Prabowo Minta Menteri Tak Ragu Telepon Saat Ia Lawatan ke Luar Negeri: Tinggalkan Hal yang Protokoler dan Feodal
Reporter
Daniel A. Fajri
Editor
Juli Hantoro
Rabu, 6 November 2024 16:12 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Prabowo Subianto mengatakan bahwa sebagai pemimpin ia merupakan bagian tim Kabinet Merah Putih. Kepala negara mengatakan bahwa dirinya selalu terbuka untuk berdiskusi dengan jajarannya.
"Kita tinggalkan sekarang hal-hal yang terlalu protokoler, terlalu feodal, kita ini adalah kolega, kita mengabdi sama-sama ke rakyat," kata Prabowo kepada anggota kabinetnya dalam rapat paripurna di Kantor Presiden, kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, pada Rabu, 6 November 2024.
Prabowo menyampaikan pernyataannya itu dalam konteks komunikasi presiden dan menteri selama dia melakukan kunjungan ke luar negeri beberapa pekan ke depan. Ia meminta seluruh anggota Kabinet Merah Putih menghubunginya jika ada urusan penting soal kebijakan, apalagi jika belum ada kejelasan dari Menteri Koordinator terkait.
"Jadi silakan gunakan teknologi tapi tentunya hal-hal rawan tidak perlu lewat telepon. Ini jaman modern ini banyak telinga yang ingin dengar. Jadi kalau saudara mau sampaikan hal penting silakan saya membuka pintu," kata Prabowo.
Dalam sidang kabinet, Prabowo mengumumkan rencana kunjungan luar negeri mulai dari Cina, Amerika Serikat, Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT APEC di Peru, KTT G20 di Brasil, dan Inggris.
Mantan Menteri Pertahanan ini akan mengunjungi Beijing, Cina, pada 8 hingga 10 November 2024. KTT APEC akan digelar pada 10-16 November 2024. Sementara KTT G20 digelar di Brasil pada 18-19 November 2024.
Mantan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat tidak menyampaikan rincian tanggal kunjungan ke Amerika Serikat dan Inggris. Ia hanya mengungkap peluang menghadiri ke KTT G7.
"Kita diundang juga. Karena ini berarti sesuatu kehormatan Indonesia dianggap juga pantas diundang ke G7. Jadi hal-hal ini tidak bisa saya hindari karena semua punya nilai strategis," kata Prabowo.
Pilihan Editor: Prabowo Bakal Melawat ke Luar Negeri Selama Dua Pekan, Termasuk Cina dan AS