TEMPO Interaktif, Semenanjung Kampar -Warga sekitar Kamp Pembela Iklim Greenpeace menyatakan kesiapannya membantu mempertahankan keberadaan kamp. Warga menduga para penentang Greenpeace ialah massa bayaran yang berasal dari luar wilayah Semenanjung Kampar, Riau.
"Kami akan mempertahankan Camp ini dari gangguan," kata nini mamak atau kepala suku Piliang, Teluk Meranti, Hasan Sabtu (14/11). "Kami mendukung keberadaan Greenpeace," tambah pria 54 tahun, yang datang bersama sekitar 10 warga Teluk Meranti lainnya ke kamp.
Dukungan bagi keberadaan Kamp Pembela Iklim Greenpeace semakin bertambah seiring dengan beredarnya ancaman akan membubarkan kamp. Para penentang beralasan kamp mengganggu aktivitas warga dan menimbulkan keresahan. Rencananya, kelompok penentang akan mendatangi kamp Greenpeace hari ini.
Hasan menambahkan, warga Teluk Meranti tidak ada yang menjadi bagian dari kelompok penentang. "Informasi yang kami terima, mereka berasal dari luar desa kami dan dibayar," ujarnya.
Walau warga menyatakan kesediaannya untuk membantu mempertahankan kamp, pihak Greenpeace secara khusus meminta agar warga dan aktivis Greenpeace tidak melakukan tindak kekerasan. "Kita akan sambut mereka dengan baik. Kita akan ajak diskusi," kata Juru Kampanye Hutan Greenpeace Asia Tenggara, Bustar Maitar.
Bustar menekankan, dalam perjuangan mengampanyekan anti perusakan hutan dan lingkungan, Greenpeace selalu mengedepankan cara-cara anti kekerasan. "Karena kekerasan hanya akan menimbulkan masalah baru," ujarnya.
Kamp Greenpeace berada di Semenanjung Kampar yang berseberangan langsung dengan Desa Teluk Meranti, Pelalawan, Riau. Kamp kini dihuni oleh sekitar 40 aktivis Greenpeace baik dari Indonesia maupun luar negeri. "Kami akan tetap bertahan sampai perusahaan perusak hutan menyatakan komitmennya untuk menghentikan kegiatan di Semenanjung Kampar," kata Bustar.
Berita terkait
Greenpeace Kritik Rencana Bahlil Bagi-bagi Izin Tambang ke Ormas
2 hari lalu
Greenpeace Indonesia mengkritik rencana Menteri Bahlil Lahadilia bagi-bagi izin tambang ke Ormas keagamaan.
Baca SelengkapnyaPemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium
12 hari lalu
Pengadilan baru saja mencabut izin penanaman komersial padi Beras Emas atau Golden Rice hasil rekayasa genetika di Filipina.
Baca SelengkapnyaTerpopuler: Perjalanan Bisnis Sepatu Bata hingga Tutup Pabrik, Kawasan IKN Kebanjiran
13 hari lalu
Terpopuler: Perjalanan bisnis sepatu Bata yang sempat berjaya hingga akhirnya tutup, kawasan IKN kebanjiran.
Baca SelengkapnyaMassa Aksi Desak Bank Setop Beri Pendanaan Buat Energi Kotor Seperti Batu Bara, Mengapa?
13 hari lalu
Energi kotor biasanya dihasilkan dari pengeboran, penambangan, dan pembakaran bahan bakar fosil seeperti batu bara.
Baca SelengkapnyaGreenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi
16 hari lalu
Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau GAPKI mengklaim ekspor ke luar negeri turun, terutama di Eropa.
Baca SelengkapnyaKebun Sawit Anak Usaha Sinarmas Diduga Terabas Cagar Alam Kelautku Kalimantan Selatan
18 hari lalu
Kebun sawit PT SKIP Senakin Estate, anak usaha Sinarmas, diduga menerabas hutan Cagar Alam Kelautku, Kalimantan Selatan.
Baca SelengkapnyaRatusan Ribu Hektare Sawit Ilegal Kalimantan Tengah akan Diputihkan, Dinas Perkebunan Mengaku Tidak Dilibatkan
18 hari lalu
Lebih dari separo lahan sawit di Kalimantan Tengah diduga berada dalam kawasan hutan. Pemerintah berencana melakukan pemutihan sawit ilegal.
Baca SelengkapnyaKKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188
22 hari lalu
Greenpeace meminta KKP segera menghukum pelaku sekaligus mendesak pemerintah untuk meratifikasi Konvensi ILO 188 tentang Penangkapan Ikan.
Baca SelengkapnyaGreenpeace Apresiasi KKP Tangkap Kapal Transhipment dan Mendesak Usut Pemiliknya
23 hari lalu
Greenpeace Indonesia mengapresiasi langkah KKP yang menangkap kapal ikan pelaku alih muatan (transhipment) di laut.
Baca SelengkapnyaKepala OIKN Klaim Pembangunan IKN Bawa Manfaat untuk Semua Pihak, Bagaimana Faktanya?
38 hari lalu
Kepala Badan Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Bambang Susantono klaim bahwa pembangunan IKN akan membawa manfaat bagi semua pihak.
Baca Selengkapnya