MA Balas Surat Presiden Soal Abolisi Bagi Theys dkk

Reporter

Editor

Selasa, 7 Oktober 2003 09:52 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Ketua Mahkamah Agung (MA) Bagir Manan mengatakan pihaknya tidak lagi berkenan memberi pertimbangan hukum kepada presiden untuk memberikan abolisi (pencabutan tuntutan hukum atas perkara pidana ) kepada Theys Hiyo Eluay. Ketua Presidium Dewan Papua (PDP), yang tewas secara misterius pada 11 November 2001, itu beserta sejumlah tokoh PDP yang dituduh melakukan makar.

Kepada Tempo News Room Bagir menyatakan hal itu didasarkan pada kententuan baru UUD 45. Isinya: untuk memberikan abolisi dan amnesti, Presiden harus meminta pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). “Maka saya menulis surat kepada presiden agar beliau berhubungan dengan DPR, karena sesuai dengan ketentuan UUD,” ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya di Gedung MA, Jakarta, Rabu (12/12).

Namun, Bagir tak menyebutkan kapan surat tersebut di kirim. Ketentuan mengenai abolisi dan amnesti, kata dia, telah tertuang dalam pasal 14 amandemen pertama UUD 1945 yang menyebutkan bahwa abolisi dan amnesti merupakan hak prerogatif presiden, dengan pertimbangan DPR. Seperti telah diberitakan sebelumnya, Presiden Megawati Soekarnoputri, melalui Sekretaris Negara, Bambang Kesowo telah berkirim surat kepada MA.

Permintaan pertimbangan hukum, lanjut Bagir didasarkan pada UU tentang Amnesti dan Abolisi Nomor 11 Darurat Tahun 1954 yang menyebutkan perlunya pertimbangan hukum ke MA melalui Menteri Kehakiman. Sebagai kepala pemerintahan, presiden, ujar Bagir, memiliki hak prerogatif untuk memberikan abolisi atau amnesti kepada seseorang. Namun, lanjut dia, presiden perlu bersikap hati-hati, karena kasus Theys dan kawan-kawannya, yakni Sekjen PDP Thaha Alhamid, Pendeta Herman Awom, Don A.L. Flasi dan John Mambor sedang dalam proses persidangan di Pengadilan Negeri Jayapura. (Ira Kartika M.B.)

Berita terkait

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

5 menit lalu

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

Jumlah penyandang disabilitas yang mendaftar rekrutmen Bintara Polri meningkat

Baca Selengkapnya

Kelompok Petani Singgung Janji Reforma Agraria Jokowi yang Tak Tuntas di Demo Hari Buruh

10 menit lalu

Kelompok Petani Singgung Janji Reforma Agraria Jokowi yang Tak Tuntas di Demo Hari Buruh

Dewi mempertanyakan jumlah tanah yang sudah dikembalikan kepada rakyat dalam agenda reforma agraria Jokowi.

Baca Selengkapnya

Kena Modus Salah Transfer dari Pinjol Ilegal? Ini Penjelasan Pakar Hukum

11 menit lalu

Kena Modus Salah Transfer dari Pinjol Ilegal? Ini Penjelasan Pakar Hukum

Layanan pinjol ilegal PundiKas menstransfer sejumlah uang tanpa persetujuan yang diklaim sebagai utang.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Penyebab Aplikasi UTBK Mati, Panitia UTBK Sediakan Kemeja, Janji Microsoft

18 menit lalu

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Penyebab Aplikasi UTBK Mati, Panitia UTBK Sediakan Kemeja, Janji Microsoft

Topik tentang kendala teknis mewarnai hari pertama pelaksanaan UTBK SNBT 2024 menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Sempat Ditunda, Sidang Praperadilan Pimpinan Al Zaytun Panji Gumilang Digelar Hari Ini di PN Jaksel

21 menit lalu

Sempat Ditunda, Sidang Praperadilan Pimpinan Al Zaytun Panji Gumilang Digelar Hari Ini di PN Jaksel

Penyidik mempunyai bukti bahwa Panji Gumilang pada tahun 2019 telah menerima pinjaman dari bank sejumlah Rp 73 miliar.

Baca Selengkapnya

Belanda Jajaki Peluang Kerja Sama di IKN

21 menit lalu

Belanda Jajaki Peluang Kerja Sama di IKN

Sejumlah perusahaan dan lembaga penelitian di Belanda, telah memberikan dukungan kepada Indonesia, termasuk terkait IKN

Baca Selengkapnya

Kuartal Pertama 2024, Laba Bersih Bukit Asam Melorot 31,9 Persen

21 menit lalu

Kuartal Pertama 2024, Laba Bersih Bukit Asam Melorot 31,9 Persen

Bukit Asam membukukan laba bersih kuartal I 2024 sebesar Rp 790,9 miliar atau anjlok 31,9 persen secara tahunan dari Rp 1,16 triliun.

Baca Selengkapnya

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

21 menit lalu

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

Sebelum memperjuangkan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara adalah wartawan kritis kepada pemerintah kolonial. Ia pun pernah menghajar orang Belanda.

Baca Selengkapnya

AJI Gelar Indonesia Fact Checking Summit dan Press Freedom Conference

22 menit lalu

AJI Gelar Indonesia Fact Checking Summit dan Press Freedom Conference

AJI menilai kedua acara ini jadi momentum awal bagi jurnalis di Indonesia dan regional untuk mempererat solidaritas.

Baca Selengkapnya

Cerita Sepupu saat Memandikan Jenazah Brigadir RA

28 menit lalu

Cerita Sepupu saat Memandikan Jenazah Brigadir RA

Sepupu Brigadir Ridhal Ali Tomi (Brigadir RA), Rudi Dagong, bercerita saat dia memeriksa jenazah hingga memandikannya

Baca Selengkapnya