Abolisi Suharto Buka Peluang Internasional Tekan Peradilan Indonesia

Reporter

Editor

Jumat, 10 Oktober 2003 10:40 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Rencana pemberian abolisi terhadap mantan Presiden Suharto dikhawatirkan dapat membuka peluang campur tangan internasional lantaran kecewa terhadap penegakan hukum di Indonesia. “Jika pun nantinya terbelah dua, pihak internasional lain yang tidak menginginkan penegakan hukum di Indonesia akan menjadikannya sebagai bahan bargain politik,” ujar praktisi hukum Bambang Widjojanto kepada Tempo News Room , Minggu sore (23/12).

Menurut mantan ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) itu pemberian abolisi oleh Presiden Megawati Sukarnoputri merupakan dekonstruksi supremasi hukum oleh penyelesaian secara politis. Seharusnya, kata Bambang, penegakan hukum tetap dijalankannya dengan mengadili mantan penguasa Orde Baru. Proses ini menjadi sorotan dunia internasional. Pemberian abolisi, menurut Bambang, akan membuka pintu bagi pihak internasional untuk campur tangan terhadap peradilan Indonesia karena tidak percaya terhadap objektivitas dan indepedensi peradilan.

Penyelesaian politik lewat abolisi, dianggap merupakan tindakan diskriminatif karena alasan kemanusiaan dan mantan pemimpin negara dalam proses hukum tidak berlaku bagi semua orang. “Apakah bisa orang lain meminta hal yang sama? Ini kan keputusan politik pemerintah sehingga hukumnya direduksi,” tutur dia.

Bambang juga beranggapan abolisi berlaku untuk semua perkara yang dituntutkan kepada Suharto yang masih dirawat di rumah sakit. Baik dalam perkara penyelewengan dana yayasan yang sudah diajukan Kejaksaan Agung namun belum masuk pengadilan atau pun masalah pelanggar hak asasi manusia seperti banyak dituduhkan bahwa Suharto berperan besar.

Namun, kalau pun nantinya ada pihak internasional atau dari dalam negeri yang menuntut Soeharto, ungkap Bambang, peradilan bisa dilakukan melalui peradilan internasional. Dia menyebutkan kasus yang menimpa mantan diktator Chili, Agusto Pinochet, bisa dilakukan juga terhadap Suharto. Hal itu karena peradilan di Indonesia sudah dianggap tidak independen. “Suharto bisa menjadi Pinochet Asia,” jelas dia.

Bambang yang tidak setuju abolisi dan memilih proses hukum terhadap Suharto terus dijalankan itu juga mengaku terkejut dengan skenario politik yang dimainkan dengan cara itu. Dia menduga skenario konsolidasi orde baru itu memanfaatkan suasana sosiologis dan psikologis lebaran untuk saling memaafkan dan sakit kritisnya Soeharto. “Awal yang sistematis, sehingga yang terjadi kompromi politik. Para penjahat orde baru jadi berlindung dibalik abolisi Suharto,” tukas dia. (Dede Ariwibowo)

Advertising
Advertising

Berita terkait

Prabowo Tidak Mundur dari Jabatan Menhan Meskipun Masa Transisi Presiden Terpilih, Sebab...

25 menit lalu

Prabowo Tidak Mundur dari Jabatan Menhan Meskipun Masa Transisi Presiden Terpilih, Sebab...

Apa alasan Prabowo tak melepas jabatan Menhan, padahal sibuk transisi sebagai presiden terpilih?

Baca Selengkapnya

Lee Joo Bin 16 Tahun Berkarier, Beli Barang Mewah Setelah Main di Queen of Tears

30 menit lalu

Lee Joo Bin 16 Tahun Berkarier, Beli Barang Mewah Setelah Main di Queen of Tears

Lee Joo Bin mengenang perjalanan kariernya hingga harapan untuk karya berikutnya

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Asia U-23: Dikalahkan Irak, Timnas Indonesia Gagal Lolos Langsung ke Olimpiade Paris 2024

3 jam lalu

Hasil Piala Asia U-23: Dikalahkan Irak, Timnas Indonesia Gagal Lolos Langsung ke Olimpiade Paris 2024

Timnas Indonesia U-23 harus mengakui keunggulan Irak dalam laga perebutan peringkat ketiga Piala Asia U-23 2024 pada Kamis, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Bisnis Produk Kosmetik Semakin Menjamur, Maklon Jadi Andalan

3 jam lalu

Bisnis Produk Kosmetik Semakin Menjamur, Maklon Jadi Andalan

Bisnis produk kosmetik dan skincare semakin diminati masyarakat Indonesia. Para pengusaha kecantikan mengandalkan maklon untuk produksi kosmetiknya.

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia vs Irak Imbang 1-1, Lanjut ke Perpanjangan Waktu

4 jam lalu

Hasil Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia vs Irak Imbang 1-1, Lanjut ke Perpanjangan Waktu

Tak ada gol tambahan di babak kedua membuat laga TImnas U-23 Irak vs Indonesia di Piala Asia U-23 2024. Laga berlanjut ke babak tambahan.

Baca Selengkapnya

Duel Indonesia vs Korea Selatan di Piala Thomas 2024, Jonatan Christie Siap Tampil Mati-matian

4 jam lalu

Duel Indonesia vs Korea Selatan di Piala Thomas 2024, Jonatan Christie Siap Tampil Mati-matian

Atlet tunggal putra, Jonatan Christie, mengatakan tim putra Indonesia siap memberikan kemampuan terbaik pada babak perempat final Piala Thomas 2024.

Baca Selengkapnya

Cerita Keluarga Cemara Dikemas Jadi Teater Musikal, Janjikan Sajian Pentas Berbeda

4 jam lalu

Cerita Keluarga Cemara Dikemas Jadi Teater Musikal, Janjikan Sajian Pentas Berbeda

ksekutif Produser Musikal Keluarga Cemara, Anggia Kharisma mengatakan, kisah keluarga hangat ini tak lekang oleh zaman.

Baca Selengkapnya

Program Pra Kerja Raih Penghargaan Wenhui Award dari UNESCO

4 jam lalu

Program Pra Kerja Raih Penghargaan Wenhui Award dari UNESCO

Program Pra Kerja meraih penghargaan dari UNESCO atas kontribusinya dalam inovasi pendidikan di kawasan Asia-Pasifik.

Baca Selengkapnya

Penyebab Fast Charging Tidak Berfungsi dan Cara Mengatasinya

4 jam lalu

Penyebab Fast Charging Tidak Berfungsi dan Cara Mengatasinya

Penyebab fast charging tidak berfungsi dapat diakibatkan oleh beberapa hal. Salah satunya karena port pengisian daya rusak. Ketahui cara mengatasinya.

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Asia U-23: Babak Pertama, Irak vs Indonesia Masih Imbang 1-1

5 jam lalu

Hasil Piala Asia U-23: Babak Pertama, Irak vs Indonesia Masih Imbang 1-1

Ivar Jenner sempat membawa Timnas U-23 Indonesia unggul lebih dulu atas Irak pada perebutan peringkat ketiga Piala Asia U-23.

Baca Selengkapnya