Alumni STPDN Minta Perlindungan DPR

Reporter

Editor

Rabu, 8 Oktober 2003 14:30 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Sejumlah alumni Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN) mendatangi Fraksi Partai Bulan Bintang (PBB) DPR untuk meminta perlindungan atas perlakuan masyarakat setelah kejadian meninggalnya siswa STPDN Wahyu Hidayat. Kami ingin mengetuk kearifan publik supaya para alumni tidak terganggu kerjanya di lapangan, kata perwakilan alumni, Bahtiar Baharuddin, saat diterima Ketua Fraksi PBB Achmad Soemargono serta anggota lainnya, Nurbalqish dan Bondan Gunawan, di gedung DPR/MPR RI Jakarta, Rabu (8/10).Bahtiar yang merupakan alumni STPDN lulusan tahun 1995 ini menegaskan bahwa kedatangannya bukan untuk melawan opini publik. Berbagai gujatan, kecaman, serta koreksi, lanjutnya, merupakan niat baik masyarakat dalam mencintai almamaternya. Namun, tambah Bahtiar, lontaran kritik itu mengalami penyimpangan sehingga muncul tindakan diskriminasi terhadap alumni STPDN. Kami datang di sini sebagai manusia dan pegawai negeri pada umumnya, kata pegawai Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah ini.Menurut Bahtiar, dirinya sepakat bahwa tindakan kekerasan di STPDN harus diproses secara hukum. Namun, tambahnya, kejadian di Jatinangor (lokasi kampus STPDN) bukan cerminan perilaku semua siswa STPDN, termasuk alumninya secara keseluruhan. Tapi kejadian di Jatinangor serta merta digeneralisir sebagai perilaku alumni juga, keluhnya.Meninggalnya Wahyu Hidayat di STPDN menyebabkan meluasnya antipati terhadap sekolah kedinasan dibawah Departemen Dalam Negeri ini. Perwakilan lain, Bernad Darmawan Sutrisno, mencatat beberapa tindakan masyarakat terhadap alumni STPDN. Di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, tambahnya, ada semacam gerakan penolakan alumni STPDN. Selain itu di Jogja pun mengalami hal sama. Secara kuantitas memang belum banyak tapi kalau dibiarkan dikawatirkan akan meluas, katanya. Bernad juga menyebutkan adanya tindakan diskriminasi lain seperti penundaan pelantikan pegawai negeri. Dengan tanpa alasan, imbuhnya, ada pegawai yang ditunda pengangkatannya karena yang bersangkutan alumni STPDN. Untuk itu kami meminta perlindungan terhadap sanksi publik untuk mengeliminirnya, katanya. Menanggapi pernyataan ini, Ketua Fraksi PBB Achmad Soemargono menyatakan akan memprosesnya. Keluhan STPDN ini akan disampaikan ke pimpinan DPR melalui mekanisme fraksi. Reaksi masyarakat terhadap kasus STPDN, tambah Soemargono, adalah wajar. Tapi jadi digeneralisir. Tidak semua yang pernah menjalani pendidikan di sana berperilaku sama, kata anggota Komisi Pertahanan ini. Mekanisme perlindungan terhadap STPDN, katanya, akan dikoordinasikan dengan Departemen Dalam Negeri sebagai payung STPDN. Yandi M Rofiandi - Tempo News Room

Berita terkait

Cerita TikToker Awbimax Ditawari Jadi Buzzer Bea Cukai, Patok Harga Rp100 Juta

6 menit lalu

Cerita TikToker Awbimax Ditawari Jadi Buzzer Bea Cukai, Patok Harga Rp100 Juta

Tiktokers @awbimax atau Bima viral mengakui ditawari menjadi buzzer Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Belajar dari Delay 5 Jam Lion Surabaya-Banjarmasin, Apa Saja Hak Penumpang?

7 menit lalu

Belajar dari Delay 5 Jam Lion Surabaya-Banjarmasin, Apa Saja Hak Penumpang?

Jika Anda mengalami keterlambatan atau delay seperti penumpang Lion Surabaya-Banjarmasin, ini hak penumpang sesuai Peraturan Menhub

Baca Selengkapnya

Tepis Rumor Bruno Fernandes Bakal Tinggalkan Manchester United, Ini Komentar Erik ten Hag

7 menit lalu

Tepis Rumor Bruno Fernandes Bakal Tinggalkan Manchester United, Ini Komentar Erik ten Hag

Dalam wawancara dengan DAZN pekan lalu, Bruno Fernandes mengatakan dia akan mempertimbangkan masa depannya di Manchester United setelah Euro 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

13 menit lalu

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

Wacana presidential club yang sebelumnya disampaikan Juru Bicara Prabowo mendapat respond dari Jokowi dan Gibran.

Baca Selengkapnya

Cerita Pemuda Asal Bandung Gunakan Starlink: Unlimited dan Lebih Stabil

14 menit lalu

Cerita Pemuda Asal Bandung Gunakan Starlink: Unlimited dan Lebih Stabil

Melalui situs resminya, Starlink mematok harga layanan internet sebesar Rp 750 ribu per bulan.

Baca Selengkapnya

Muhammadiyah Buka Suara soal Jatah Kursi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

19 menit lalu

Muhammadiyah Buka Suara soal Jatah Kursi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Abdul Mu'ti mengaku pihaknya akan mendegasikan kadernya dengan senang hati apabila Muhammadiyah diberi amanah oleh Prabowo.

Baca Selengkapnya

Profil Kawasan Wallacea, Surga Biodiversitas yang Diintai Ancaman Kerusakan Lingkungan

28 menit lalu

Profil Kawasan Wallacea, Surga Biodiversitas yang Diintai Ancaman Kerusakan Lingkungan

Kawasan Wallacea seluas 347 ribu kilometer persegi diisi 10 ribu spesies tumbuhan. Sebagian kecil dari jumlah tersebut sudah terancam punah.

Baca Selengkapnya

Jangan Sembarang Pakai Skincare Etiket Biru, BPOM Sebut Alasannya

31 menit lalu

Jangan Sembarang Pakai Skincare Etiket Biru, BPOM Sebut Alasannya

Masyarakat diminta untuk tertib dalam menggunakan skincare sesuai peruntukannya, terutama yang beretiket biru, cek sebabnya.

Baca Selengkapnya

Cek Kesiapan IKN Menjelang Upacara 17 Agustus, Basuki Tinjau Istana Kepresidenan hingga Reservoar

32 menit lalu

Cek Kesiapan IKN Menjelang Upacara 17 Agustus, Basuki Tinjau Istana Kepresidenan hingga Reservoar

Menteri Basuki tiba di area pembangunan reservoar IKN sekitar pukul 16.25 WITA.

Baca Selengkapnya

Penganiayaan Mahasiswa Universitas Pamulang Saat Berdoa Rosario di Tangsel, FKUB Hingga Tokoh Agama Duduk Bareng

32 menit lalu

Penganiayaan Mahasiswa Universitas Pamulang Saat Berdoa Rosario di Tangsel, FKUB Hingga Tokoh Agama Duduk Bareng

Penganiayaan terhadap mahasiswa Universitas Pamulang (Unpam) yang sedang berdoa rosario itu terjadi pada Minggu malam.

Baca Selengkapnya