Dewan Etik Persepi Ungkap Kronologi Penyelidikan Beda Hasil Survei Pilkada Jakarta antara LSI dan Poltracking

Senin, 4 November 2024 21:00 WIB

Pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur Jakarta Ridwan Kamil - Suswono, Dharma Pongrekun-Kun Wardana Abyoto , dan Pramono Anung-Rano Karno, pada debat pertama peserta Pilkada 2024 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Minggu (6/10/2024). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/aww/aa.

TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Etik Perkumpulan Survei Opini Publik Indonesia atau Persepi telah memeriksa dua lembaga survei yakni Lembaga Survei Indonesia (LSI) dan Poltracking Indonesia ihwal pelaksanaan riset tingkat elektabilitas tiga pasangan calon gubernur di Pilkada Jakarta. Hasil riset kedua lembaga itu mengalami perbedaan signifikan secara statistik.

Ketua Dewan Etik Persepi, Asep Saefuddin mengatakan bahwa tujuan penyelidikan terhadap kedua lembaga survei itu untuk mencari tahu penyebab terjadinya perbedaan hasil survei. Selain itu, penyelidikan dilakukan untuk mengidentifikasi adanya kesalahan serta pelanggaran dalam proses pelaksanaan survei sampai perilisan hasilnya.

LSI dan Poltracking Indonesia diperiksa secara tatap muka dalam waktu yang berbeda. LSI diperiksa pada Senin, 28 Oktober 2024, sedangkan Poltracking Indonesia dipanggil sehari setelahnya.

"Setelah pemeriksaan tatap muka, Dewan Etik meminta kedua lembaga untuk menyampaikan keterangan tambahan secara tertulis yang dikirimkan pada 31 Oktober 2024," kata Asep dalam keterangannya pada Senin, 4 November 2024.

Dari dua pemeriksaan itu, Dewan Etik Persepi kembali meminta keterangan lanjutan dari Poltracking Indonesia lantaran keterangan yang diberikan lembaga survei itu dianggap belum cukup memenuhi standar pemeriksaan. Pemanggilan lanjutan terhadap Poltracking Indonesia dilakukan pada Ahad, 3 November 2024.

Advertising
Advertising

Sebaliknya, Dewan Etik Persepi tak memanggil LSI karena hasil pemeriksaan saat tatap muka dan keterangan tertulis telah memenuhi standar penyelidikan survei. "Lembaga Survei Indonesia telah melakukan survei sesuai dengan SOP survei opini publik," ujarnya.

Asep mengatakan, bahwa metode dan implementasi survei yang dilakukan LSI bisa dianalisis dengan baik. Sementara itu, katanya, Dewan Etik Persepi tidak bisa menilai pelaksanaan survei yang dilakukan Poltracking Indonesia sudah sesuai dengan prosedur yang berlaku atau belum.

Terlebih lagi, ujarnya, survei Poltracking Indonesia tidak memiliki kepastian perihal data yang harus dijadikan dasar penilaian. Selain itu, Asep berujar pihaknya tak bisa memverifikasi kesahihan implementasi metodologi survei opini publik yang dilakukan Poltracking Indonesia.

"Karena adanya perbedaan dari dua data set yang telah dikirimkan," kata Asep.

Saat pemeriksaan pertama secara tatap muka, Poltracking Indonesia disebut tidak mampu menunjukkan data asli 2.000 sampel responden dalam surveinya itu. Dia mengatakan, lembaga survei itu berdalih data aslinya sudah dihapus dari server karena keterbatasan penyimpanan data.

Poltracking Indonesia juga tidak melampirkan raw data asli terhadap 2.000 sampel dalam penyampaian keterangan tertulis. Asep berujar pihaknya sempat bertanya perihal data set asli yang dipakai Poltracking Indonesia, yaitu pada 2 November 2024.

"Namun Poltracking Indonesia juga belum bisa menjelaskan dan menunjukkan data asli raw data 2.000 sampel," ujarnya.

Asep mengatakan, lembaga survei Poltracking Indonesia kembali berdalih data 2.000 sampel itu telah dihapus dari server. Pada 3 November 2024, Dewan Etik menerima raw data dari Poltracking Indonesia, setelah mengklaim data yang terhapus itu berhasil dipulihkan.

Terhadap kedua data itu, kata Asep, Dewan Etik Persepi melakukan perbandingan. "Ditemukan banyaknya perbedaan antara data awal yang diterima sebelum pemeriksaan dan data terakhir yang diterima pada 3 November 2024," ucapnya.

Perbedaan kedua data itu membuat Dewan Etik tidak memiliki cukup bukti untuk menentukan survei yang dilakukan Poltracking Indonesia perihal tingkat elektabilitas di Pilgub Jakarta telah memenuhi prosedur atau belum. Poltracking Indonesia, ujarnya, juga tidak dapat menjelaskan ketidaksesuaian sampel valid sebesar 1.652 dengan 2.000 data sampel yang dirilis ke publik.

"Tidak adanya penjelasan yang memadai membuat Dewan Etik tidak bisa menilai kesahihan data," ucap Asep.

Pilihan Editor: Pramono Respons Kapan Bertemu Anies: Hanya Saya dan Bang Doel yang Tahu

Berita terkait

Kegiatan Paslon Pilkada Jakarta 2024 Usai Hasil Survei Sebut Elektabilitas Mulai Naik-Turun

15 menit lalu

Kegiatan Paslon Pilkada Jakarta 2024 Usai Hasil Survei Sebut Elektabilitas Mulai Naik-Turun

Elektabilitas paslon Pilkada Jakarta 2024 naik turun. Mulai dari Ridwan Kamil-Suswono, Dharma Pongrekun-Kun Wardhan, sampai Pramono Anung-Rano Karno.

Baca Selengkapnya

'Jagoan' PDIP di Pilgub Jakarta dan Jateng Unggul Versi Survei Litbang Kompas

1 jam lalu

'Jagoan' PDIP di Pilgub Jakarta dan Jateng Unggul Versi Survei Litbang Kompas

Survei Litbang Kompas menunjukkan elektabilitas Andika-Hendi dan Pramono-Rano unggul atas rivalnya di Pilkada Jakarta dan Jateng.

Baca Selengkapnya

Survei Litbang Kompas Pilgub Jakarta: RK-Suswono Unggul di Pemilih Generasi Muda, Pramono-Rano di Orang Tua

2 jam lalu

Survei Litbang Kompas Pilgub Jakarta: RK-Suswono Unggul di Pemilih Generasi Muda, Pramono-Rano di Orang Tua

Survei Litbang Kompas juga memetakan latar belakang pemilih berdasarkan tingkat usia.

Baca Selengkapnya

Profil Hanta Yuda, Pendiri dan Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia

2 jam lalu

Profil Hanta Yuda, Pendiri dan Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia

Poltracking mendapat sanksi dari Dewan Etik Persepsi ihwal surveinya tentang tingkat elektabilitas Pilgub Jakarta. Berikut profil pendiri Poltracking.

Baca Selengkapnya

H-22 Pilkada 2024: Respons Ridwan Kamil yang Elektabilitasnya Nyaris Tersusul oleh Pramono Anung

2 jam lalu

H-22 Pilkada 2024: Respons Ridwan Kamil yang Elektabilitasnya Nyaris Tersusul oleh Pramono Anung

Ridwan Kamil angkat bicara soal posisinya dalam hasil survei Pilkada 2024 di DKI Jakarta yang berbalapan dengan Pramono Anung-Rano Karno.

Baca Selengkapnya

Pilkada Jakarta Disebut Berpotensi Dua Putaran, Apa Penyebabnya?

3 jam lalu

Pilkada Jakarta Disebut Berpotensi Dua Putaran, Apa Penyebabnya?

Hasil survei Litbang Kompas menunjukkan paslon Pramono-Rano unggul dari RIDO dan Dharma-Kun di Pilkada Jakarta.

Baca Selengkapnya

Poltracking Putuskan Keluar dari Keanggotaan Persepsi Usai Dikenai Sanksi oleh Dewan Etik

3 jam lalu

Poltracking Putuskan Keluar dari Keanggotaan Persepsi Usai Dikenai Sanksi oleh Dewan Etik

Poltracking mendapat sanksi dari Dewan Etik Persepsi ihwal surveinya tentang tingkat elektabilitas Pilgub Jakarta.

Baca Selengkapnya

Respons Ridwan Kamil setelah Didukung Tokoh Muhammadiyah Din Syamsuddin

3 jam lalu

Respons Ridwan Kamil setelah Didukung Tokoh Muhammadiyah Din Syamsuddin

Tokoh Muhammadiyah Din Syamsuddin menuturkan Ridwan Kamil adalah sosok yang tepat untuk memimpin Jakarta.

Baca Selengkapnya

Survei Litbang Kompas: Elektabilitas Pramono-Rano 38,3 Persen, Unggul Tipis dari Ridwan Kamil-Suswono

3 jam lalu

Survei Litbang Kompas: Elektabilitas Pramono-Rano 38,3 Persen, Unggul Tipis dari Ridwan Kamil-Suswono

Hasil survei Litbang Kompas menunjukkan keunggulan Pramono-Rano unggul dari Ridwan Kamil-Suswono.

Baca Selengkapnya

Respons Poltracking soal Sanksi dari Dewan Etik Persepsi: Tidak Adil dalam Proses Penyelidikan

4 jam lalu

Respons Poltracking soal Sanksi dari Dewan Etik Persepsi: Tidak Adil dalam Proses Penyelidikan

Poltracking Indonesia menilai bahwa keputusan dewan etik Persepsi tidak adil.

Baca Selengkapnya