat defisit gas itu, PLN terpaksa menggantinya dengan bahan bakar minyak yang harganya tiga kali lipat lebih mahal daripada gas.

Padahal PLN telah menandatangani kontrak dengan para pemasok gas dalam negeri. "Namun, mereka tidak mengirim penuh," katanya. "Saya tidak tahu alasannya."

Fahmi menilai PLN tidak berdaya menghadapi masalah ini karena kontrak yang disepakati sifatnya best effort, jadi tidak ada penalti jika pemasok tidak memenuhi komitmen. "Kontraknya harus begitu, kalau tidak mereka tidak mau jual gas ke kami," ujarnya.

SORTA TOBING

Berita terkait

Pertamina Merilis Competency Development Program

1 hari lalu

Pertamina Merilis Competency Development Program

Pertamina merilis Competency Development Program sebagai bagian dari Pertamina Investment Excellent untuk menjawab kebutuhan serta tantangan bisnis ke depan, khususnya terkait pengelolaan dan eksekusi investasi.

Baca Selengkapnya

Kapal Pertamina Transko Moroko Resmi Beroperasi di Perairan Internasional

1 hari lalu

Kapal Pertamina Transko Moroko Resmi Beroperasi di Perairan Internasional

PT Pertamina Trans Kontinental memulai operasional kapal Transko Moloko miliknya di perairan Malaysia.

Baca Selengkapnya

Pertamina Berikan Kado Terbaik untuk Kebangkitan UMKM di Indonesia

1 hari lalu

Pertamina Berikan Kado Terbaik untuk Kebangkitan UMKM di Indonesia

PT Pertamina (Persero) memberikan kado istimewa bagi kebangkitan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Jadi Saksi Meringankan Kasus Eks Dirut Pertamina, Ketahui Pula Soal Saksi Memberatkan Berdasar KUHAP

1 hari lalu

Jusuf Kalla Jadi Saksi Meringankan Kasus Eks Dirut Pertamina, Ketahui Pula Soal Saksi Memberatkan Berdasar KUHAP

Jusuf Kalla alias JK menjadi saksi meringankan dalam sidang eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan. Ketahui pula soal saksi memberatkan dar KUHAP?

Baca Selengkapnya

3 Poin Kesaksian Jusuf Kalla Saat Jadi Saksi Meringankan Eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan

2 hari lalu

3 Poin Kesaksian Jusuf Kalla Saat Jadi Saksi Meringankan Eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan

Jusuf Kalla atau JK menjadi saksi meringankan dalam sidang eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan. Ini tiga poin pembelaannya.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Jadi Saksi Meringankan dalam Kasus Eks Dirut Pertamina, Begini Aturan Hukumnya

2 hari lalu

Jusuf Kalla Jadi Saksi Meringankan dalam Kasus Eks Dirut Pertamina, Begini Aturan Hukumnya

Jusuf Kalla alias JK menjadi saksi meringankan dalam sidang kasus dugaan korupsi terdakwa Eks Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan.

Baca Selengkapnya

Pertamina Bentuk Direktorat Manajemen Risiko di Seluruh Subholding

2 hari lalu

Pertamina Bentuk Direktorat Manajemen Risiko di Seluruh Subholding

PT Pertamina (Persero) resmi menetapkan direktorat baru, yaitu direktorat manajemen risiko di seluruh subholding.

Baca Selengkapnya

Pertamina Hulu Energi dan ExxonMobil Kerja Sama Penangkapan dan Penyimpanan Karbon di IPA CONVEX ke-38

2 hari lalu

Pertamina Hulu Energi dan ExxonMobil Kerja Sama Penangkapan dan Penyimpanan Karbon di IPA CONVEX ke-38

PT Pertamina Hulu Energi (PHE) menjajaki kerja sama dengan ExxonMobil Indonesia melalui pengembangan Asri Basin Project CCS Hub.

Baca Selengkapnya

Karen Agustiawan Didakwa Korupsi Pengadaan LNG, Jusuf Kalla Ungkap Faktor yang Bikin Pertamina Merugi

3 hari lalu

Karen Agustiawan Didakwa Korupsi Pengadaan LNG, Jusuf Kalla Ungkap Faktor yang Bikin Pertamina Merugi

Jusuf Kalla mengatakan bila direktur perusahaan harus dihukum karena merugi, maka seluruh BUMN Karya harus dihukum.

Baca Selengkapnya

Bersaksi di Pengadilan Tipikor, Jusuf Kalla Bingung Karen Agustiawan Bisa Jadi Terdakwa Korupsi Pengadaan LNG

3 hari lalu

Bersaksi di Pengadilan Tipikor, Jusuf Kalla Bingung Karen Agustiawan Bisa Jadi Terdakwa Korupsi Pengadaan LNG

Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla mengatakan Karen Agustiawan sebagai Dirut Pertamina menjalankan perintah presiden.

Baca Selengkapnya