TEMPO Interaktif, Malang - Sekitar 50 mahasiswa Kota Malang dari berbagai elemen organisasi yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Bersatu (AMB) memperingati hari Hak Asasi Manusia (HAM) Sedunia dengan menggelar aksi unjuk rasa di alun-alun Kota Malang, Kamis (10/12).
Menurut juru bicara AMB Haqi Abdullah, Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah banyak melakukan pelanggaran kemanusiaan, salah satunya dalam bidang pendidikan.
Pemerintah menerapkan Undang-Undang Badan Hukum Pendidikan Tinggi yang membuat pendidikan menjadi mahal. Ini berakibat banyak rakyat yang tak bisa menikmati pendidikan yang baik. "Hak memperoleh pendidikan telah dirampas. Presiden harus mempertanggungjawabkan hal ini," katanya.
Pelanggaran lain adalah soal banyaknya pengangguran akibat tingginya pemutusan hubungan kerja (PHK). Data AMB mencatat pada tahun ini ada sekitar 500 ribu yang menganggur setelah terkena PHK. Jumlah ini menambah jumlah pengangguran di Indonesia menjadi sekitar 10 juta jiwa.
Haqi mengatakan, setelah 61 tahun Hari HAM dideklarasikan, pelanggaran HAM masih sering terjadi. Bahkan, dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Ini mengakibatkan HAM yang paling mendasar manusia tak bisa terpenuhi. Pemerintah juga sangat lemah terhadap HAM dengan membiarkan para pelaku pelanggaran HAM bebas.
Dalam aksi tersebut, AMB juga menuntut pemerintah menghentikan aksi perampasan tanah dan represif terhadap petani, memberikan upah layak bagi buruh dan memberikan kebebasan berpendapat, berekspresi, dan berorganisasi bagi mahasiswa di kampus.
Mahasiswa memulai aksinya di depan Stadion Gajayana Malang. Mereka berjalan kaki menuju alun-alun Kota Malang sembari menyebarkan brosur ke para pangguna jalan. Aksi berakhir di depan Gedung DPRD Kota Malang dengan tertib.
BIBIN BINTARIADI
Berita terkait
BEM SI Ungkap Kejanggalan Aksi Mahasiswa Dukung Gibran di Balai Kota Solo
6 Februari 2024
Aksi di Balai Kota Solo tersebut juga langsung ditemui Gibran. Dia mengajak koordinator lapangan masuk ke ruang kantornya dan bertemu empat.
Baca SelengkapnyaRatusan Mahasiswa Datangi Balai Kota Solo, Dukung Gibran di Pilpres 2024
6 Februari 2024
Tanpa berbasa-basi, Gibran langsung menandatangani selembar surat bertuliskan Paksa Integritas. Peserta aksi menciumi tangan Gibran.
Baca Selengkapnya5 Gerakan Mahasiswa Indonesia Terbesar Sepanjang Sejarah dan Pemicunya
5 Februari 2024
Gerakan mahasiswa muncul karena proses demokrasi dianggap tidak berjalan sebagai mana mestinya
Baca SelengkapnyaDifitnah Drop Out Sampai IPK Jeblok, Ketua BEM UGM Buka Bukti Transkrip Nilai
21 Desember 2023
Aksi BEM UGM mengkritik Jokowi juga dianggap pesanan atau ditunggangi partai politik tertentu karena bersamaan momentun Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaDituding Anak Caleg, Ketua BEM UGM Pengeritik Jokowi Ambil Sikap Santai
16 Desember 2023
Gielbran bersama BEM UGM sempat viral karena menggelar aksi dan memberikan gelar kepada Presiden Jokowi sebagai alumnus UGM paling memalukan.
Baca SelengkapnyaBEM UGM Minta Jokowi Bercermin Dulu Sebelum Singgung Etika Ketimuran Aksi Mahasiswa
16 Desember 2023
Gielbran menyatakan, pihaknya justru bertanya-tanya ketika Jokowi menyinggung soal etika ketimuran saat mahasiswa menggelar aksi itu.
Baca SelengkapnyaDisebut Alumni Paling Memalukan, Jokowi Ingatkan BEM UGM soal Etika Ketimuran
11 Desember 2023
BEM Keluarga Mahasiswa UGM mengkritik Jokowi sebagai 'Alumni UGM Paling Memalukan'.
Baca SelengkapnyaNobatkan Jokowi Alumnus UGM Paling Memalukan, BEM UGM : Saatnya Turun ke Jalan
9 Desember 2023
"Sertifikat ini juga akan kami kirimkan langsung ke beliau (Jokowi), tapi lewat pos saja, karena kita malas di sana banyak tikus," kata Gielbran.
Baca SelengkapnyaDemonstrasi Mahasiswa di Gedung Sate, Peringati Kasus Pelanggaran HAM dan Tuntut Bey Machmudin Benahi Jawa Barat
29 September 2023
Ratusan mahasiswa demonstrasi di Gedung Sate menuntut PJ Gubernur cepat tanggap selesaikan persoalan di Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaLBH Pers Padang Desak Polisi Tangkap Pelaku Teror Mahasiswa di Bukittinggi
31 Agustus 2023
Aktivis mahasiswa ini mengalami berbagai serangan perundungan, intimidasi, hingga teror, baik secara langsung dan tidak langsung.
Baca Selengkapnya