Ichlasul Amal: Lebih Tepat Memaafkan Soeharto

Reporter

Editor

Jumat, 10 Oktober 2003 10:37 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Rencana pemberian Abolisi dari Presiden Megawati kepada mantan penguasa Orde Baru, Soeharto, masih terus memunculkan pro-kontra. Pengacara Dr Adnan Buyung Nasution SH sejak dini menentang pemberian Abolisi kepada Soeharto karena akan mengacaukan hukum. Sementara pengamat politik UGM Prof Dr Ichlasul Amal berpendapat, memberi pengampunan secara politis kepada Soeharto dipandang lebih tepat.

"Di masa tuanya, Pak Harto sudah cukup dikuya-kuya (dianiaya secara psikologis- red). Saya kira Pak Harto lebih baik diberi pengampunan secara politis," kata Ichlasul menjawab pertanyaan wartawan disela-sela acara halal bihalal keluarga besar UGM di Balairung Kampus UGM Yogyakarta, Sabtu (22/12) siang.

Menurut Ichlasul, proses hukum apapun yang akan dikenakan kepada Soeharto akan memakan waktu panjang dan tidak menyelesaikan persoalan. Karenanya, lebih tepat memberikan pengampunan politik kepada Soeharto dibanding memberi pengampunan melalui proses hukum.

"Abolisi itu kan proses hukum. Bahkan jika presiden memberikan amnesti, semua itu juga harus melalui proses hukum. Yang pasti, terlepas dari kata-kata abolisi ataupun amnesti, saya kira lebih baik Soeharto dibebaskan. Rasanya tidak enak kan bekas presiden yang sudah seperti itu masih dikejar-kejar terus," ujarnya.

Menjawab pertanyaan apakah pemberian ampunan itu tidak akan melukai rasa keadilan masyarakat, Ichlasul menyatakan jangan menyamakan posisi Soeharto dengan pencuri ayam. Dia menegaskan, bila tetap ngotot Soeharto harus diproses secara hukum, persoalannya tidak akan kunjung selesai. "Di masa tuanya Pak Harto sudah cukup dikuya-kuya. Apa masih perlu harus diinjak-injak," ujarnya.

Ichlasul Amal juga tidak sependapat bila pemberian ampunan kepada Soeharto itu akan menjadi preseden buruk bagi pelaku kejahatan terhadap rakyat dan negara di masa mendatang. "Saya kira tidak akan ada orang yang mau meniru Pak Harto yang pada masa tuanya malah dikejar-kejar. Itu juga bisa dilihat pada Marcos di Philipina yang malah lari (dari negaranya sendiri). Karenanya, tindakan politik terhadap Pak Harto menurut saya lebih tepat dibanding tindakan hukum," tegasnya.

Advertising
Advertising

Pengampunan secara politik kepada Soeharto, bisa dilakukan dengan persetujuan DPR sebagai wakil rakyat. Tindakan politik yang dimaksud adalah tidak perlu membawa Soeharto ke pengadilan. Menurut Ichlasul Amal, di beberapa negara tindakan politik bisa terjadi secara ekstrem, misalnya dengan memutuskan hukuman gantung atau tembak langsung. "Namun untuk Indonesia, menurut saya, memaafkan jelas lebih tepat," tegasnya.(Heru CN-Tempo News Room)

Berita terkait

Terpopuler: Ledakan Smelter PT KFI Ancam Keselamatan Warga, Pemerintah Klaim Pembebasan Lahan IKN Tidak Melanggar HAM

3 menit lalu

Terpopuler: Ledakan Smelter PT KFI Ancam Keselamatan Warga, Pemerintah Klaim Pembebasan Lahan IKN Tidak Melanggar HAM

Terpopuler bisnis: Keselamatan warga sekitar terancam karena smelter PT KFI kerap meledak. Pemerintah klaim pembebasan lahan IKN tidak melanggar HAM.

Baca Selengkapnya

Top 3 Hukum: Detik-detik Ledakan Smelter PT KFI di Kutai Kartanegara, Ayah Pacar Vina Buka Suara soal Pembunuhan 8 Tahun Lalu

25 menit lalu

Top 3 Hukum: Detik-detik Ledakan Smelter PT KFI di Kutai Kartanegara, Ayah Pacar Vina Buka Suara soal Pembunuhan 8 Tahun Lalu

Sebelumnya ledakan serupa terjadi sekitar 18.40 waktu Indonesia tengah, Kamis, 16 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Gibran Tak Setuju Larangan Study Tour Sekolah Pasca Kecelakaan Maut SMK Lingga Kencana

30 menit lalu

Gibran Tak Setuju Larangan Study Tour Sekolah Pasca Kecelakaan Maut SMK Lingga Kencana

Menurut Gibran, yang diperlukan adalah uji kelayakan kendaraan yang digunakan, bukan melarang adanya study tour.

Baca Selengkapnya

BNPB: Data Terbaru Korban Meninggal Banjir Lahar Sumbar 61 Orang, Modifikasi Cuaca Diperpanjang

32 menit lalu

BNPB: Data Terbaru Korban Meninggal Banjir Lahar Sumbar 61 Orang, Modifikasi Cuaca Diperpanjang

Pembaharuan data BNPB untuk orang yang dilaporkan hilang dalam kejadian galodo atau banjir lahar ini total sebanyak 14 orang.

Baca Selengkapnya

Klasemen Akhir Liga Jerman 2023/2024: Bayer Leverkusen Lengkapi Gelar Juara dengan Status Tak Terkalahkan

36 menit lalu

Klasemen Akhir Liga Jerman 2023/2024: Bayer Leverkusen Lengkapi Gelar Juara dengan Status Tak Terkalahkan

Bayer Leverkusen menutup Liga Jerman musim 2023/2024 sebagai juara yang tak terkalahkan.

Baca Selengkapnya

PPP Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak untuk Pilkada Jawa TImur

42 menit lalu

PPP Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak untuk Pilkada Jawa TImur

Duet Khofifah-Emil mendapat tiga rekomendasi dari partai untuk maju di Pilkada Jawa Timur 2024.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Gempa Mengguncang Kuat Sumedang, Prakiraan Cuaca BMKG, World Water Forum Bali

46 menit lalu

Top 3 Tekno: Gempa Mengguncang Kuat Sumedang, Prakiraan Cuaca BMKG, World Water Forum Bali

Topik tentang gempa tektonik bermagnitudo 3,5 mengguncang kuat wilayah Sumedang menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno.

Baca Selengkapnya

Bojan Hodak: Bobotoh Berperan Penting Bantu Persib Bandung lolos ke Final Championship Series Liga 1

46 menit lalu

Bojan Hodak: Bobotoh Berperan Penting Bantu Persib Bandung lolos ke Final Championship Series Liga 1

Bojan Hodak mengatakan kehadiran suporter berperan penting dalam kemenangan Persib Bandung atas Bali United pada leg kedua semifinal Liga 1.

Baca Selengkapnya

Kisah Guru di Natuna Ikut Program Guru Penggerak, Tak Mau Kalah dengan Guru di kota

49 menit lalu

Kisah Guru di Natuna Ikut Program Guru Penggerak, Tak Mau Kalah dengan Guru di kota

Cerita guru di Natuna mengikuti program Guru Penggerak.

Baca Selengkapnya

Aldila Sutjiadi yang Berpasangan dengan Asia Muhammad Juarai Turnamen Paris Open Trophee

1 jam lalu

Aldila Sutjiadi yang Berpasangan dengan Asia Muhammad Juarai Turnamen Paris Open Trophee

Aldila Sutjiadi bersama pasangannya dari Amerika Serikat, Asia Muhammad, menjadi juara dalam turnamen WTA 125 Paris Open Trophee Claris.

Baca Selengkapnya