Korban Meninggal Pengobatan Massal Dapat Diotopsi

Reporter

Editor

Minggu, 15 November 2009 13:32 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Penyebab tewasnya peserta pengobatan massal antifilariasis dapat diketahui melalui otopsi. Ketua Ikatan Dokter Indonesia Fahmi Idris mengatakan otopsi dilakukan untuk mengetahui secara persis penyebab kematian.

kata Fahmi. Namun, masalahnya apakah keluarga korban meninggal bersedia atau tidak jika jenazah korban diotopsi.

Sebanyak delapan orang meninggal dan 900 orang lebih dilarikan ke rumah sakit setelah mengkonsumsi obat anti Filariasis atau penyakit Kaki Gajah dalam pengobatan massal program 100 hari pemerintah. Menteri Endang menyatakan korban tewas akibat koinsiden atau penyakit bersamaan yang diderita korban.

Fahmi telah meminta Komite Obat IDI untuk mempelajari obat-obat yang diberikan dalam pengobatan masal tersebut.

AQIDA SWAMURTI

Advertising
Advertising

Berita terkait

BPOM : Jangan Percaya Iklan yang Janjikan Sembuh dari Kanker

13 November 2017

BPOM : Jangan Percaya Iklan yang Janjikan Sembuh dari Kanker

BPOM meminta masyarakat agar tidak percaya iklan yang memberi iming-iming sembuh dari kanker.

Baca Selengkapnya

Iklan Pengobatan Tradisional Diperketat  

26 Februari 2013

Iklan Pengobatan Tradisional Diperketat  

Larangan dianggap akan mempengaruhi bisnis penyiaran.

Baca Selengkapnya

Undip Bangun Klinik Autis Terpadu  

6 Agustus 2010

Undip Bangun Klinik Autis Terpadu  

Universitas Diponegoro Semarang membangun klinik Centre for Development Disorder and Autism (CEDIA). "Ini merupakan klinik autis yang terpadu," kata Ketua Klinik Sultana M Faradz, seusai peresmian klinik, Jumat (6/8).

Baca Selengkapnya

Rumah Sakit Harus Pilih Obat Generik

1 Maret 2010

Rumah Sakit Harus Pilih Obat Generik

Kementerian kesehatan meminta rumah sakit pemerintah untuk memilih obat generik ketimbang obat paten. "Kami sudah kirim surat edaran ke rumah sakit-rumah sakit pemerintah, apotekernya untuk mengganti dengan obat generik yang mutunya sudah terjamin," kata Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih usai meresmikan laboratorium penyakit infeksi di Jakarta, hari ini.

Baca Selengkapnya

Korban Pengobatan Massal Anti Filariasis Berhak Tuntut Pemerintah

15 November 2009

Korban Pengobatan Massal Anti Filariasis Berhak Tuntut Pemerintah

Sebanyak delapan orang meninggal dan 900 orang lebih dilarikan ke rumah sakit setelah mengkonsumsi obat anti Filariasis atau penyakit Kaki Gajah dalam pengobatan massal program 100 hari pemerintah.

Baca Selengkapnya

Ratusan Ribu Obat dan Makanan Dimusnahkan

27 Februari 2009

Ratusan Ribu Obat dan Makanan Dimusnahkan

Obat dan makanan yang dimusnahkan merupakan hasil razia pada 2008 yang lalu, pada tahun itu juga banyak makanan yang mengandung melamin, kata Kepala BBPOM DIY, Endang Kusnadi, Jumat (27/2).

Baca Selengkapnya

Dukun Cilik Ponari Buka Praktek Khusus Layani Pejabat

19 Februari 2009

Dukun Cilik Ponari Buka Praktek Khusus Layani Pejabat

Bukan hanya melayani rakyat biasa dukun cilik Ponari juga melayani pejabat tinggi seperti di kepolisian mau pun aparat berseragam dinas loreng.

Baca Selengkapnya

Pedagang Air Kemasan Menjamur di Desa Ponari

11 Februari 2009

Pedagang Air Kemasan Menjamur di Desa Ponari

Banyaknya pengunjung yang mendatangi praktek pengobatan alternatif Ponari membawa keuntungan bagi masyarakat Desa Balongsari dan sekitarnya.

Baca Selengkapnya

Kakek Dukun Cilik Perkuat Pagar untuk Antre Pasien

10 Februari 2009

Kakek Dukun Cilik Perkuat Pagar untuk Antre Pasien

Lantaran ambrol, panitia pengobatan dukun cilik Ponari memilih melakukan perbaikan pagar pembatas dari bambu yang dipasang sepanjang jalan, sekitar 20 meter menuju rumah Ponari.

Baca Selengkapnya

Pasien Tabib Cilik Ponari Tetap Bertahan

10 Februari 2009

Pasien Tabib Cilik Ponari Tetap Bertahan

Sejak praktek pengobatan ini dibuka tiga minggu lalu, tercatat empat orang meninggal karena kelelahan.

Baca Selengkapnya